PEWARISAN
SIFAT
Sumber gambar : www.google.com
A. Kromosom,
Gen dan DNA sebagai Faktor Pembawa Sifat
Materi
terkecil penyusun makhul hiidup adalah sel. Di didalam sel terdapat
organela-organela, antara lain mitokondria, sitoplasma, ribosom hingga inti sel
yang disebut nukleus yang terletak di tangah sel. Didalam nukleus terdapat
benda-benda halus yang berbentuk lurus seperti batang atau bengkok dan terdiri
dari zat yang yang mudah mengikat zat warna. Benda-benda itu dinamakan
kromosom. Pada saat sel tidak membelah diri, kromosom telihat berupa
benang-benang halus yang disebut benang-benang kromatin. IIlmuan Fleming (1879)
adalah orang yang pertama mengamati proses pembelahan kromosom. Pada tahun
1902, Sutton seorang ahli genetika menyatakan bahwa faktor pembawa sifat yang
sebelumnya telah diekmukaan Mendel terdapat di dalam kromosom.
Kromosom
adalah faktor pembawa sifat keturunan yang diwariskan dari induk (orang tua)
kepada keturunannya. Setiap kromosom memiliki bagian yang menyempit dan tampak
lebih terang disebut sentromer. Kromosom tampak seperti batang dengan
mengandung struktur yang terdiri dari benang-benang tipis yang
melingkar-lingkar. Di sepanjang itu terletak secara teratur suatu struktur yang
disebut gen. Gen tersebut sebenarnya berfungsi untuk mengatur sifat-sfat yang
akan diwariskan dari induk kepada keturunannya dan mengatur perkembangan serta
metabolism makhluk hidup. Gen terdiri dari DNA atau Deoxyribonucleid acid (asam
nukleat). Gen-gen yang terdapat pada kromosom memiliki tugas atau fungsi
masing-masing diantaranya adalah mengatur warna bunga, warna rambtu, warna
bulu, gologan darah, rasa buah dan sebagainya.
Kromosom
yang berpasangan dengan bentuk, ukuran dan komposisi yang sama disebut kromosom
homolog. Pada sel kelamin (gamet) seperti sel telur atau ovum (sel kelamin
betina) dan spermatozoa (sel kelamin jantan) mempunyai separuh dari jumlah
kromosom di dalam sel tubuh.sehingga dikatakn bersifat haploid (n kromosom).
Satu set kromosom haploid dinamakan genom. Sel tubuh dari kebanyakan makhluk
hidup memiliki dua genom (spasang kromosom), sehingga dikatakan diploid (2n
kromosom). Terjadi sel tubuh (sel somatis) yang diploid tersebut merupakan
hasil bersatunya gamet jantan dan betina yang masing-masing haploid pada saat
reproduksi seksual.
Tjio
dan Levan pada tahun 1956 membuktikan bahwa inti sel tubuh manusia mengandung
46 kromosom. Kromosom manusia dibedakan atas 2 tipe, yaitu :
1.
Autosom, ialah kromosom yang tidak menentukan
jenis kelamin. Dari 46 kromosom di dalam inti sel tubuh manusia,maka yang 44
buah (22 pasang) merupakan autosom.
2.
Seks kromosom (gonosom) ialah sepasang
kromosom-X dan kromosom-Y
B. Genotip
dan Fenotip
Dalam pewarisan sifat persilangan, terdapat
prinsip-prinsip, yaitu :
1.
Gen yang berperan dalam pengaturan dan
penentuan sifat diberi simbol huruf.
2.
Gen yang bersifat dominan dinyatakan dengan
huruf capital, misalnya gen yang menentukan sifat batang yang tinggi ditulis dengan
huruf “T” (berasal dari kata tinggi). Gen yang bersifat resesif dinyatakan
dengan huruf kecil, misalnya gen yang menentukan sifat batang yang pendek di
tulis dengan huruf “t”. Jadi dapat diartikan bahwa batang tinggi dominan
terhadap batang pendek, sebaiknya batang pendek resesif terhadap batang tinggi.
Pada manusia dan hewan vertebrata, penyatuan sperma dan ovum masing-masing
bersifat haploid (n) akan membentuk zigot. Zigot tumbuh dan berkembang menjadi
individu yang bersifat diploid (2n) sehingga individu yang memiliki sifat
tersebut dinyatakan dengan dua huruf.
