PENGARUH EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluchea indica) DALAM MENGATASI BAU MULUT (Halitosis) PADA WARGA DI BANJAR SARESEDA TAMPAKSIRING
RINGKASAN
Salah
satu permasalahan masyarakat sekitar pura mangening yaitu bau mulut (halitosis) adalah bau nafas yang tidak enak,
tidak menyenangkan dan menusuk hidung.Pada banyak kasus, umumnya bau mulut
dapat diatasi dengan menjaga kebersihan rongga mulut.
Kondisi mulut yang dapat memicu terjadinya bau mulut
adalah kurangnya flow saliva, berhentinya aliran saliva, meningkatnya gram
bakteri anaerob, meningkatnya jumlah protein makanan, pH rongga mulut yang
lebih bersifat alkali dan meningkatnya jumlah sel-sel mati dan sel epitel
nekrotik di dalam mulut. Pengobatan secara kimia
seringkali memiliki efek samping, oleh karena itu di Asia pengobatan herbal
masih marak dan populer digunakan, keampuhan pengobatan herbal telah banyak
dibuktikan melalui berbagai pengalaman.
Daun beluntas memeiliki anti bacterial yang dapat membasmi baakteri sehingga efektif
dalam mengatasi baumulut dan menjaga kesehatan rongga mulut.
Daun beluntas mengandung air,
karbohidrat, magnesium, serat, steroid, vitamin, alkoloid, flavonoid, saponin,
asid chlorogenik, natrium, kalium, aluminium, kalsium, etanol, alkohol benzil, asetat
benzil, eugenot, kamfor, kardinol, linalool, pinen-alkaloid, dan minyak pati. Kandungan etanol dari daun
beluntas, dapat menjadi anti bacterial untuk mengatasi
bakteri yang mengakibatkan halitosis di dalam mulut dan juga dapat menjaga
kesehatan gigi dan gusi. Ekstrak beluntas diperoleh dengan cara merebus
beberapa helai daun beluntas kemudian menyaring partikel-partikel besar,agar
dapat memperoleh ekstrak beluntas yang jernih dan memudahkan dalam proses
berkumur.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dijaman yang modern ini esthetic sangat penting
,dimana kita selalu berorientasi dengan orang lain, bagaimana jika saat
berbicara ada yang mengganggu suasana pembicaraan salah satunya adalah bau
mulut. Bau mulut atau yang biasa dikalangan medis dikenal
dengan halitosis ini adalah suatu keadaan yang berhubungan dengan bau. halitosis mempunyai
sumber di dalam rongga mulut maupun
luar rongga mulut, yang dipengaruhi oleh aspek mikrobiologis berbagai
deposit yang umumnya berada di permukaan lidah dalam rongga mulut.
Halitosis dapat menyebabkan
seseorang malu, bicara tidak bebas, tidak ada rasa percaya diri
dan lain-lain. Halitosis merupakan
suatu masalah yang dapat dicegah dengan merawat kebersihan dalam rongga mulut dan dengan melalui perawatan sumber-sumber penyebab di dalam rongga mulut yang dapat
secara efektif memecahkan masalah-masalah nafas tidak sedap.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menghilangkan halitosis yaitu dengan cara menggunaka obat-obatan
tradisional yang dapat di jumpai di sekeliling kita.
Salah satunya adalah daun beluntas,dimana daun
beluntas dapat mengatasi halitosis karena mengandung antiseptic.
Beluntas merupakan tumbuhan semak yang bercabang banyak, berusuk halus, dan
berbulu lembut. Umumnya tumbuhan ini ditanam sebagai tanaman pagar atau bahkan
tumbuh liar, tingginya bisa mencapai 3
meter apabila tidak dipangkas, sehingga seringkali ditanam sebagai pagar
pekarangan.tanaman ini mempunya banyak khasiat. oleh karena itu penulis mencoba
membuat penelitian untuk memperoleh kebenaran akan khasiat dari daun beluntas
tersebut.
Berdasarkan
latar belakang di atas, peneliti ingin mengetahui apakah daun beluntas dapat digunakan untuk
mengatasi halitosis sebagai alternatif dari obat kumur.
B. Rumusan masalah
Bedasarakan latar belakang
di atas di peroleh rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah
daun beluntas (Pluchea indica)
berpengaruh untuk mengurangi bau mulut
C. Tujuan penelitian
1.
Tujuan dari
penelitian ini adalah :
Untuk
mengetahui pengaruh dari dau beluntas dalam mengatasi halitosis
2.
Untuk memberikan
pengetahuan kepada masyarakat tentang alternatif baru mengenai menurunkan bau
mulut.
