PERKEMBANGAN BAKAT ANAK DAN CARA
PENGUKURANNYA
OLEH :
I
WAYAN AGUS PERMADI
|
(0947)
|
MADE
MANIK SUGIARTA
|
(0956)
|
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat
rahmat-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul ” Perkembangan
Bakat Anak dan Cara Pengukurannya” yang disusun untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah Perkembangan Peserta Didik. Penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
- Bapak Drs. Made Legawa M.Si selaku pembimbing materi makalah ini.
- Kepada anggota kelompok yang telah banyak memberikan masukan sehingga tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya
- Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan masukan-masukan dan dukungan moral dalam penyelesaian makalah ini.
Tiada gading yang tak
retak, begitu juga dengan makalah ini, masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan masukan,
saran, ataupun kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak untuk
menyempurnakan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
para calon pendidik serta masyarakat Indonesia secara luas.
Denpasar, 24 Mei 2012
Penulis
DAFTAR ISI
BAB
I PENDAHLUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penulisan
1.4. Manfaat Penulisan
BAB
II PENJELASAN KONSEP
2.1. Perkembangan Bakat Anak
2.1.1. Pengertian Perkembangan Bakat Anak
2.1.2. Macam-Macam Bakat Pada Anak
2.1.3. Ciri-Ciri Bakat Pada Anak
2.1.4. Pengembangan Bakat Pada Anak
2.2. Cara Pengukuran Perkembangan Bakat Anak
BAB
III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Anak adalah titipan tuhan yang harus kita jaga dan kita
didik agar ia menjadi manusia yang berguna dan tidak menyusahkan siapa saja.
Secara umum anak mempunyai hak dan kesempatan untuk berkembang sesuai
potensinya terutama dalam bidang pendidikan. Namun seringkali kita melihat
perkembangan prestasi anak yang ternyata tergolong memiliki bakat istimewa. Menurut
pakar psikologi pendidikan, Prof. Dr. S.C. Utami Munandar, anak berbakat
berbeda dengan anak pintar. “Bakat
berarti punya potensi. Sedangkan pintar bisa didapat dari tekun mempelajari
sesuatu,”
Setiap individu hendaknya mendapat kesempatan dan pelayanan
untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan, kecerdasan, bakat,
minatnya, latar belakang dan lingkungan fisik serta sosial masing-masing siswa
maka kemajuan belajar siswa yang setingkat (sekelas) mungkin tidak sama. Setiap
anak dipercaya memiliki bakat sendiri-sendiri. Namun bakat anak ini tidak bisa
langsung terlihat begitu saja. Karenanya orang tua harus mengenali dan memahami
bakat yang dimiliki anaknya. Dengan memahami bakat anak, akan lebih mudah dan
terarah dalam mengembangkannya.
Di dalam Undang – Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Dasar,
Fungsi dan Tujuan Sistem Pendidikan Nasional, Bab II pasal 3 tertulis : Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Kemudian pada Bab V pasal 12 ayat 1 point b tertulis setiap peserta
didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan
sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
Potensi yang dimaksud di atas bisa diartikan sebagai bakat,
maupun minat siswa. Saat ini banyak remaja maupun dewasa yang tidak tahu akan
bakat, maupun minatnya. Bila mereka tahu akan bakat dan minatnya sejak dini
mereka mampu menjadikan bakat tersebut sebagai kekuatan maka dewasa nanti
mereka bisa menjadi orang yang sukses. Adapun guru sebagai fasiliatator
pembelajaran yang bertanggung jawab terhadap perkembangan siswa alangkah
baiknya dapat mengenali bakat apa yang dimiliki oleh siswanya. Selanjutnya guru
berusaha mengembangkan bakat yang dimliki oleh anak agar kebanyakan dilema yang
terjadi di masyarakat tidak terjadi lagi.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagimanakah proses berkembangnya bakat anak dan
cara pengukurannya.
1.3 Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Perkembangan Peserta Didik.
2.
Dapat memahami bagaimana cara pengembangan
bakat yang dimiliki anak dan cara pengukurannya.