Contoh
:
TT : simbol untuk tumbuhan berbatang tinggi,
gamet yang dibentuk T dan T
tt : simbol untuk tumbuhan berbatang pendek,
gamet yang dibentuk t dan t
MM : simbol untuk tumbuhan berbunga merah, gamet
yang dibentuk M dan M
mm : simbol untuk tumbuhan berbunga putih, gamet
yang dibentuk m dan m
Mm : simbol untuk tumbuhan berbunga merah muda,
gamet yang dibentuk M dan m
Susunan gen yang menentukan sifat suatu individu disebut
genotip. Genotip suatu individu diberi simbol dengan huruf dobel, karen
individu itu umumnya diploid, misalnya MM, Mm dan mm. Genotip memiliki sepasang
gen. Gen-gen tersebut terletak pada lokus yang bersesuain dari kromosom yang
homolog. Sepasang gen terletak pada posisi yang sama pada pasangan kromosom
disebut alel. Jadi alel merupakan anggota dari sepasang gen misalnya M= gen
warna bunga mearah,m= gen untuk warna bunga putih, T= gen untuk tanaman tinggi,
dan t= gen untuk tanaman pendek. M dan m merupakan alel tetapi M dan t bukan
alel. Sifat suatu individu yang genotipnya terdiri dari gen-gen yang sama dari
tiap jenis gen disebut homozigot, misalnya RR, rr, TT, AABB, aabb dan
sebagainya. Homozigot dominan terjadi bila individu bergenotip RR,AA,TT,
sedangkan homozigot resesif bila individu bergenotip rr, aa, tt dan sebagainya.
Sifat suatu individu yang genotipnya terdiri dari gen-gen
yang berlainan dari tiap jenis gen disebut heterozigot, misalnya Rr, Aa, Tt,
AaBb dan sebagainya. Karakter atau sifat lahirnya yang diamati(bentuk, warna,
golongan darah, dan sebagainya) disebut fenotip. Fenotip ditentukan oleh gen
dan lingkungan. Fenotip tidak diberi simbol tetapi ditulis dengan penampakan
seperti rasa buah yang manis, rambut halus, warna bunga merah da sebgainya.
Tanaman yang berbiji bulat fenotipnya ditulis biji bulat fenotipnya ditulis
biji bulat dan genotipnya ditulis BB atau Bb bila B dominan terhadap b.
Duan individu yang memiliki sifat fenotip yang sama
mungkin memiliki sifat genotip yang berbeda misalnya dua individu tanaman yang
memilik, fenotip sama seperti berbiji bulat, memiliki kemungkinan genotip ialah
BB atau Bb. Gen B bersifat dominan sehingga gen B tersebut mengalahkan atau
menutupi gen b yang bersifat resesif. Oleh karena itu, tanaman dengan genotip
BB atu Bb memiliki fenotip berbiji bulat.
C.
Sifat
Dominan, Resesif dan Intermediet
Sifat yang muncul pada
keturunan dari satu induk dengan mengalahkan sifat pasangannya disebut dominan.
Sebaliknya sifat yang tidak muncul disebut resesif. Misalnya induk/parental : bunga
mawar merah >< bunga mawar putih , keturunan/filia : bunga mawar merah.
Warnan merah bersifat dominan sedangkan warna putih bersifat resesif (alel
warna merah dominan terhadap sel warna putih). Warna merah bersifat dominan
dibandingakn dengan putih, makak menyebabkan semua bunga mawar pada keturunan
pertama atau filial ke – 1 (F1) akan berwarna merah. Apabila dalam suatu
persilangan, sifat yang muncul merupakan campuran dari kedua induknya, maka
sifat tersebut disebut intermediet (dominan parsial). Misalnya persilangan
antara ikan koi warna merah dan ikan koi warna putih menghasilkan Filial 1 yang
semuanya ikan koi berwarna mrah muda. Warna merah muda tersebut merupakan sifat
intermediet. Induk/Parental : Ikan koi merah >< Ikan koi putih, keturunan/Filial
1 : Ikan koi merah muda
Hukum
Mendel
1.
Hukum I Mendel ( Hukum segregasi atau hokum
pemisahan alel-alel dari suatu gen yang
berpasangan). Pada pembentukan sel kelamin (gamet), pasangan-pasangan alel
memisah secara bebas. Hukum inii berlaku untuk persilangan dengan satu sifat
beda (monohibrid)
2.
