Thursday, 14 July 2016


PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

 

                                              Sumber Gambar : www.google.com


Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat tidak dapat kembali ke keadaan semula  (irreversibel) karena adanya substansi dan pertambahan jumlah sel. Pertumbuhan dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut auksanometer (busur tumbuh), sehingga pertumbuhan bersifat kuantitatif.

            Perkembangan adalah diferensiasi sel – sel tubuh untuk membentuk struktur dan fungsi tertentu, merupakan suatu proses menuju kedewasaan. Perkembangan bersifat kualitatif dan tidak dapat diukur.

A. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan
1.    Fase Pertumbahan dam Perkembangan pada Hewan
a)     Fase Embrionik.
Perkembangan hewan dimulai dari fertilisasi sel telur dengan sperma yang menghasilkan zigot. Berikut ini pembahasan fase-fase perkembangan dari zigot menjadi individu sempurna pada katak.
1)    Fase Pembelahan
Dalam fase cleavage, inti sel zigot melakuakn pembelahan mitosis menjadi dua, dari dua membelah mejadi empat, dari empat membelah lagi menjadi delapan begitu seterusnya. Samapi akhirnya terbentuk kumpulan sel yang menyerupai bush anggur yang disebut morula.
2)     Fase Blastula
Pada fase ini, sel-sel pada morula melakukan penataan dengan cara melekuk dan menggulung sehingga terbentuk suatu rongga yang disebut blastosol. Blastosol ini terjadi akibat perpindahan sel-sel kutub animal yang kemudain menyusun diri sehingga terbentuk rongga berisi cairan. Kutub animal adalah bagian yang mengandung kuning telur dari membelah lebih cepat dibandingkan kurub vegetal. Kutub vegetal adalah bagian yang mengandung kuning telur  dan pembelahan selnya lambat.
3)     Fase Gastrula
Jika blastulasi telah lengkap, embrio mulai berubah bentuk. Blastosol menghilang, sel yang terdapat pada satu sisi mengalami migrasi kearah depan sisi yang lain sehingga ruang blastosol mengempis dan membentuk dua lapisan yang letaknya saling berdekatan. Bentuk tersebut mempunyai dua lapisan, sebelah luar disebut ectoderm dari sebelah dalam disebut endoderma.
Dalam pekrembangan berikutnya, gastrula terus membentuk mesoderm, yaitu lapisan embrionik bagian tenngah. Dengan demikan pada akhirnya gastrula mempunyai tiga lapisan, yaitu ectoderm, mesoderm, dan endoderm.
4)     Fase Morfogenesisi
Perpindahan (migrasi) sel-sel gastrula merupakan pertanda awal terjadinya morfogenesis embrionik. Hal ini berati terjadi perkembangan wujud, dan selama itu dibentuk sel-sel baru dan terjadi jaringan-jaringan yang telah ada.
5)     Fase Diferensiasi dan Spesialiasi Jaringan
Pada fase ini sel mengalami diferensasi dalam hal strukutur dan fungsinya, sehingga embrio mempunyai jaringan-jaringan khusus. Proses tersebut diatur oleh gen dan tidak lepas dari peranan unsur-unsur pokok sitoplasmik.
6)     Fase Imbas Embrionik
Selain unsure-unsur pokok sitoplasmik yang menentukann peranan gen dalam perkembangan embrio, juga terdapat factor-faktor dari luar sitoplasma. Dalam hal ini berupa penghasil dari sel tetangga dalam embrio tersebut sehingga  satu bagian menyebabkan diferensasi bagian lain yang berdekatan : Contohnya, mesoderm mempunyai pengaruh imbas pada ectoderm. Sehingga terjadi diferensasi pada ektoderm dan terbentuklah sel saraf. Perekmbangan mata dapat juga menjadi contoh imbas embrionik, karena sebagian berasal dari ectoderm yag merupakan sistem saraf.