3.
Untuk mengembangkan bakat yang ada
pada anak sehingga dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi dirinya sendiri.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari makalah ini adalah :
1.
Diharapkan agar dapat memberikan
manfaat berupa pengetahuan tentang pengembangan bakat pada diri anak.
2.
Dapat memahami jenis dan
karakteristik anak berbakat yang dihadapi anak.
BAB II
PENJELASAN KONSEP
2.1 PERKEMBANGAN BAKAT ANAK
2.1.1. PENGERTIAN BAKAT ANAK
Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang merupakan
potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih (Semiawan, dkk, 1984:1),
Wijaya (1988:66) menyatakan bahwa “bakat adalah suatu
kondisi pada seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus
mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan khusus, misalnya:
berupa kemampuan berbahasa, kemampuan bermain musik, dan lain sebagainya”.
Dalam hal ini seseorang yang berbakat musik, misalnya, dengan latihan yang sama
dengan orang lain yang tidak berbakat musik, akan lebih cepat menguasai
keterampilan musik tersebut. Untuk bisa terealisasi bakat harus ditunjang
dengan minat, latihan, pengetahuan, pengalaman agar bakat tersebut dapat
teraktualisasi dengan baik. Sehubungan
dengan cara berfungsinya, ada 2 jenis bakat :
1. Kemampuan pada bidang khusus (talent) misalnya
bakat musik, melukis, dll.
2. Bakat khusus yang dibutuhkan sebagai perantara untuk merealisir
kemampuan khusus misalnya bakat melihat ruang (dimensi) dibutuhkan untuk
merealisasi kemampuan di bidang arsitek.
Bakat bukanlah merupakan trait atau sifat tunggal,
melainkan merupakan sekelompok sifat yang secara bertingkat membentuk bakat.
Misalnya dalam bakat musik terdapat kemampuan membedakan nada, kepekaan akan
keserasian suara, kepekaan akan irama dan nada.
Bakat baru muncul atau teraktualisasi bila ada kesempatan
untuk berkembang atau dikembangkan, sehingga mungkin saja terjadi seseorang
tidak mengetahui dan tidak mengembangkan bakatnya sehingga tetap merupakan
kemampuan yang latent.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bakat
adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk memperoleh pengetahuan atau
keterampilan yang bersifat umum ataupun khusus. Namun bakat juga harus disertai
dengan latihan khusus untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, dan
keterampilan khusus.
2.1.2. MACAM – MACAM BAKAT PADA ANAK
Setiap anak dipercaya memiliki
bakat sendiri-sendiri. Namun
bakat anak ini tidak bisa langsung terlihat begitu saja. Karenanya orang tua
harus mengenali dan memahami bakat yang dimiliki anaknya. Dengan memahami bakat
anak, akan lebih mudah dan terarah dalam mengembangkannya.
Memahami bakat anak merupakan
langkah awal dalam membantu anak meraih masa depannya. Beberapa pakar psikologi memberikan pengertian
tentang anak berbakat:
- Tannenbaum memandang keberbakatan dari empat klasifikasi yaitu kelangkaan, keunggulan (mengacu pada sensibilitas serta sensitivitas yang lebih tinggi), kuota (keterbatasan jumlah individu yang memiliki keterampilan) dan anomali.
- Renzulli berpendapat bahwa seseorang bisa dikatakan berbakat jika ia menunjukkan kemampuan diatas rata-rata, melakukan hal-hal yang kreatif dan memiliki tekad dalam melaksanakan tugasnya.
- Damon berpendapat bahwa bakat sangat dibutuhkan untuk berprestasi tinggi. Namun untuk berprestasi tinggi, bakat harus dikembangkan dengan kerja keras, keuletan serta latihan.
Pada dasarnya ketiga pakar tersebut setuju bahwa
untuk mengembangkan bakat seseorang diperlukan pengakuan dan perhatian,
pemberian kesempatan mengembangkan minat, kerja keras, keuletan serta latihan
terus menerus.