D. Urgensi penelitian
Penelitian
ini sangat penting karena bau mulut sangat memepengaruhi psikis seseorang.
E. Luaran yang diharapkan
Hasil
dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan pembuatan obat kumur.
F. Manfaat penelitian
1.
Adapun manfaat dari
penulisan proposal ini adalah:
Dapat mengetahui manfaat dari daun beluntas untuk mengatasi bau mulut.
Dapat mengetahui manfaat dari daun beluntas untuk mengatasi bau mulut.
2.
Daun beluntas
dapat digunakan sebagai jalur alternatif dari obat kumur.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Halitosis
1.
Definisi Halitosis
Bau
mulut (halitosis) adalah bau nafas yang tidak enak, tidak menyenangkan dan
menusuk hidung.Pada banyak kasus, umumnya bau mulut dapat diatasi dengan
menjaga kebersihan rongga mulut anda (Kusumawardani,2011).
Bau
mulut dapat dialami oleh siapa saja namun, pada beberapa orang yang mengalami
halitosis dapat sama sekali tidak menyadari atau memperdulikannya. Persepsi
mengenai suatu bau yang tercium adalah sangat
berbeda antara individu antara yang satu dengan yang lainnya. Seseorang
sering kali tidak dapat merasakan baunya sendiri karena sudah terbiasa, seperti
halitosis, hal ini dapat terjadi karena adanya efek yang dikenal sebagai
adaptasi, dengan kata lai karena bau tersebut ada dan terpapar terus menerus
sehingga syaraf olfactorius menjadi beradaptasi sehingga tidak disadari lagi
adanya bau mulut tersebut (Djaya, 2000).
Halitosis adalah suatu
istilah umum yang digunakan untuk menerangkan bau yang tidak disukai sewaktu
terhembus di udara, tanpa melihat substansi tersebut berasal oral maupun
non-oral (Herawati).
2.
Etiologi halitosis
Kondisi
mulut yang dapat memicu terjadinya bau mulut adalah kurangnya flow saliva,
berhentinya aliran saliva, meningkatnya gram bakteri anaerob, meningkatnya
jumlah protein makanan, pH rongga mulut yang lebih bersifat alkali dan
meningkatnya jumlah sel-sel mati dan sel epitel nekrotik di dalam mulut.
Walaupun penyebab halitosis belum diketahui sepenuhnya, sebagian besar penyebab
yang diketahui berasal dari sisa makanan yang tertinggal di dalam rongga
mulutyang diproses oleh flora normal rongga mulut. Beberapa faktor di dalam
rongga mulut perlub di perhatikan khusus karenan mempunyai peranan serta
pengaruh yang besar terhadap timbulnya halitosis pada seseorang, diantaranya
adalah saliva, lidah, ruang interdental dan gigi (Widagdo, 2007).
Saliva mempunyai peranan penting terhadap terjadinya
halitosis, hal ini terjadi karena adanya aktifitas pembusukan oleh bakteri
yaitu adanya regenerasi protein menjadi asam-asam amino oleh micro organisme,
sehingga menghasilkan VSCs yangb mudah menguap dan bertanggung jawab atas
terjadinyab halitosis. Volatile
sulfur compounds (VSCs) merupakan suatu senyawa sulfur yang mudah menguap, yang
merupakan hasil produksi dari aktifitas bakteri anaerob di dalam mulut berupa
senyawa berbau tidak sedap dan mudah menguap sehingga menimbulkan bau yang
mudah tercium oleh orang disekitarnya (Widagdo 2007).
3.
Alat ukur halitosis
Halimeter adalah sebuah monitor
pertable sulfida digunakan untuk menguji tingkat emisi sulfur di udara mulut.
Ketika digunakan dengan benar, perangkat ini dapat sangat efektif dalam
menentukan tingkat bakteri yang menghasilkan VSC tertentu. Namun, ia memiliki
kekurangan dalam aplikasi klinis. Sebagai contoh, sulfida umum lainnya tidak
dicatat dengan mudah dan dapat salah diartikan dalam hasil tes. Makanan
tertentu seperti bawang putih dan bawang merah memproduksi sulfur dalam napas
selama 48 jam dan dapat menghasilkan pembacaan yang salah. Halimeter juga
sangat sensitif terhadap alkohol, sehingga harus menghindari minuman beralkohol
atau menggunakan obat kumur yang mengandung alkohol paling sedikit 12 jam
sebelum dites. Mesin analog ini kehilangan sensitivitas dan memerlukan
kalibrasi ulang secara berkala dari waktu ke waktu untuk tetap akurat .
4.