Hukum II Mendel (Hukum pengelompokan gen
secara bebas atau asortasi). Pada pembentuakan sel kelamin (gamet), alel
mengadakan kombinasi secara bebas sehingga sifat yang muncul dalam keturunannya
beraneka ragam.. Hukum ini berlaku untuk persilangan dengan dua sifat beda
(dihibrid) atau lebih (polihibrid).
D. Persilangan Dua Individu dengan Satu Sifat Beda
(monohybrid)
Persilangan dua individu dengan satu
sifat beda akan menurunakan sifat dominan apabila sifat keturunnya sama dengan satu induknya. Contoh : Mendel
mengambil serbuk sari dari tanaman yang bijinya berlekuk (berkerut) dan
serbukkan pada putik dari bunga tanaman yang beriji bulat. Semua keturunan F1
adalah tanaman berbiji bulat. Kemudian F1 dibiarkan megadakan penyerbukan
sendiri sehingga didapatkan keturunan F2 yang menghasilkan perbandingan fenotip
3 berbiji bulat : 1 biji berlekuk. Perhatikan diagram berikut :
P
(Parental – induk) Genotip : MM X mm
Fenotip : merah Putih
Gamet : M
dan M m dan m
F1
(keturunan 1) Genotip : Mm
Fenotp : Merah
P2
(F1 disilangkan sesamanya) Genotip : Mm X Mm
Fenotip : Merah Merah
Gamet : M
dan M M dn m
F2
Gamet
|
M
|
M
|
M
|
MM
|
Mm
|
m
|
Mm
|
mm
|
Penjelasan
:
·
Pada F1 dihasilkan individu yang
seluruhnya berbunga merah dan bergenotip Mm karena adanya dominasi penuh sifat
warna merah terhadap putih.
·
Pada F2 dihasilkan
individu-individu yang terdapat 3 macam genotype yaitu MM, Mm dan mm dengan
perbandingan 25% : 50% : 25% atau 3 : 1
Sifat
intermediet adalah sifat kerutunan yang dimiliki oleh kedua induknya. Contoh
adalah tanaman bunga pukul empat (Miribilis
jalapa) galur murni merah (MM) disilangkan dengan galur murni putih (mm).
Dari persilangan tersebut diperoleh hasil F1 yang semuanya berbunga merah muda.
Jika F1 dilakukan penyerbukan dengan sesamanya, maka F2 yang dihasilkan adalah tanaman berbunga merah, merah muda dan
putih dan perbandingan 1 : 2 : 1. Warna merah muda terjadi karena pengaruh gen dominan
yang tidak sempurna (kodominan). Untuk memperoleh F2
Medel menyilangkan sesama F1.
P1 Genotipe MM X mm
Fenotipe Merah Putih
(gamet) M
dan M m
dan m
F1 Mm
Merah muda
P2 Genotipe Mm X Mm
Fenotipe merah muda Merah muda
F2
:
Gamet
|
M
|
m
|
M
|
MM
Merah
|
Mm
Merah muda
|
m
|
Mm
Merah muda
|
Mm
Putih
|
Penjelasan
:
·
Pada F1 dihasilkan individu yang
seluruhnya merah muda (Mm). Warna merah muda ini disebut intermediet atau sifat
kedua induk.