Namun ada beberapa tantangan
yang dihadapi dalam mengarahkan bakat ini:
- Sulitnya menemukan atau menentukan bakat mana yang harus dikembangkan atau bakat apa yang sesungguhnya dimiliki oleh anak.
- Setiap individu adalah unik karena itu setiap bakat perlu memperoleh perhatian khusus.
- Perubahan sistem pendidikan. Perubahan yang terlalu sering dapat menghambat proses belajar di lain pihak perubahan yang terlalu lambat akan terlalu banyak menunda perkembangan bakat anak.
- Intervensi sosial (sekolah). Disiplin kelas dan prinsip egalitarian yaitu pemerataan terhadap semua siswa dengan harus mengikuti kegiatan yang sama namun tidak diminati anak.
- Ketidak seimbangan evaluasi. Pandangan umum yang memandang keberbakatan berdasarkan skor IQ. Padahal IQ tidak menggambarkan bakat musik atau bakat olahraga seseorang. Sekolah sering kali menggolongkan anak yang berprestasi sebagai anak yang memperoleh nilai pelajaran yang baik. Akibatnya sekolah kurang memberikan perhatian kepada anak yang memiliki bakat yang tak terukur oleh standar IQ.
Jenis-jenis Bakat dan Kepandaian
Ada banyak sekali pendapat mengenai macam-macam
bakat. Berdasarkan Seorang pakar, bernama Donald
Clifton (Dosen Psikologi di Univ Nebraska) dari Gallup
Organization (2001) telah mengidentifikasi bahwa manusia memiliki 34
Tema Bakat. Semua bakat ini bersifat positif dan mengarah pada tumbuhnya
produktifitas yang unggul. 34 Tema Bakat tersebut adalah :
1. ACHIEVER : Memiliki stamina tinggi dan juga seorang pekerja keras.
Mendapat kepuasan dari kesibukan dan produktivitas.
2. ACTIVATOR : Mampu merealisasikan ide-ide atau gagasan menjadu
suatu tindakan nyata. Cenderung tidak sabar.
3. ADAPTIBILITY : Cenderung bisa mengikuti arus , mampu menjadi orang
masa kini maupun menyiapkan untuk masa mendatang.
4. ANALYTICAL : Cenderung mencari penjelasan dan sebab sesuatu
terjadi. Punya kemampuan mencari tahu faktor-faktor yang mempengaruhi situasi.
5. ARRANGER : Terorganisir, tetapi juga fleksibel. Senang berusaha
memanfaatkan sumber-sumber yang ada agar menghasilkan produktivitas maksimal.
6. BELIEF : Memiliki nilai-nilai atau prinsip yang cenderung menetap,
dalam mencapai tujuan hidupnya.
7. COMMAND
: Mampu mengontrol situasi dan membuat keputusan.
8. COMMUNICATION : Mampu menyampaikan gagasan melalui kalimat yang
mudah dipahami, seorang lawan bicara dan presenter yang baik.
9. COMPETITION : Selalu mengukur kemajuan dirinya dengan performa
orang lain, berusaha menjadi nomor satu.
10. CONNECTEDNESS : Memiliki keyakinan dalam hubungannya dengan segala
hal, meyakini bahwa kebetulan hanya sebagian kecil, setiap kejadian ada
penyebabnya.
11. CONSISTENCY
: Berusaha adil, dengan cara membuat aturan yang jelas.
12. CONTEXT
: Senang memahami kejadian masa kini melalui sejarah.
13. DELIBERATIVE : Sangat berhati-hati dalam
mengambil keputusan atau menentukan pilihan, mengantisipasi kesalahan.
14. DEVELOPER : Mengenali potensi orang lain,
memperhatikan perkembangan walaupun kesil, dan memperoleh kepuasan darinya.
15. DISCIPLINE : Menikmati bekerja dalam struktur dan rutinitas, bekerja
dalam arahan/aturan.
16. EMPATHY : Mampu merasakan perasaan orang lain membayangkan dirinya
berada di posisi orang lain.