Penyebab Halitosis
Jika bau nafas
yang sebelumnya normal berubah menjadi halitosis, maka penyebabnya adalah Makanan
(misalanya bawang mentah,bawang putih, kol),
Vitamin (terutama dalam dosis tinggi),
Kebersihan gigi yang buruk,
Gigi karies, Merokok, Alkohol, Infeksi tenggorokan,
Sinusitis, Infeksi paru-paru,
Penyakit gusi (gingivitis,gingivostomatitis),
bateri, Abses gigi, Impaksi gigi, Benda asing di hidung (pada anak-anak),
Obat-obatan (praldehid, triamteren, dan obat bius yang
di hirup, suntikan insulin). Gejalanya : Bau nafas tercium tidak enak tidak menyenangkan atau menusuk
hidung (Kusumawardani,2011).
B. Daun beluntas
Beluntas (Pluchea indica) ialah
pokok renek herbal
sederhana besar yang boleh meninggi sehingga 2 m. Batang separa berkayu ini
terdapat banyak cabang dan mudah bertunas, diselaputi bulu-bulu halus. Daun
tunggal, sederhana besar, sedikit berisi, tirus panjang, tepi bergerigi kasar
bergelombang, berwarna hijau terang, pucuk muda berwarna kuning, permukaan
berkilat, tangkai pendek dan berbau. Bunga majmuk, bersaiz kecil, putih atau
keungguan, terdapat dalam jambak bunga di hujung dahan. Buah atau biji berwarna
putih, halus, banyak rerambut halus berfungsi memudahkannya melayang ditiup
angin.penanaman tumbuhan ini biasanya
yang sesuai di kawasan yang
menerima cahaya matahari penuh atau separa penuh di bawah naungan.
Daun
beluntas mengandung air,
karbohidrat, magnesium, serat, steroid, vitamin, alkoloid, flavonoid, saponin,
asid chlorogenik, natrium, kalium, aluminium, kalsium, etanol, alkohol benzil, asetat
benzil, eugenot, kamfor, kardinol, linalool, pinen-alkaloid, dan minyak
pati.Beluntas boleh dimakan bagi merawat penyakit keputihan bagi wanita,
disentri, haid tidak menentu, nafas berbau
atau halitosis, peluh berbau, badan berbau, sakit urat
pinggang, sengal-sengal, sakit sendi (reumatisme), sakit otot, dan ulser. Ia
juga boleh dimakan untuk awet muda dan bagi orang yang kurang berpeluh.Daun beluntas memeiliki anti bacterial yang dapat
membasmi baakteri sehingga efektif dalam mengatasi bau
mulut dan menjaga kesehatan rongga mulut.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Luaran
Berupa
bahan kumur berbentuk cairan
B. Rancangan penelitian
Rancangan penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
experimental semu dengan pre dan post test design.
C. Identifikasi variabel
variabel independent : Penggunaan daun
beluntas
variabel dependent : Mengatasi halitosis
D. Subyek penelitian
Subyek dalam penelitian adalah Masyarakat Banjar
Seraseda Tampak siring. Sampel diambil
sebanyak 50 orang yang sedang menderita bau mulut, dimana setiaap orang mendapat dua kali pengujian
sebelum dan sesudah.
E. Teknik pengambilan sampel
Dalam pengambilan sampel digunakan tehnik purposive
random sampling dengan kriteria sampel menderita halitosis.
F. Instrumen penelitian
Jadi
untuk mengukur tingkat halitosis digunakan alat ukur HALIMETER.
G. Alat dan bahan
Alat : Gelas,
Masker,
Hand scone,
Formulir penelitian
Bahan : Daun beluntas, Air
putih
H. Prosedur penelitian
a) Sebelum melakukan penelitian,sampel diminta untuk mengisi
dan menandatangani formulir untuk kesediaan menjadi sampel dalam penelitian
ini.
b) Sampel sebanyak 50 orang mendapat dua kali pengujian,
Pengujian pertama yaitu tidak berkumur dengan apapun kemudian di beri perlakuan
berkumur dengan ekstrak daun beluntas sebagai uji.
c) Pada tahap pertama, sampel berjumlah 50 orang akan di
ukur tingkat bau mulut (halitosisnya) , kemudian hasil dari pengukuran tersebut di catat
dalam formulir penelitian.
d) Pada tahap kedua, sampel berjumlah 50 orang akan
diberi perlakuan yaitu diminta berkumur dengan ekstrak daun beluntas.
e) Setelah berkumur dengan ekstrak daun brluntas kurang
lebih selama 30 detik, kemudian ditunggu selama 1 jam sebelum di ukur kembali
tingkat halitosisnya.
f) Setelah 1 jam di ukur kembali tingkat halitosisnya
kemudian hasilnya dicatat dalam formulir penelitian.
