BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Anak adalah titipan tuhan yang harus kita jaga dan kita didik agar ia
menjadi manusia yang berguna dan tidak menyusahkan siapa saja. Secara umum anak
mempunyai hak dan kesempatan untuk berkembang sesuai potensinya terutama dalam
bidang pendidikan. Namun seringkali kita melihat perkembangan prestasi anak
yang ternyata tergolong memiliki bakat istimewa. Menurut pakar psikologi
pendidikan, Prof. Dr. S.C. Utami Munandar, anak berbakat berbeda dengan anak
pintar. “Bakat berarti punya
potensi. Sedangkan pintar bisa didapat dari tekun mempelajari sesuatu,”
Setiap individu hendaknya mendapat kesempatan dan pelayanan untuk
berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan, kecerdasan, bakat, minatnya,
latar belakang dan lingkungan fisik serta sosial masing-masing siswa maka
kemajuan belajar siswa yang setingkat (sekelas) mungkin tidak sama. Setiap anak
dipercaya memiliki bakat sendiri-sendiri. Namun bakat anak ini tidak bisa
langsung terlihat begitu saja. Karenanya orang tua harus mengenali dan memahami
bakat yang dimiliki anaknya. Dengan memahami bakat anak, akan lebih mudah dan
terarah dalam mengembangkannya.
Di dalam Undang – Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Dasar, Fungsi dan
Tujuan Sistem Pendidikan Nasional, Bab II pasal 3 tertulis : Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Kemudian pada Bab V pasal 12 ayat 1 point b tertulis setiap peserta
didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan
sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
Potensi yang dimaksud di atas bisa diartikan sebagai bakat, maupun
minat siswa. Saat ini banyak remaja maupun dewasa yang tidak tahu akan bakat, maupun
minatnya. Bila mereka tahu akan bakat dan minatnya sejak dini mereka mampu
menjadikan bakat tersebut sebagai kekuatan maka dewasa nanti mereka bisa
menjadi orang yang sukses. Adapun guru sebagai fasiliatator pembelajaran yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan siswa alangkah baiknya dapat mengenali
bakat apa yang dimiliki oleh siswanya. Selanjutnya guru berusaha mengembangkan
bakat yang dimliki oleh anak agar kebanyakan dilema yang terjadi di masyarakat
tidak terjadi lagi.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagimanakah proses berkembangnya bakat anak dan
cara pengukurannya.
1.3 Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Perkembangan Peserta Didik.
2.
Dapat memahami bagaimana cara pengembangan
bakat yang dimiliki anak dan cara pengukurannya.
3.
Untuk mengembangkan bakat yang ada
pada anak sehingga dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi dirinya sendiri.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari makalah ini adalah :
1.
Diharapkan agar dapat memberikan
manfaat berupa pengetahuan tentang pengembangan bakat pada diri anak.
2.
Dapat memahami jenis dan
karakteristik anak berbakat yang dihadapi anak.
BAB II
PENJELASAN KONSEP
2.1 PERKEMBANGAN BAKAT ANAK
2.1.1. PENGERTIAN BAKAT ANAK
Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang
masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan,
pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya kemampuan berbahasa, bermain
musik, melukis, matematika, sosial dan lain-lain. Seseorang yang berbakat musik
misalnya, dengan latihan yang sama dengan orang lain yang tidak berbakat musik,
akan lebih cepat menguasai keterampilan tersebut. Untuk bisa terealisasi bakat
harus ditunjang dengan minat, latihan, pengetahuan, pengalaman agar bakat
tersebut dapat teraktualisasi dengan baik. Sehubungan dengan cara berfungsinya, ada 2 jenis
bakat :
1. Kemampuan pada bidang khusus (talent) misalnya
bakat musik, melukis, dll.
2. Bakat khusus yang dibutuhkan sebagai perantara untuk merealisir kemampuan khusus misalnya bakat melihat ruang (dimensi) dibutuhkan untuk merealisasi kemampuan di bidang arsitek.
2. Bakat khusus yang dibutuhkan sebagai perantara untuk merealisir kemampuan khusus misalnya bakat melihat ruang (dimensi) dibutuhkan untuk merealisasi kemampuan di bidang arsitek.
Bakat bukanlah merupakan trait atau sifat tunggal, melainkan merupakan
sekelompok sifat yang secara bertingkat membentuk bakat. Misalnya dalam bakat
musik terdapat kemampuan membedakan nada, kepekaan akan keserasian suara,
kepekaan akan irama dan nada.