17. FOCUS : Bekerja dengan tujuan, melakukan tindakan selama masih dalam
koridor tujuan, membuat prioritas lalu bertindak.
18. FUTURISTIC : Terinspirasi oleh apa yang akan terjadi di masa
mendatang, dan apa yang bisa dilakukan. Menginspirasi orang lain dengan visinya
itu.
19. HARMONY : Mencari konsensus, tidak menyukai konflik, mencari jalan
tengah.
20. IDEATION : Memiliki banyak ide, mampu menghubungkan fenomena yang
berbeda.
21. INCLUDER : Mudah menerima orang lain, menunjukkan kepedulian
terhadap orang yang merasa diasingkan, berusaha mengguyubkan.
22. INDIVIDUALIZATION : Tertarik dengan keunikan masing-masing orang,
mampu melihat bagaimana orang yang berbeda-beda dapat bekerjasama secara
produktif.
23. INPUT : Senang
mengumpulkan dan mencari berbagai informasi
24. INTELLECTION : Memiliki daya intelektualitas tinggi, meminati
diskusi-diskusi intelektual
25. LEARNER : Memiliki keinginan besar untuk belajar dan terus melakukan
perbaikan.
26. MAXIMIZER : Cenderung fokus pada kekuatan untuk mendorong orang
ataupun kelompok lebih maksimal, berusaha merubah sesuatu yang kuat menjadi
super.
27. POSITIVITY : Antusias, mampu membuat orang lain tertarik dengan apa
dilakukannya.
28. RELATOR : Menikmati hubungan dekat dengan orang lain, mendapat kepuasan
mendalam dengan bekerja keras bersama teman dalam mencapai tujuan.
29. RESPONSIBILITY : Merasa apa yang dikatakan adalah apa yang akan
dilakukannya, komitemen pada nilai-nilai seperti kejujuran dan kesetiaan.
30. RESTORATIVE : Cakap dalam mencari tahu penyebab masalah dan berusaha
menyelesaikannya.
31. SELF-ASSURANCE : Percaya diri pada kemampuannya dalam mengatur
hidupnya sendiri,yakin bahwa ia telah membuat keputusan yang tepat.
32. SIGNIFICANCE : Ingin menjadi orang yang penting di mata orang lain,
cenderung mandiri, dan ingin dikenal.
33. STRATEGIC : Membuat solusi alternatif atau antisipasi, dapat dengan
cepat mengetahui hubungan dan isu-isu yang relevan.
34. WOO : Senang berhadapan dengan orang-orang, dan menjadi pusat
perhatian. Memperoleh kepuasan dari memulai hubungan dengan orang lain.
Ternyata ada banyak sekali macam bakat
yang ada, namun setelah penulis teliti ternyata seluruh bakat tersebut bila
disederhanakan kembali ada kaitannya dengan 7 kecerdasan.
Hal ini pun didukung oleh pendapat Gardner,
masing-masing dari kita memiliki sebuah kombinasi dari 7 kecerdasan. Setiap
orang mempunyai kekuatan relatif dari tiap kecerdasan di atas sedemikian rupa
sehingga orang tersebut cenderung menentukan pilihan aktifitas apapun yang dia
sukai tanpa keterpaksaan. Kita menyebutnya sebagai bakat.
Lalu apa saja yang termasuk 7 kecerdasan
itu. Di dalam buku Frames of Mind yang terbit tahun 1983, seorang psikolog
bernama Howard Gardner menyimpulkan hasil risetnya yang mengatakan bahwa
sedikitnya ada tujuh jenis kecerdasan :
1. Kecerdasan linguistik, berkaitan dengan kemampuan bahasa dan
penggunaannya. Orang-orang
yang berbakat dalam bidang ini senang bermain-main dengan bahasa, gemar membaca
dan menulis, tertarik dengan suara, arti dan narasi. Mereka seringkali pengeja
yang baik dan mudah mengingat tanggal, tempat dan nama.