I. Analisis data
Data yang di peroleh kemudian di
analisis menggunakan uji paired T-test.
J. Cara penafsiran
Daun
beluntas atau (Pluchea indica) merupakan
salah satu tanaman yang dapat
digunakan untuk mengatasi bau mulut (halitosis). Kandungan etanol dari daun
beluntas, dapat menjadi anti bacterial untuk mengatasi
bakteri yang mengakibatkan halitosis di dalam mulut dan juga dapat menjaga
kesehatan gigi dan gusi. Ekstrak beluntas diperoleh dengan cara merebus beberapa
helai daun beluntas kemudian menyaring partikel-partikel besar,agar dapat
memperoleh ekstrak beluntas yang jernih dan memudahkan dalam proses berkumur.
Halitosis
merupakan suatu keadaan dimana
bau mulut tidak sedap yang berasal
dalam rongga mulut ketika seseorang menghembuskan
nafasnya. Halitosis dapat diakibatkan
oleh bakteri yang berada
pada rongga mulut akibat sisa – sisa makanan ataupun penyakit pada rongga mulut
seperti karies maupun
gingivitis.
Sehingga diharapkan kadungan etanol dari daun beluntas dapat
mengatasi bakteri dari penyebab bau mulut.
BAB IV
A. Anggaran biaya
No.
|
Jenis Pengeluaran
|
Biaya (Rp)
|
1
|
Peralatan Penunjang (25%)
|
|
a. Breath checker/halimeter
|
1,000,000
|
|
b. Kompor gas
|
500,000
|
|
c. Gelas kumur
|
100,000
|
|
d. Sewa Kamera Digital
|
300,000
|
|
2
|
Bahan Habis Pakai (40%)
|
|
a. Pembuatan proposal
|
75,000
|
|
b. Tanaman Obat (50)
|
600,000
|
|
c. Aqua gelas 2 dus
|
60,000
|
|
d. Aqua galon
|
70,000
|
|
e. Pembuatan Angket
|
100,000
|
|
3
|
Perjalanan (25%)
|
|
a. Survey Lokasi (1 x)
|
100,000
|
|
b. Transportasi pemantauan (4x)
|
400,000
|
|
4
|
Lain-lain (10%)
|
|
a. Administrasi
|
350,000
|
|
b. Biaya komunikasi (Pulsa)
|
300,000
|
|
c. Pembuatan laporan
|
200,000
|
|
d. Biaya monev
|
250,000
|
|
e. Pengiriman laporan akhir
|
250,000
|
|
Jumlah
|
4,655,000
|
|
Biaya tak terduga 10%
|
|
465,500
|
Total
|
5,120,500
|
B. Jadwal kegiatan
No.
|
Jenis Kegiatan
|
Waktu Kegiatan
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
1
|
Observasi dan penentuan lokasi PKM-P
|
|
|
|
|
|
2
|
Pengajuan proposal PKM-P
|
|
|
|
|
|
3
|
Persiapan alat dan bahan
|
|
|
|
|
|
4
|
Penulisan draft & laporan akhir
|
|
|
|
|
|
5
|
Pengiriman laporan akhir ke Dikti
|
|
|
|
|
|
Catatan : dalam bentuk bulan
DAFTAR PUSTAKA
Kusumawardani,
Endah. 2011, Buruknya Kesehatan Gigi dan Mulut Memicu Penyakit Diabetes,Stroke
dan Jantung, SIKLUS.,Yogyakarta.
Djaya, Agus.2000, Halitosis (nafas tak sedap),
PT.Dental Lintas Mediatama., Jakarta
Widagdo,Yanuaris.Volatile
sulfur sebagai penyebab halitosis.Interdental 2007;5(3):125-126.
http://medicastore.com/penyakit/486/Bau_Mulut_Halitosis.html
diakses 25 agustus 2014
http://dwikarie.wordpress.com/2012/01/14/makalah-halitosis/.doc
diakses 25 agustus 2014
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/6.%20daun%20beluntas(beres).doc
diakses 26 agustus 2014
http://ms.m.wikipedia.org/wiki/pokok_beluntas diakses 30 agustus 2014
Good
ReplyDeleteterimakasih gan lumayan membantu
ReplyDeletepajak
Dapatkan Permainan Sportsbook Terbesar dan Terlengkap Bersama Winning303..
ReplyDeleteSBOSports - iSports - CSports - OSports
Dapatkan pertandingan paling update di dalamnya...
Winning303 juga menyediakan permainan lain dengan 1 ID...
1. Live Casino
2. Poker
3. Slot Online
4. Lottery/Togel
5. Sabung Ayam
Hubungi Kami di :
Customer Service 24 Jam
WA: +6287785425244