Bakat baru muncul atau teraktualisasi bila ada kesempatan untuk
berkembang atau dikembangkan, sehingga mungkin saja terjadi seseorang tidak
mengetahui dan tidak mengembangkan bakatnya sehingga tetap merupakan kemampuan
yang latent.
2.1.2. MACAM – MACAM BAKAT PADA ANAK
Setiap anak dipercaya memiliki bakat sendiri-sendiri.
Namun bakat anak ini tidak
bisa langsung terlihat begitu saja. Karenanya orang tua harus mengenali dan
memahami bakat yang dimiliki anaknya. Dengan memahami bakat anak, akan lebih
mudah dan terarah dalam mengembangkannya.
Memahami bakat anak merupakan langkah awal
dalam membantu anak meraih masa depannya. Tetapi tahukah kita batasan-batasan
tentang keberbakatan itu sendiri dan apa tantangan yang dihadapai dalam
mengarahkannya? Apakah anak kita benar berbakat di bidang tertentu atau tidak?
Apa yang orang tua dapat lakukan untuk mengenali dan mengembangkan bakat
anaknya. Dan apa yang harus diwaspadai agar usaha yang kita lakukan tidak
berbuah simalakama. Terlalu ngoyo dalam mendorong salah, tidak didorong
pun juga salah. Karena itu penulis mengajak anda untuk menyimak hal-hal yang
mendasar tentang keberbakatan ini.
Beberapa pakar psikologi memberikan
pengertian tentang anak berbakat:
- Tannenbaum memandang keberbakatan dari empat klasifikasi yaitu kelangkaan, keunggulan (mengacu pada sensibilitas serta sensitivitas yang lebih tinggi), kuota (keterbatasan jumlah individu yang memiliki keterampilan) dan anomali.
- Renzulli berpendapat bahwa seseorang bisa dikatakan berbakat jika ia menunjukkan kemampuan diatas rata-rata, melakukan hal-hal yang kreatif dan memiliki tekad dalam melaksanakan tugasnya.
- Damon berpendapat bahwa bakat sangat dibutuhkan untuk berprestasi tinggi. Namun untuk berprestasi tinggi, bakat harus dikembangkan dengan kerja keras, keuletan serta latihan.
Pada dasarnya ketiga pakar tersebut setuju bahwa
untuk mengembangkan bakat seseorang diperlukan pengakuan dan perhatian,
pemberian kesempatan mengembangkan minat, kerja keras, keuletan serta latihan
terus menerus.
Namun ada beberapa tantangan yang dihadapi
dalam mengarahkan bakat ini:
- Sulitnya menemukan atau menentukan bakat mana yang harus dikembangkan atau bakat apa yang sesungguhnya dimiliki oleh anak.
- Setiap individu adalah unik karena itu setiap bakat perlu memperoleh perhatian khusus.
- Perubahan sistem pendidikan. Perubahan yang terlalu sering dapat menghambat proses belajar di lain pihak perubahan yang terlalu lambat akan terlalu banyak menunda perkembangan bakat anak.
- Intervensi sosial (sekolah). Disiplin kelas dan prinsip egalitarian yaitu pemerataan terhadap semua siswa dengan harus mengikuti kegiatan yang sama namun tidak diminati anak.
- Ketidak seimbangan evaluasi. Pandangan umum yang memandang keberbakatan berdasarkan skor IQ. Padahal IQ tidak menggambarkan bakat musik atau bakat olahraga seseorang. Sekolah sering kali menggolongkan anak yang berprestasi sebagai anak yang memperoleh nilai pelajaran yang baik. Akibatnya sekolah kurang memberikan perhatian kepada anak yang memiliki bakat yang tak terukur oleh standar IQ.
Jenis-jenis Bakat dan Kepandaian
Ada banyak sekali pendapat mengenai macam-macam
bakat. Berdasarkan Seorang pakar, bernama Donald
Clifton (Dosen Psikologi di Univ Nebraska) dari Gallup
Organization (2001) telah mengidentifikasi bahwa manusia memiliki 34
Tema Bakat. Semua bakat ini bersifat positif dan mengarah pada tumbuhnya
produktifitas yang unggul. 34 Tema Bakat tersebut adalah :
1. ACHIEVER : Memiliki stamina tinggi dan juga seorang pekerja keras.
Mendapat kepuasan dari kesibukan dan produktivitas.