2. Kecerdasan musikal, berkaitan dengan musik, melodi, ritme dan nada.
Orang-orang ini pintar membuat musik sendiri dan juga sensitif terhadap musik
dan melodi. Sebagian bisa berkonsentrasi lebih baik jika musik diperdengarkan;
banyak dari mereka seringkali menyanyi atau bersenandung sendiri atau mencipta
lagu serta musik.
3. Kecerdasan logis-matematis, berhubungan dengan pola, rumus-rumus,
angka-angka dan logika. Orang-orang ini cenderung pintar dalam teka-teki,
gambar, aritmatika, dan memecahkan masalah matematika; mereka seringkali
menyukai komputer dan pemrograman.
4. Kecerdasan spasial, berhubungan dengan bentuk, lokasi dan
mebayangkan hubungan di antaranya. Orang-orang ini biasanya menyukai
perancangan dan bangunan, disamping pintar membaca peta, diagram dan bagan.
5. Kecerdasan tubuh-kinestetik, berhubungan dengan pergerakan dan
ketrampilan olah tubuh. Orang-orang ini adalah para penari dan aktor, para
pengrajin dan atlet. Mereka memiliki bakat mekanik tubuh dan pintar meniru
mimik serta sulit untuk duduk diam.
6. Kecerdasan interpersonal, berhubungan dengan kemampuan untuk bisa
mengerti dan menghadapi perasaan orang lain. Orang-orang ini seringkali ahli
berkomunikasi dan pintar mengorganisasi, serta sangat sosial. Mereka biasanya
baik dalam memahami perasaan dan motif orang lain.
7. Kecerdasan intrapersonal, berhubungan dengan mengerti diri sendiri.
Orang-orang ini seringkali mandiri dan senang menekuni aktifitas sendirian.
Mereka cenderung percaya diri dan punya pendapat, dan memilih pekerjaan dimana
mereka bisa memiliki kendali terhadap cara mereka menghabiskan waktu.
Berkaitan
dengan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa jenis bakat dapat berupa
bakat umum atau bakat khusus yang meliputi kemampuan intelektual umum,
kemampuan berpikir kreatif-produktif, kemampuan dalam bidang seni, kemampuan
psikomotorik, kemampuan psikososial (bakat kepemimpinan). Biasanya, setiap anak
yang berbakat akan menunjukkan bakat yang menonjol yang dimilikinya.
2.1.3. CIRI
– CIRI BAKAT PADA ANAK
Banyak yang mengeluh mengalami kesulitan
ketika menentukan bakat mana yang harus dikembangkan atau bakat apa yang
sesungguhnya dimiliki oleh anak. Untuk mengembangkan bakat seseorang kita harus
tahu terlebih dahulu, ciri – ciri bakat yang dimiliki anak tersebut. Dengan
mengetahui ciri – ciri bakat pada anak sebagai guru, kita akan lebih mudah
untuk menilai bakat mana yang patut dikembangkan oleh anak. Hal inipun
berfungsi untuk menghidari agar tidak terjadi salah praduga terhadap bakat
anak. Adapun ciri – cirinya adalah sebagai berikut :
a. Tidak merasa terpaksa untuk melakukan
suatu hal bahkan lebih cenderung untuk senang melakukannya dan ada perasaan
bahagia yang terpancar ketika melakukan, melihat atau bahkan hanya dengan
mendengarnya saja
b. Anak mampu berkonsentrasi terhadap hal
tersebut, dan cenderung tekun.
c. Mempunyai rasa ingin tahu yang besar
terhadap hal tersebut.
d. Anak sudah mahir terhadap hal tersebut
meski dia belum mendapatkan pelajaran khusus dari sekolah maupun dari rumah
e. Setelah diberi pelajaran khusus, anak
tersebut dapat dengan mudah menguasainya atau mudah menangkap apa yang
diajarkan padanya tentang hal tersebut.