7)     Fase Organogenesis
Pembentukan organ atau organogenesis merupaka proses yang sangat kompleks. Dalam proses tersebut selain pertumbuhan, pembelahan morfogenesis, dan imbas embrionik, sel-sel yang mati secara sistematik mempunyai perenan yang penting. Contohnya adalah pada perkembangan kelopak mata dan jari tangan manusia. Pada mulanya kelopak mata merupakan lapisan kulit yang menutup bola mata. Dengan kematian sel secara sistematik kelopak mata atas dan bawah. Semula telapak tangan dan jari tangan merupakan struktur seperti dayung. Dengan adanya kematian sel secara sistematik. Kemudian jaringan diantara jari mengalami kematian hingga jari-jari tangan menjadi terpisah.
b)    Fase Pasca Embrionik
1)   Metemorfosis
       Metamorfosisi adalah perubahan bentuk struktur yang terjadi pada hewan mulai fase embrio sampai fase dewasa. Metamorfosisi hanya dialami oleh hewan-hewan tertentu saja; pada umunya dari kelas insekta dan katak. Dalam dunia hewan dikenal 2 jenis metamorphosis sempurna dan tida sempurna (bertahap)
b.   Metemorfosis Sempurna
Metemorfosis sempurna adalah metamorfosisi yang melewati tahap-tahap perubahan bentuk yang jelas dapat dibedakan mulai dari telur, larva.pupa, hingga dewasa. Pada metamorfosis ini besarnya ukuran tubuh merupakan proses pertumbuhan , sedangkan berubahnya bentuk tubuh dari telur menjadi dewasa merupakan proses perkembangan.
-         Contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna antara lain adalah kupu-kupu dan katak. Metamorfosis pada kupu-kupu berlangsung dalam empat fase, yaitu fase telur, ulat, pupa, dan kupu-kupu dewasa.
1.   Fase telur. Berlangsung dalam beberapa hari. Telur berukuran 1 mm,terletak di permukaan bawah daun. Setelah beberapa hari telur akan menetas menjadi ulat.
2.   Fase ulat. Berlangsung selama 3 minggu. Kegiatan utama ulat yaitu memakan dedaun. Ulat mengalami pergantian kulit atau ekdisis beberapa kali. Pada ekdisis yang pertama kali warna ulat hitam dan putih, tetapi setelah lebih tua, berkamuflase. Setetalah itu ulat akan menghasilkan sutera yang kemudian dipintal untuk menyelubingi dirinya dan melekatkan tubuhnya di permukaan daun.
3.   Fase pupa. Berlangsung selama 10-14 hari. Dalam fase ini tampknya tidak ada kegiatan apa-apa. Tetapi sebenarnya di dalam pupa terjadi aktivitas untuk membentuk kupu-kupu dewasa. Setelah 2 minggu pupa akan membuka dan kupu-kupu dewasa. Setelah 2 minggu pupa akan membuka dan kupu-kupu dewasa akan muncul dari dalam
4.   Fase kupu-kupu dewasa. Waktunya sekitar 5 minggu. Pada saat keluar dari pupa, sayap kupu-kupu masih melipat. Untuk mengembangkan sayapnya kupu-kupu memompakan darah secara penuh ke sayap. Setelah 1-2 jam jam sayap akan mengembang sehingga kupu-kupu memompa darah secar penuh kesayap. Setelah 1-2 jam sayap kupu-kupu akan mengembang sehingga kupu-kupu dapat terbang.
c.                Metamorfosis Bertingkat
Pada beberapa jenis insekta. Misalnya kecoak, lakus dan belalang mengalami metamorfosisi bertingkat. Metamorfosis bertingkat tidak melaluii tahap-tahap dengan bentuk berbeda-beda, tetapi bentuknya tetap sama hanya mengalami pembesaran dan pergantian kulit.
-         Contoh metamorfosis belalang, Belalang mengalami 3 kali perubahan bentuk, yaitu sebagai berikut.
1.   Bentuk Zigot. Waktu yang dibutuhkan 1-3 bulan. Setelah fertilisasi terbentuk zigot. Dalam waktu 1 samapai 3 bulan zigot akan menetas menjadi nimfa yang tidak berwarana atau bening.