2. ACTIVATOR : Mampu merealisasikan ide-ide atau gagasan menjadu suatu
tindakan nyata. Cenderung tidak sabar.
3. ADAPTIBILITY : Cenderung bisa mengikuti arus , mampu menjadi orang
masa kini maupun menyiapkan untuk masa mendatang.
4. ANALYTICAL : Cenderung mencari penjelasan dan sebab sesuatu
terjadi. Punya kemampuan mencari tahu faktor-faktor yang mempengaruhi situasi.
5. ARRANGER : Terorganisir, tetapi juga fleksibel. Senang berusaha
memanfaatkan sumber-sumber yang ada agar menghasilkan produktivitas maksimal.
6. BELIEF : Memiliki nilai-nilai atau prinsip yang cenderung menetap,
dalam mencapai tujuan hidupnya.
7. COMMAND
: Mampu mengontrol situasi dan membuat keputusan.
8. COMMUNICATION : Mampu menyampaikan gagasan melalui kalimat yang
mudah dipahami, seorang lawan bicara dan presenter yang baik.
9. COMPETITION : Selalu mengukur kemajuan dirinya dengan performa
orang lain, berusaha menjadi nomor satu.
10. CONNECTEDNESS : Memiliki keyakinan dalam hubungannya dengan segala
hal, meyakini bahwa kebetulan hanya sebagian kecil, setiap kejadian ada
penyebabnya.
11. CONSISTENCY
: Berusaha adil, dengan cara membuat aturan yang jelas.
12. CONTEXT
: Senang memahami kejadian masa kini melalui sejarah.
13. DELIBERATIVE : Sangat berhati-hati dalam
mengambil keputusan atau menentukan pilihan, mengantisipasi kesalahan.
14. DEVELOPER : Mengenali potensi orang lain,
memperhatikan perkembangan walaupun kesil, dan memperoleh kepuasan darinya.
15. DISCIPLINE : Menikmati bekerja dalam struktur dan rutinitas, bekerja
dalam arahan/aturan.
16. EMPATHY : Mampu merasakan perasaan orang lain membayangkan dirinya
berada di posisi orang lain.
17. FOCUS : Bekerja dengan tujuan, melakukan tindakan selama masih dalam
koridor tujuan, membuat prioritas lalu bertindak.
18. FUTURISTIC : Terinspirasi oleh apa yang akan terjadi di masa
mendatang, dan apa yang bisa dilakukan. Menginspirasi orang lain dengan visinya
itu.
19. HARMONY : Mencari konsensus, tidak menyukai konflik, mencari jalan
tengah.
20. IDEATION : Memiliki banyak ide, mampu menghubungkan fenomena yang
berbeda.
21. INCLUDER : Mudah menerima orang lain, menunjukkan kepedulian
terhadap orang yang merasa diasingkan, berusaha mengguyubkan.
22. INDIVIDUALIZATION : Tertarik dengan keunikan masing-masing orang,
mampu melihat bagaimana orang yang berbeda-beda dapat bekerjasama secara
produktif.
23. INPUT : Senang
mengumpulkan dan mencari berbagai informasi
24. INTELLECTION : Memiliki daya intelektualitas tinggi, meminati
diskusi-diskusi intelektual
25. LEARNER : Memiliki keinginan besar untuk belajar dan terus melakukan
perbaikan.
26. MAXIMIZER : Cenderung fokus pada kekuatan untuk mendorong orang
ataupun kelompok lebih maksimal, berusaha merubah sesuatu yang kuat menjadi
super.
27. POSITIVITY : Antusias, mampu membuat orang lain tertarik dengan apa
dilakukannya.
28. RELATOR : Menikmati hubungan dekat dengan orang lain, mendapat
kepuasan mendalam dengan bekerja keras bersama teman dalam mencapai tujuan.
29. RESPONSIBILITY : Merasa apa yang dikatakan adalah apa yang akan
dilakukannya, komitemen pada nilai-nilai seperti kejujuran dan kesetiaan.
30. RESTORATIVE : Cakap dalam mencari tahu penyebab masalah dan berusaha
menyelesaikannya.
31. SELF-ASSURANCE : Percaya diri pada kemampuannya dalam mengatur
hidupnya sendiri,yakin bahwa ia telah membuat keputusan yang tepat.