2.1.4. PENGEMBANGAN BAKAT PADA ANAK
Banyak orang yang kurang memperhatikan
bakat yang ada pada dirinya, padahal bakat merupakan modal yang sangat penting
untuk sang anak ketika beranjak dewasa nanti. Ahli psikologi Abraham Maslow
menemukan bahwa bakat yang terlahir dalam diri seseorang pada suatu saat akan
timbul sebagai suatu kebutuhan, dan perlu mendapatkan perhatian serius.
Karena itulah, bakat perlu perhatian
serius dan jangan dianggap remeh. Bila bakat seorang anak diperhatikan dengan
serius, akan sangat baik demi kemajuan masa depannya. Apalagi bila si anak
sudah dibimbing pengembangan bakatnya sejak kecil. Sebagai guru yang
bertanggung jawab untuk perkembangan bakat sang anak. Guru harus mengetahui hal
apa saja yang perlu diperhatikan untuk pengembangan bakat anak. Berikut ini
adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan bakat sang anak
:
1.
Perhatian
Setiap individu adalah unik karena itu
setiap bakat perlu memperoleh perhatian khusus. Sistem pendidikan yang
menggunakan pola penyeragaman kurang baik untuk digunakan. Cernatilah berbagai
kelebihan, ketrampilan dan kemampuan yang tampak menonjol pada anak.
2.
Motivasi
Bantu anak dalam meyakini dan fokus pada
kelebihan dirinya agar anak lebih percaya diri. Dan tanamkanlah rasa optimis
kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya
3.
Dukungan
Dukungan sangat penting bagi anak, selalu
beri dukungan terhadap mereka dan yakinkan mereka untuk tekun, ulet dan latihan
terus menerus. Selain itu dukunglah anak untuk mengatasi berbagai kesulitan dan
hambatan dalam mengembangkan bakatnya.
4.
Pengetahuan
Perkaya anak dengan berbagai wawasan,
pengetahuan, serta pengalaman di bidang tersebut
5.
Latihan
Latihan terus menerus sangat baik untung
perkembangan bakat anak agar bakat yang dipunya oleh anak lebih matang.
Alangkah baiknya bila anak diikutsertakan dengan ekstra kurikuler atau beri
kegiatan yang lebih agar anak bisa terus latihan dengan bakatnya tersebut.
6.
Penghargaan
Berikan penghargaan dan pujian untuk
setiap usaha yang dilakukan anak.
7.
Sarana
Sediakan fasilitas atau sarana yang
menunjang dengan bakat anak.
8.
Lingkungan
Lingkungan juga ikut mempengaruhi perkembangan
bakat anak. Karena itu usahakan anak selalu dekat dengan lingkungan yang
mendukung bakat anak
9.
Kerjasama
Kerja sama antara orang tua, guru maupun
anak sangat diperlukan mengingat waktu anak di sekolah hanya sedikit dan waktu
yang anak luangkan di rumah lebih banyak
10.
Teladan
yang baik
Mengingat sikap anak yang selalu meniru,
maka teladan yang baik sangat diperlukan. Misalnya kenalkan anak pada sosok
Taufik Hidayat bila anak berbakat dalam bidang bulu tangkis, Justin Bieber bila
anak berbakat dalam bidang menyanyi dan sebagaiannya.
Peran Sekolah dan
Keluarga
Sekolah merupakan salah satu
lembaga sosial yang diharapkan dapat membantu anak-anak mencapai prestasi
pendidikan yang baik. Namun disamping sekolah orang tua memiliki peran yang
sangat berarti dalam mengembangkan bakat anak. Dipercaya bahwa adanya peran
pengasuhan yang baik cenderung membuka peluang lebih besar bagi anak-anak untuk
mengembangkan bakatnya sesuai dengan minat anak. Peran pola asuh keluarga yang
dilandasi kasih sayang, dan disertai pemberian stimulasi (perangsangan) yang
cukup dan sesuai dipercaya dapat melahirkan anak-anak yang berbakat.
Kerja sama antara sekolah dan orang tua sangat dibutuhkan. Para orang tua bagi
anak-anak yang berprestasi tinggi memberikan pola asuh yang baik disertai
kehangatan, selanjutnya para guru memberikan pelatihan yang baik.