·
Pada F2 dihasilkan 3 macam
genotipe,yaitu MM,Mm dan mm dengan perbandingan 1 : 2 : 1
Dan juga 3 macam fenotipe yaitu merah : merah
muda : putih dengan perbandingan 1 : 2 : 1
E. Persilangan Duan Individu Dua Sifat Beda (Dihibrid)
Dihibrid
adalah persilangan dua individu dengan dua sifat beda atau lebih yang
menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotip dan genotip tertentu. Pada
percobaanya Mendel melakukan persilangan kacang ercis galur murni yang memiliki
biji bulat warna kuning dengan galur murni yang memiliki biji bulat warna
kuning dengan galur murni yang memiliki biji keriput warna hijau. Sifat bulat
dan kuning dominan terhadap sifat keriput dan hijau,sehingga menghasilkan
seluruh F1 berupa kacang ercis berbiji bulat dengan warna kuning. Biji-biji F1
tersebut kemudian ditanamai kembali dan dilakukan penyerbukan antara sesamanya
untuk mendapatkan F2. Persilangan tersebut merupakan persilangan dua individu
dengan dua sifat beda, yaitu bentuk biji dan warna biji, Genotip keturunan pada
F2 adalah sebagai berikut :
B :
bulat, dominan terhadap keriput K
: kuning, dominan terhadap
b :
keriput k
: hijau
Misalnya, ercis berbiji bulat
berwarna kuning (BBKK) disilangkan
dengan ercis berbiji keriput berwarna hijau (bbkk). Karena sifat bulat kuning
dominan terhadap sifat keriput dan hijau, maka turunan pertama semuanya berbiji
bulat kuning heterozigot (BbKk). Jika F1 ini disilangkan untuk lebih jelasnya
perhatiakan diagram berikut ini :
P1
: Fenotipe Bulat
Kuning X Keriput Hijau
Genotipe BBKK X bbkk
Gamet B, K b, k
F1
: Genotipe BbKk
Fenotipe Bulat, kuning
P2
: F1 X F1
Genotipe BbKk BbKk
Gamet BK, Bk, bK, bk BK, Bk, bK, bk
F2
:
Gamet
|
BK
|
Bk
|
bK
|
Bk
|
BK
|
BBKK
(bulat kuning)
|
BBKk
(bulat kuning)
|
BbKK
(bulat, kuning)
|
BbKk
(bulat, kuning)
|
Bk
|
BBKk
(bulat, kuning)
|
BBkk
(bulat, hijau)
|
BbKk
(bulat kuning)
|
Bbkk
(bulat, hijau)
|
bK
|
BbKK
(bulat kuning)
|
BbKk
(bulat,kunign)
|
bbKK
(keriput, kunign)
|
bbKk
(keriput, kuning)
|
Bk
|
BbKk
(bulat, kunign)
|
Bbkk
(bulat, hijau)
|
bbKk
(keriput,kuning)
|
bbkk
(keriput, hijau)
|
Dari
diagram tersebut dapat dilihat bahwa ada 4 macam fenotip pada F2 yaitu
Genotipe
|
Fenotipe
|
Frekuensi
|
B-K-
B-kk
bbK-
bbkk
|
Bulat,
kuning
Bulat,hijau
Keriput,
kunign
Keriput,
hijau
|
9/16
3/16
3/16
1/16
|
Dengan
demikian perbandingan fenotip F2 pada persilangan dihibrid adalah bulat kuning
: bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau = 9 : 3 : 3 : 1. Jika dari
persilangan tersebut dihasilkan 1600 keturunan, maka kemungkinan diperoleh
ercis berbiji bulat warna kuning ialah : 9/16 x 1600 = 900 pohon.
F. Persilangan
Dua individu dengan Tiga sifat Beda (Trihibrid)
Trihibrid adalah persilangan dua
individu dengan tiga sifat beda atau lebih yang menghasilkan keturunan dengan
perbandingan fenotip dan genotip tertentu. Pada percobaannya, Mendel melakukan
persilangan kacang ercis berbatang pendek, biji keriput dan biji warna hijau.
Sifat tinggi, bulat dan kuning dominan terhadap pendek, keriput dan hijau maka
seluruh F1 berupa kacang ercis yang berbatang tinggi, berbiji bulat dan
berwarna kuning. Biji-biji F1 tersebut kemudian ditanam kembali dan dilakukan
penyerbukan antara sesamanya untuk mendapatkan F2. Persilangan tersebut
merupakan persilangan dua individu dengan tiga sifat beda, yitu ukuran batang,
bentuk biji dan warna biji
G. Cara Mencari Jumlah dan Macam Gamet
Dalam persilangan monohybrid
diketahui bahwa gamet yang terbentuk pada P2 ada 2 macam, sementara itu pada
persilangan dihibrid yang terbentuk pada P2 ada 4 macam, untuk persilangan trihibrid ada 8 macam, bila persilangan
dengan n sifat beda akan diperoleh 2n macam gamet untuk menentukan macam gamet
yang terbentuk dapat digunaka diagram garpu, misalnya : AaBb, macam gametnya
adalah :
B AB
A
AaBb b Ab
B aB
a
b ab
Sabung Ayam S128 Daftar
ReplyDeleteDownload Game Sabung Ayam S128
Agen Sbobet
www.id303.info/s128
Bagus artikelnya gan.. saya suka baca artikel bagus seperti ini situs judi sabung ayam online terpercaya
ReplyDeleteI found this is an informative blog and also very useful and knowledgeable
ReplyDeleteGet up To 90% Off buy modalert online
Get up To 90% Off buy artvigil online
Get up To 90% Off buy vilafinil 200mg online
Get up To 90% Off buy waklert online