2.   Bentuk Nimfa. Waktu yang dibutuhkan 9 bulan, Nimfa mengalami pengelupasan kulit (ekdisis) hingga 13 kali. Antara ekdisis satu dengan yang lain disebut fase instar, terbentuknya instar 2 sampai insatar 13. Nimfa memiliki kutikula yang keras untuk melindunginya saat tumbuh. Tiap kali melakukan ekdisis nimfa makin membesar. Warna nimfa akan berubah menjadai cokelat. Makanan nimfa sama dengan belalang dewasa. Pada saar ekdisis terakhir, tunas sayap muncul di sisi torak. Kemudain torak mengembang, saat organ-organ  seks telah berkembang.
3.   Bentuk belalang dewasa. Waktu total (1-1,5 tahun). Belalang dewasa talah memiliki dua buah sayap. Belalang dewasa ini sudah mampu kawin dan bertelur lagi.
1)   Regenerasi
        Regenerasi atau subsitusi adalah kemampuan mengembalikan keadaan tubuh seperti semula, jika ada bagian tubuh yang rusak atau hilang. Pada bagian tubuh yang rusak akn segara dibentuk jaringan baru yang berasal dari sel-sel sekitar atau dari tempat lain yang membelah dengan cepat. Misalanya saja sebgao contoh pemotongan bagian tubuh (amputasi), salamander bagian yang di potong akan tumbuh “kuncup”. Perkembangan selanjutnya seperti fase embrionik, sehingga organ ataupun jaringan yang mengalami kerusakan dapat terbentuk lagi dan befungsi kembali.
        Kemampuan regenerasi tersebut sangat besar pada masa perkembangan embrionik, bahkan beberapa jenis hewan mempunyai kemampuan tersebut hingga dewasa. Contohnya hydra, bintang laut, dan planaria jika di potong  menjadi duan bagian, potongan-potongan tersebut mempunyai kemampuan untuk regenrasi sehingga menjadi organisme yang utuh.
        Pada hewan seperti kadal dan cicak kadang-kadang memutuskan ekornya untuk mengelabuhi pemangsa. Peristiwa pemutusan bagian tubuh tersebut dinamakan anotomi. Bagian yang hilang adalah ekornya kemudain membentuk kembali ekor yang utuh.
        Kemampuan regenerasi pada vertebrata yang lebih tinggi semakin berkurang, misalnya pada burung  dan mamalia, jika ada bagain tubuhnya yang hilang maka tidak dapat tumbuh lagi, kemampuan regenerasi yang dimiliki hanya untuk menyembuhkan luka.
2.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan pada hewan dapat berlangsung karena beberapa  faktor yang meliputi faktor dalam dan faktor luar.
a.       Faktor Dalam
·      Gen
Gen merupakan faktor dalam yang penting untuk pertumbuhan, karena gen menentukan pola dasar pertumbuhan yang meliputi warna kulit, bentuk rambut, bentuk tulang dan lain sabagainya. Gen merupakan faktor penentu sifat yang diwariskan. Selain itu gen juga berfungsi sebagai pengendali protein (zat pembangunan tubuh).
·      Hormon
Hormon merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar buntu yang berfungasi mendorong pertumbuhan. Hormon somatotropin atau hormon pertumbuhan merupakan hormone yang mempunyai pengaruh utama pada pertumbuhan manusia. Kekurangan hormon tersebut pada masa pertumbuhan mengakibatkan kretinisme atau pertumbuhan kerdil, sedangakan jiak kelebihan hormone tersebut terjadi pada orang dewasa akan berakibat membesarnya bagian ujung dan ruas- ruas tulang atau yang disebut akromegali.
b.      Faktor luar
Selain dipengaruhi gen dan hormone, pertumbuhan dan perkembangan hewan juga dipengaruhi oleh faktor luar seperti air, makanan, cahaya dan aktivitas.