Apa yang orang tua bisa
lakukkan di rumah:
- Patoklah prestasi akademis sang anak, yang namun realistis buat anak.
- Tanamkanlah rasa optimis kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya.
- Bicara dan bermain dengan anak, untuk meningkatkan kemampuan komunikasi.
- Berceritalah mengenai berbagai peristiwa yang sedang terjadi, apa saja yang terjadi di lingkungan sekitar. Saat berbicara mengenai rutinitas harian anda, jelaskan apa yang anda lakukan dan mengapa. Doronglah anak untuk bertanya untuk anda jawab, atau bisa juga bantu dia untuk menjawabnya sendiri.
- Perhatikan apa yang mereka suka lakukan, seperti hobi menggambar, melukis, atau menggunakan angka-angka. Bantu mereka mengembangkan kesukaan itu, dan cari tahu bagaimana mereka bisa mengikuti lomba di lingkungan sekitar atau di tingkat kota.
- Bawa anak ke tempat-tempat dimana mereka bisa mempelajari hal baru, seperti pentas musik, museum atau galeri seni.
- Cari anggota keluarga yang bisa menjadi mentor membantu anak mengembangkan bakat mereka.
2.2 CARA PENGUKURAN PERKEMBANGAN BAKAT ANAK
Menurut beberapa para ahli tes bakat itu dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. F.S. Freeman : Tes bakat adalah tes yang dirancang untuk mengukur
kemampuan potensial seseorang dalam suatu jenis kegiatan yang khusus dan dalam
kisaran terbatas (1976).
2. R.S. Chouhan : Tes bakat dapat didefinisikan sebagai suatu tes yang
mengukur kemampuan potensi seseorang dalam suatu aktivitas dari jenis yang
khusus dan dalam kisaran terbatas (1979).
3. KI Fudyartanta : Tes Bakat adalah tes standar yang dirancang untuk
mengukur kemampuan khusus yang istimewa (menonjol) pada seseorang (yang biasa
disebut bakat). Tes bakat yang telah distandar disini dapat dipakai untuk
mendiagnosa kemapuan seseorang pada bidang-bidang tertentu.
Dari pendapat-pendapat diatas, dapat di simpulkan bahwa tes
bakat adalah tes yang mengukur prestasi atau kapasitas yang dapat dicapai
seseorang dimasa depan. Dengan mengetahui bakat seseorang, maka proses
pendidikan dapat diarahkan pada bidang-bidang yang sesuai, sehingga akan lebih
mudah mencapai hasil. Adapun tujuan diadakannya tes bakat ini adalah:
1. Untuk mengukur bakat atau kemampuan yang mungkin telah dikembangkan
atau masih terpendam dan tidak dipergunakan.
2. Dapat membantu seseorang untuk mengerti sesuatu yang mungkin dapat atau
tidak dapat berhasil dikerjakannya.
Untuk mengetahui bakat seorang anak secara pasti dapat dilakukan dengan
menggunakan tes bakat. Beberapa yang sudah dikenal antara lain :
1.
Tes Bakat DAT (Diffrential
Aptitude Test)
Differential Aptitude Test (DAT), dikembangkan pada tahun
1947 oleh tokoh G. Bennet, H.G Seashore, A. G. Wesman dari Amerika dengan
memandukan prosedur ilmiah dan prosedur pembakuan untuk mengungkap kemampuan
(ability) pria dan wanita pada para siswa kelas IX SMP sampai dengan siswa
kelas XII SMA/SMK untuk tujuan bimbingan kependidikan dan bimbingan karir. Tes
ini juga digunakan dalam konseling pendidikan dan konseling karir bagi para
remaja yang telah menyelesaikan pendidikannya di sekolah dan dalam penyaringan
tenaga kerja. Tes ini juga dirancang untuk memenuhi keperluan para konselor
dalam membantu memberikan layanan bimbingan dan konseling dan bagi para
psikolog dalam membantu kliennya. Melalui tes ini dapat diukur berbagai aspek
kemampuan seseorang, yaitu :
a.