32. SIGNIFICANCE : Ingin menjadi orang yang penting di mata orang lain,
cenderung mandiri, dan ingin dikenal.
33. STRATEGIC : Membuat solusi alternatif atau antisipasi, dapat dengan
cepat mengetahui hubungan dan isu-isu yang relevan.
34. WOO : Senang berhadapan dengan orang-orang, dan menjadi pusat
perhatian. Memperoleh kepuasan dari memulai hubungan dengan orang lain.
Ternyata ada banyak sekali macam bakat yang ada,
namun setelah penulis teliti ternyata seluruh bakat tersebut bila
disederhanakan kembali ada kaitannya dengan 7 kecerdasan.
Hal ini pun didukung oleh pendapat Gardner,
masing-masing dari kita memiliki sebuah kombinasi dari 7 kecerdasan. Setiap
orang mempunyai kekuatan relatif dari tiap kecerdasan di atas sedemikian rupa
sehingga orang tersebut cenderung menentukan pilihan aktifitas apapun yang dia
sukai tanpa keterpaksaan. Kita menyebutnya sebagai bakat.
Lalu apa saja yang termasuk 7 kecerdasan itu. Di
dalam buku Frames of Mind yang terbit tahun 1983, seorang psikolog bernama
Howard Gardner menyimpulkan hasil risetnya yang mengatakan bahwa sedikitnya ada
tujuh jenis kecerdasan :
1. Kecerdasan linguistik, berkaitan dengan kemampuan bahasa dan
penggunaannya. Orang-orang
yang berbakat dalam bidang ini senang bermain-main dengan bahasa, gemar membaca
dan menulis, tertarik dengan suara, arti dan narasi. Mereka seringkali pengeja
yang baik dan mudah mengingat tanggal, tempat dan nama.
2. Kecerdasan musikal, berkaitan dengan musik, melodi, ritme dan nada.
Orang-orang ini pintar membuat musik sendiri dan juga sensitif terhadap musik
dan melodi. Sebagian bisa berkonsentrasi lebih baik jika musik diperdengarkan;
banyak dari mereka seringkali menyanyi atau bersenandung sendiri atau mencipta
lagu serta musik.
3. Kecerdasan logis-matematis, berhubungan dengan pola, rumus-rumus,
angka-angka dan logika. Orang-orang ini cenderung pintar dalam teka-teki,
gambar, aritmatika, dan memecahkan masalah matematika; mereka seringkali
menyukai komputer dan pemrograman.
4. Kecerdasan spasial, berhubungan dengan bentuk, lokasi dan
mebayangkan hubungan di antaranya. Orang-orang ini biasanya menyukai
perancangan dan bangunan, disamping pintar membaca peta, diagram dan bagan.
5. Kecerdasan tubuh-kinestetik, berhubungan dengan pergerakan dan
ketrampilan olah tubuh. Orang-orang ini adalah para penari dan aktor, para
pengrajin dan atlet. Mereka memiliki bakat mekanik tubuh dan pintar meniru
mimik serta sulit untuk duduk diam.
6. Kecerdasan interpersonal, berhubungan dengan kemampuan untuk bisa
mengerti dan menghadapi perasaan orang lain. Orang-orang ini seringkali ahli
berkomunikasi dan pintar mengorganisasi, serta sangat sosial. Mereka biasanya
baik dalam memahami perasaan dan motif orang lain.
7. Kecerdasan intrapersonal, berhubungan dengan mengerti diri sendiri.
Orang-orang ini seringkali mandiri dan senang menekuni aktifitas sendirian.
Mereka cenderung percaya diri dan punya pendapat, dan memilih pekerjaan dimana
mereka bisa memiliki kendali terhadap cara mereka menghabiskan waktu.
2.1.3. CIRI
– CIRI BAKAT PADA ANAK
Banyak yang mengeluh mengalami kesulitan ketika
menentukan bakat mana yang harus dikembangkan atau bakat apa yang sesungguhnya
dimiliki oleh anak. Untuk mengembangkan bakat seseorang kita harus tahu
terlebih dahulu, ciri – ciri bakat yang dimiliki anak tersebut. Dengan
mengetahui ciri – ciri bakat pada anak sebagai guru, kita akan lebih mudah
untuk menilai bakat mana yang patut dikembangkan oleh anak. Hal inipun
berfungsi untuk menghidari agar tidak terjadi salah praduga terhadap bakat
anak. Adapun ciri – cirinya adalah sebagai berikut :
a. Tidak merasa terpaksa untuk melakukan
suatu hal bahkan lebih cenderung untuk senang melakukannya dan ada perasaan
bahagia yang terpancar ketika melakukan, melihat atau bahkan hanya dengan
mendengarnya saja
b. Anak mampu berkonsentrasi terhadap hal
tersebut, dan cenderung tekun.