B.  Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
1.   Fase Pertumbuhan dan Perkembangan  pada Tumbuhan
Pertumbuan dan perkembangan pada tumbuhan dimulai dari perkecambah biji. Kemudian kecambah berkembang menjadi tumbuhan kecil yang sempurna, yang kemudian tumbuh membesar.  Setelah mencapai masa tertentu, tumbuhan akan berbunga dan menghasilkan biji. Berikut ini akan dibahas fase-fase pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
a)   Perkecambahan Biji.
         Biji mempunyai embrio yang pada perkembangan awalnya memperoleh perlindungan dan makanan dari  cadangan makan yang ada di dalam biji tersebut. Kotiledon merupakan cadangan makanan yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan embrio sampai terbentuknya daun. JIka daun  telah tubuh maka akan membentuk makanan dengan cara fotosintesisi. Selain kotiledon bagian utama embrio yang lain berupa tunas embrionik dan akar embrionik. Tunas embrionik merupakan calon batang, daun dan nantinya akan membentuk bung, serta buah. Akar embrionik merupakan calon akar.
         Perkecambah adalah munculnya plantula (tanaman kecil)  dari dalam biji. Perkecambah melibatkan proses fisika maupun kimiawi. Pertama-pertama terjadi proses fisika  yaitu biji melakukan imbibisi atau penyerapan air sampai biji menjadi lunak. Saat air masuk ke dalam biji melalui proses imbibisi, maka reaksi kimia di dalam biji menjadi teraktifkan karena antara lain memetabolizir  cadangan makanan agar energi dapa dipakai untuk berkecambah.
b)    Pertumbuhan Primer
         Pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan yang terjadi dari titik tumbuh primer yang terletak di ujung akar mauapun ujung batang dan berasal dari jaringan meristematik. Sel-sel yang menyusun jaringan meristematik selalu membelah dari membentuk sel-sel baru.
·         Pertumbuahn ujung akar
   Irisan membujur ujung akar muda meunjukan adanya 4 daerah pertumbuhan yang batasnya tidak terlalu jelas yaitu tudung akar, daerah pembelahan sel (meristema), daerah pemanjangan sel  dan daerah diferensasi.
·      Pertumbuhan ujung batang
     Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang kegiatan meristem aplikasi yang akhirnya dikenal sebagai teori meristem apikal atau disebut juga teori titik tumbuh. Slah satu teori tersebut adalah Teori Histogen.
     Teori Histogen oleh Hanstein (1870). Menurut teori tersebut meristem aplikasi Phanerogamae terdiri dari 3 lapisan pembentuk jaringan (histogen), yaitu dermatogen, problem dan plerom.
1.   Dermatogen, yaitu lapisan tertular yang akan membentuk jaringan epidermis yang terdiri atas satu lapisa sel saja.
2.   Periblem, yaitu lapisan tengah yang akan membentuk jarinagn korteks yang terdiri atas beberapa lapisan sel.
3.   Plerom, yaitu lapisan terdalam yang akan membentuk silinder pusat yang terdiri atas beberapa lapis sel.
c)         Pertumbuhan Sekunder
        Jika jarngan primer telah terbentuk secara lengkap maka cambium menjadi aktif membelah diri membntuk jaringan baru. Bersamaan dengan itu jaringan kambium gabus (felogen) di bawahnya juga membelah diri. Felogen membentuk sel-sel yang biasanya sel mati dan dinding bergabus. Sel-sel yang mati mempunyai fungsi sebagai jaringan/pelindung.    Sel-sel yang dibentuk oleh jaringan kambium dan jaringan kambium gabus ditambahkan pada sel-sel yang dibentuk oleh jaringan primer. Hal itu menyebabkan tubuh tumbuhan menjadi bertambah besar atau tebal. Pertumbuhan itu disebut dengan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder terjadi pada tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji belah (Dikotil), karena keduanya mempunyai  kambium pada akar dan batang sedangakn pada tumbuhan berkeping satu (Monokotil) tidak mengalami pertumbuhan sekunder, karena golongan tumbuhan tersebut tidak mempunyai kambium. Kegiatan sel kambium tersebut diri ke dua arah, kearah luar membentuk sel yang akhirnya menjadi floem sekunder, sedangkan kea rah dalam membentuk sel-sel yang akhirnya menjadi unsur xilem sekunder. Akibat dari adanya kegiatan tersebut batang maupun akar Gymnospremae dan Dikotil menjadi semakin besar.
  1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan  Perkembangan pada Tumbuhan
            Pertumbuhan dan perkembangan pada Tumbuhan di pengaruhi beberapa faktor sebagai berikut :
a.     Faktor Dalam
Faktor dalam yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan berupa Gen dan hormon.
·         Gen
Gen berfungsi untuk mengontrol reaksi kimia di dalam sel,misalnya sintesis protein. Pembentukan protein yang merupakan bagian dasar penyusun tubuh tumbuhan dikendalikan oleh gen secara langsung. Di dalam gen terkandung faktor-faktor saifat keturunan yang dapat diturunkan pada keturunannya. Dan juga gen dapat mengatur pola pertumbuhan melalui sifat yang diturunkan dan sitensis –sitensis yang dikendalikannya.
·         Hormon
Hormon merupakan senyawa kimia yang sangat aktif. Oleh para ahli botani, hormon pertumbuhan pada tumbuhan diberi nama substansi pertumbuhan. Substansi partum buhan pada tumbuhan ada 5 macam yaitu auksin, giberelin, sitokinin, gas efilen dan asam abisat.
b.    Faktor luar

Selain di tentukan oleh gendam, hormon pertumbuhan tanaman juda di pengaruhi oleh faktor luar seperti air, makanan, cahaya, suhu dan kelembapan.

0 comments:

Post a Comment