Kemampuan verbal (Bahasa)
b.
Kemampuan berhitung (Matematika)
c.
Berpikir abstrak
d.
Hubungan ruang
e.
Kemampuan mekanis
f.
Kecepatan dan Ketelitian
Setelah para siswa memahami bakat-bakat yang
dimilikinya berdasarkan profil hasil pengukuran tes bakat pembedaan yang
diberikan kepada para siswa, maka secara langsung berperang sebagai bahan
informasi yang bermakna dan akurat kepada siswa terutama dalam membantu mereka
mengambil jenis-jenis keputusan yang bersangkut pautan dengan pemilihan program
(jurusan) di SMA memilih studi lanjutan setelah tamat sekolah, serta
karir-karir yang perlu dipertimbangkan untuk menyongsong masa depan yang lebih
cerah.
Bagi sekolah, skors tes bakat pembedaan ini
akan bermakna, terutama untuk membantu menentukan siswa-siswa manakah yang
cocok untuk ditempatkan dalam program-program atau kegiatan ekstrakurikuler
tertentu.
2.
Tes Bakat GATB (General Apility
Test Bateray)
The General Aptitude Test Battery (GATB) dikembangkan dalam tahun 1940
oleh united state employment service untuk memenuhi kebutuhan tes yang bisa
dipergunakan untuk berbagai tujuan. Tes ini adalah hasil dari penelitian yang
dilaksanakan beberapa tahun dalam karakteristik pekerja dan pengembangan tes.
Tes bakat ini meliputi :
a.
Kemampuan verbal
b.
Penguasaan bilangan
c.
Penguasaan ruang
d.
Pegamatan bentuk
e.
Pengenalan tulisan dan
f.
Koordinasi gerak
Hasil-hasil tes GATB bermanfaat dalam
bermacam-macam hal untuk membantu koselor (guru pembimbing) dalam memberikan
bantuan terhadap klien, terutama untuk:
a. Pemahaman diri klien yang lebih mendalam dalam hubungannya dengan
kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan bakat-bakatnya.
b. Menentukan di mana klien berada, yang berhubungan dengan
bakat-bakatnya, dalam berhubungan dengan orang lainnya dalam angkatan kerja.
c. Menentukan potensi bakat klien untuk jabatan khusus.
d. Menentukan potensi bakat-bakat klien untuk mengelompokkan jabatan.
e. Menentukan potensi bakat klien dalam pendidikan dan pelatihan tertentu.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Simpulan
Bakat adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk memperoleh
pengetahuan atau keterampilan yang bersifat umum ataupun khusus. Namun bakat
juga harus disertai dengan latihan untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan,
dan keterampilan khusus.
Adapun bakat yang dimiliki anak meliputi bakat linguistic, bakat
musical, bakat logis – matematis, bakat spasial, bakat kinestetik, bakat
interpersonal dan bakat intrapersonal. Ciri – ciri anak yang berbakat pada
suatu hal adalah senang melakukan hal tersebut, berkonsentrasi, rasa ingin tahu
yang sudah besar, memiliki kemampuan yang lebih pada bidang itu.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan bakat sang
anak yaitu perhatian, motivasi, dukungan, pengetahuan, latihan, penghargaan,
sarana, lingkungan, kerjasama, teladan yang baik
DAFTAR PUSTAKA
Dalyono Drs. M. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. 2010.
Yusuf L.N Syamsu,Sugandhi Nani M. Perkembangan Peserta Didik. PT Raja Grafindo
Persada. 2011.
http://arihdyacaesar.wordpress.com/2010/01/13/resume-bakat-konsep-indikator-pengukuran/
http://kherryswork.blogspot.com/2011/11/macam-macam-bakat-anak-dan-tips-untuk.html
http://mira-seplita.blogspot.com/2011/12/tes-bakat.html
http://www.yahyapramana.com/mau-tahu-apa-bakat-kita.html
http://adehi-infotion.blogspot.com/2010/04/34-tema-bakat-manusia.html
0 comments:
Post a Comment