c. Mempunyai rasa ingin tahu yang besar
terhadap hal tersebut.
d. Anak sudah mahir terhadap hal tersebut
meski dia belum mendapatkan pelajaran khusus dari sekolah maupun dari rumah
e. Setelah diberi pelajaran khusus, anak
tersebut dapat dengan mudah menguasainya atau mudah menangkap apa yang
diajarkan padanya tentang hal tersebut.
2.1.4. PENGEMBANGAN BAKAT PADA ANAK
Banyak orang yang kurang memperhatikan bakat yang
ada pada dirinya, padahal bakat merupakan modal yang sangat penting untuk sang
anak ketika beranjak dewasa nanti. Ahli psikologi Abraham Maslow menemukan
bahwa bakat yang terlahir dalam diri seseorang pada suatu saat akan timbul
sebagai suatu kebutuhan, dan perlu mendapatkan perhatian serius.
Karena itulah, bakat perlu perhatian serius dan
jangan dianggap remeh. Bila bakat seorang anak diperhatikan dengan serius, akan
sangat baik demi kemajuan masa depannya. Apalagi bila si anak sudah dibimbing
pengembangan bakatnya sejak kecil. Sebagai guru yang bertanggung jawab untuk
perkembangan bakat sang anak. Guru harus mengetahui hal apa saja yang perlu
diperhatikan untuk pengembangan bakat anak. Berikut ini adalah beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam pengembangan bakat sang anak :
1.
Perhatian
Setiap individu adalah unik karena itu
setiap bakat perlu memperoleh perhatian khusus. Sistem pendidikan yang
menggunakan pola penyeragaman kurang baik untuk digunakan. Cernatilah berbagai
kelebihan, ketrampilan dan kemampuan yang tampak menonjol pada anak.
2.
Motivasi
Bantu anak dalam meyakini dan fokus pada
kelebihan dirinya agar anak lebih percaya diri. Dan tanamkanlah rasa optimis
kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya
3.
Dukungan
Dukungan sangat penting bagi anak, selalu
beri dukungan terhadap mereka dan yakinkan mereka untuk tekun, ulet dan latihan
terus menerus. Selain itu dukunglah anak untuk mengatasi berbagai kesulitan dan
hambatan dalam mengembangkan bakatnya.
4.
Pengetahuan
Perkaya anak dengan berbagai wawasan,
pengetahuan, serta pengalaman di bidang tersebut
5.
Latihan
Latihan terus menerus sangat baik untung
perkembangan bakat anak agar bakat yang dipunya oleh anak lebih matang.
Alangkah baiknya bila anak diikutsertakan dengan ekstra kurikuler atau beri
kegiatan yang lebih agar anak bisa terus latihan dengan bakatnya tersebut.
6.
Penghargaan
Berikan penghargaan dan pujian untuk
setiap usaha yang dilakukan anak.
7.
Sarana
Sediakan fasilitas atau sarana yang
menunjang dengan bakat anak.
8.
Lingkungan
Lingkungan juga ikut mempengaruhi
perkembangan bakat anak. Karena itu usahakan anak selalu dekat dengan
lingkungan yang mendukung bakat anak
9.
Kerjasama
Kerja sama antara orang tua, guru maupun
anak sangat diperlukan mengingat waktu anak di sekolah hanya sedikit dan waktu
yang anak luangkan di rumah lebih banyak
10.
Teladan
yang baik
Mengingat sikap anak yang selalu meniru,
maka teladan yang baik sangat diperlukan. Misalnya kenalkan anak pada sosok
Taufik Hidayat bila anak berbakat dalam bidang bulu tangkis, Utut Adianto bila
anak berbakat dalam bidang catur dan sebagaiannya.
Peran Sekolah dan
Keluarga
Sekolah merupakan salah satu lembaga
sosial yang diharapkan dapat membantu anak-anak mencapai prestasi pendidikan
yang baik. Namun disamping sekolah orang tua memiliki peran yang sangat berarti
dalam mengembangkan bakat anak. Dipercaya bahwa adanya peran pengasuhan yang
baik cenderung membuka peluang lebih besar bagi anak-anak untuk mengembangkan
bakatnya sesuai dengan minat anak. Peran pola asuh keluarga yang dilandasi
kasih sayang, dan disertai pemberian stimulasi (perangsangan) yang cukup dan
sesuai dipercaya dapat melahirkan anak-anak yang berbakat.
Kerja sama antara sekolah dan orang tua sangat dibutuhkan. Para orang tua bagi
anak-anak yang berprestasi tinggi memberikan pola asuh yang baik disertai
kehangatan, selanjutnya para guru memberikan pelatihan yang baik.
Apa yang orang tua bisa
lakukkan di rumah:
- Patoklah prestasi akademis yang tinggi namun realistis buat anak.
- Tanamkanlah rasa optimis kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya.
- Bicara dan bermain dengan anak, untuk meningkatkan kemampuan komunikasi.
- Berceritalah mengenai berbagai peristiwa yang sedang terjadi, apa saja yang terjadi di lingkungan sekitar. Saat berbicara mengenai rutinitas harian Anda, jelaskan apa yang Anda lakukan dan mengapa. Doronglah anak untuk bertanya untuk Anda jawab, atau bisa juga bantu dia untuk menjawabnya sendiri.
- Perhatikan apa yang mereka suka lakukan, seperti hobi menggambar, melukis, atau menggunakan angka-angka. Bantu mereka mengembangkan kesukaan itu, dan cari tahu bagaimana mereka bisa mengikuti lomba di lingkungan sekitar atau di tingkat kota.
- Bawa anak ke tempat-tempat dimana mereka bisa mempelajari hal baru, seperti pentas musik, museum atau galeri seni.
- Cari anggota keluarga yang bisa menjadi mentor membantu anak mengembangkan bakat mereka.
2.2 CARA PENGUKURAN PERKEMBANGAN BAKAT ANAK
Menurut beberapa para ahli tes bakat itu dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. F.S.
Freeman : Tes bakat adalah tes yang dirancang untuk mengukur kemampuan
potensial seseorang dalam suatu jenis kegiatan yang khusus dan dalam kisaran
terbatas (1976).
2. R.S.
Chouhan : Tes bakat dapat didefinisikan sebagai suatu tes yang mengukur
kemampuan potensi seseorang dalam suatu aktivitas dari jenis yang khusus dan
dalam kisaran terbatas (1979).
3. KI
Fudyartanta : Tes Bakat adalah tes standar yang dirancang untuk mengukur
kemampuan khusus yang istimewa (menonjol) pada seseorang (yang biasa disebut
bakat). Tes bakat yang telah distandar disini dapat dipakai untuk mendiagnosa
kemapuan seseorang pada bidang-bidang tertentu.
Dari pendapat-pendapat diatas, dapat di simpulkan bahwa tes bakat
adalah tes yang mengungkap bakat seseorang, yang juga merupakan kemampuan
intelegensi khusus. Dengan mengetahui bakat seseorang, maka proses pendidikan
dapat diarahkan pada bidang-bidang yang sesuai, sehingga akan lebih mudah
mencapai hasil. Adapun tujuan diadakannya tes bakat ini adalah:
1. Untuk
mengukur bakat atau kemampuan yang mungkin telah dikembangkan atau masih
terpendam dan tidak dipergunakan.
2. Dapat
membantu seseorang untuk mengerti sesuatu yang mungkin dapat atau tidak dapat
berhasil dikerjakannya.
Untuk
mengetahui bakat seorang anak secara pasti dapat dilakukan dengan menggunakan tes
bakat. Beberapa yang sudah dikenal antara lain :
1.
Tes Bakat DAT (Diffrential
Aptitude Test)
Differential Aptitude Test (DAT), dikembangkan pada tahun 1947 oleh
tokoh G. Bennet, H.G Seashore, A. G. Wesman dari Amerika dengan memandukan
prosedur ilmiah dan prosedur pembakuan untuk mengungkap kemampuan (ability)
pria dan wanita pada para siswa kelas IX SMP sampai dengan siswa kelas XII
SMA/SMK untuk tujuan bimbingan kependidikan dan bimbingan karir. Tes ini juga
digunakan dalam konseling pendidikan dan konseling karir bagi para remaja yang
telah menyelesaikan pendidikannya di sekolah dan dalam penyaringan tenaga
kerja. Tes ini juga dirancang untuk memenuhi keperluan para konselor dalam
membantu memberikan layanan bimbingan dan konseling dan bagi para psikolog
dalam membantu kliennya. Melalui tes ini dapat diukur berbagai aspek kemampuan
seseorang, yaitu :
a.
Kemampuan verbal (Bahasa)
b.
Kemampuan berhitung (Matematika)
c.
Berpikir abstrak
d.
Hubungan ruang
e.
Kemampuan mekanis
f.
Kecepatan dan Ketelitian
Setelah para siswa memahami bakat-bakat yang
dimilikinya berdasarkan profil hasil pengukuran tes bakat pembedaan yang
diberikan kepada para siswa, maka secara langsung berperang sebagai bahan
informasi yang bermakna dan akurat kepada siswa terutama dalam membantu mereka
mengambil jenis-jenis keputusan yang bersangkut pautan dengan pemilihan program
(jurusan) di SMA memilih studi lanjutan setelah tamat sekolah, serta
karir-karir yang perlu dipertimbangkan untuk menyongsong masa depan yang lebih
cerah.
Bagi sekolah, skors tes bakat pembedaan ini
akan bermakna terutama untuk membantu menentukan siswa-siswa manakah yang cocok
untuk ditempatkan dalam program-program atau kegiatan ekstrakurikuler tertentu.
2.
Tes Bakat GATB (General Apility
Test Bateray)
The
General Aptitude Test Battery (GATB) dikembangkan dalam tahun 1940 oleh united
state employment service untuk memenuhi kebutuhan tes yang bisa dipergunakan
untuk berbagai tujuan. Tes ini adalah hasil dari penelitian yang dilaksanakan
beberapa tahun dalam karakteristik pekerja dan pengembangan tes. Tes bakat ini
meliputi :
a.
Kemampuan verbal
b.
Penguasaan bilangan
c.
Penguasaan ruang
d.
Pegamatan bentuk
e.
Pengenalan tulisan dan
f.
Koordinasi gerak
Hasil-hasil tes GATB bermanfaat dalam
bermacam-macam hal untuk membantu koselor (guru pembimbing) dalam memberikan
bantuan terhadap klien, terutama untuk:
a. Pemahaman diri klien yang lebih mendalam dalam hubungannya dengan
kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan bakat-bakatnya.
b. Menentukan di mana klien berada, yang berhubungan dengan
bakat-bakatnya, dalam berhubungan dengan orang lainnya dalam angkatan kerja.
c. Menentukan potensi bakat klien untuk jabatan khusus.
d. Menentukan potensi bakat-bakat klien untuk mengelompokkan jabatan.
e. Menentukan potensi bakat klien dalam pendidikan dan pelatihan tertentu.
.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Simpulan
Bakat
adalah kemampuan terhadap sesuatu yang menunjukkan kemampuan di atas rata –
rata yang telah ada pada diri kita secara alamiah dan perlu dilatih untuk
mencapai hasil yang maksimal.
Adapun
bakat yang dimiliki anak meliputi bakat linguistic, bakat musical, bakat logis
– matematis, bakat spasial, bakat kinestetik, bakat interpersonal dan bakat
intrapersonal. Ciri – ciri anak yang berbakat pada suatu hal adalah senang
melakukan hal tersebut, berkonsentrasi, rasa ingin tahu yang sudah besar,
memiliki kemampuan yang lebih pada bidang itu.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan bakat sang anak yaitu
perhatian, motivasi, dukungan, pengetahuan, latihan, penghargaan, sarana,
lingkungan, kerjasama, teladan yang baik
DAFTAR PUSTAKA
Dalyono Drs. M. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. 2010.
Yusuf L.N Syamsu,Sugandhi Nani M. Perkembangan Peserta Didik. PT Raja Grafindo
Persada. 2011.
http://arihdyacaesar.wordpress.com/2010/01/13/resume-bakat-konsep-indikator-pengukuran/
http://kherryswork.blogspot.com/2011/11/macam-macam-bakat-anak-dan-tips-untuk.html
http://mira-seplita.blogspot.com/2011/12/tes-bakat.html
http://www.yahyapramana.com/mau-tahu-apa-bakat-kita.html
http://adehi-infotion.blogspot.com/2010/04/34-tema-bakat-manusia.html
0 comments:
Post a Comment