PERKEMBANGAN
BERBICARA DAN SOSIAL ANAK
KATA
PENGANTAR
Puju
syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rakmat-Nyalah kami dapat menyusun sebuah makalah yang berjudul “Perkembangan
Berbicara dan Sosial Anak”. Adapun maksud dan tujuan penulisan ini dalam rangka
tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.
Sebagai
seorang pemula, kami menyadari terdapat banyak kekurangan dan kelemahan dalam
menyusun makalah ini. Semua ini dikarenakan keterbatasan pengalaman dan
pengetahuan yang kami miliki.
Diakhir
kata kami mengucapkan maaf, bila ada kata dan tulisan yang tidak berkenan di
hati dan semoga makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa.
Denpasar,
21 Mei 2012
Penulis,
DAFTAR ISI
Kata
pengantar………………………………………………………………………………..
|
2
|
Daftar
isi…………………………………………………………………………………........
|
3
|
BAB
I
|
|
Pendahuluan…………………………………………………………………………………...
|
4
|
1.1
Latar Belakang……………………………………………………………………….........
|
4
|
1.2
Rumusan Masalah…………………………………………………………………………
|
5
|
1.3
Tujuan Penulisan………………………………………………………………………….
|
5
|
1.4
Manfaat Penulisan………………………………………………………………………...
|
5
|
BAB
II
|
|
Pembahasan……………………………………………………………………………….......
|
6
|
2.1
Perkembangan Berbicara (Bahasa) Pada Anak……………………………………….......
|
6
|
2.2
Keterlambatan
dan bahaya (gangguan) di dalam perkembangan bicara pada anak............
|
10
|
2.3 Makna Perkembangan Sosial Anak ………………………………………………………
|
12
|
2.4
Bentuk –
Bentuk Tingkah laku Sosial…………………………………………………….
|
13
|
2.5
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak…………………………
|
14
|
2.6
Pengaruh Perkembangan Sosial terhadap Tingkah Laku…………………………………
|
15
|
BAB
III
|
|
3.1
Kesimpulan………………………………………………………………………………..
|
17
|
3.2
Saran………………………………………………………………………........................
|
17
|
DAFTAR
REFERENSI……………………………………………………………………….
|
18
|
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan
merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dengan bertambahnya
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar,
gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Ciri-ciri
perktumbuhan dan perkembangan anak antara lain, menimbulkan perubahan,
berkolerasi dengan pertumbuhan, memiliki tahap yang beruutan dan mempunyai pola
yang tetap. Perkembangan berbicara dan menulis merupakan suatu proses yang
menggunakan bahasa ekspresif dalam membentuk arti. Perkembangan berbicara pada
awal dari anak yaitu menggumam maupun membeo.Menurut pendapat Dyson bahwa
perkembangan berbicara terkadang individu dapat menyesuaikan dengan
keinginannya sendiri, hal ini tidak sama dengan menulis.
Seorang
bayi dari hari ke hari akan mengalami perkembangan bahasa dan kemampuan bicara,
namun tentunya tiap anak tidak sama persis pencapaiannya, ada yang cepat
berbicara ada pula yang membutuhkan waktu agak lama. Untuk membantu
perkembangannya ibu dapat membantu memberikan stimulasi yang disesuaikan dengan
keunikan masing-masing anak. Sejalan dengan perkembangan kemampuan serta
kematangan jasmani tcrutama yang bertalian dengan proses bicara, komunikasi
tersebut makin meningkat dan meluas, misalnya dengan orang di sekitarnya
lingkungan dan berkembang dengan orang lain yang baru dikenal dan bersahabat
dengannya.
Terdapat
perbedaan yang signifikan antara pengertian bahasa dan berbicara. Bahasa
mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang’diutarakan dalam bentuk lisan.
tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ckspresi wajah pantomim atau seni.
Sedangkan bicara adalah bahasa lisan yang merupakan bentuk yang paling efektif
untuk berkomunikasi, dan paling penting serta paling banyak dipergunakan.
Perkembangan bahasa tersebut selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia
anak. Hubungan sosial (sosialisasi)
merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial mulai
dari tingkat sederhana dan terbatas, yang didasari oleh kebutuhan yang
sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi
kompleks dan dengan demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang amat
kompleks.
Orang tua sebaiknya selalu memperhatikan
perkernbangan tersebut, sebab pada masa ini, sangat menentukan proses belajar.
Hal ini dapat. dilakukan dengan memberi contoh yang baik, memberikan motivasi
pada anak untuk belajar dan sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
maksud dari perkembangan berbicara paada anak?
2. Apakah
penyebab keterlambatan dan bahaya di dalam perkembangan bicara pada anak?
3. Apa makna dari
perkembangan sosial anak?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui apa itu perkembangan berbicara dan sosial anak.
2. Untuk
mengetahui bagaimana cara membimbing belajar berbicara dan sosial anak.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari
penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat
mengetahui tentang perkembangan berbicara dan sosial anak.
2. Dapat
mengetahui cara-cara untuk membimbing anak dalam belajar berbicara dan sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan
Berbicara (Bahasa) pada Anak
Bicara adalah bentuk bahasa yang
menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud.
Karena bicara merupakan bentuk komunikasi paling efektif,
penggunaanya paling luas dan paling penting. Bicara merupakan
ketrampilan mental-motorik. Berbicara tidk hanya melibatkan koordinasi kumpulan
otot mekanisme suara yang berbeda, tetapi juga mempunyai aspek mental yakni
kemampuan mengaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan.
Ketika
anak tumbuh dan berkembang terjadi peningkatan baik dalam hal kuantitas maupun
kualitas. Produk bahasanya secara bertahap kemampuan anak meningkat bermula
dari mengekpresikan mimik wajah dengan cara berkomunikasi. Alat komunikasi
berbicara pada anak menggunakan gerakan dan tanda isyarat untuk menunjukkan
keinginannya secara bertahap dan berkembang menjadi suatu komunikasi melalui
ajaran yang tepat dan jelas. Perkembangan fonologi berkenaan dengan adanya
pertumbuhan dan produksi sistem bunyi dalam bahasa bagian terkecil dari sistem
bunyi tersebut dikenal dengan nama fonem yang dihasilkan sejak bayi lahir
hingga 1 tahun. Sedangkan morfologi berkenaan dengan pertumbuhan dan produksi
arti bahasa.
Ada
dua tipe perkembangan anak didalam berbicara, yaitu :
1.
Egosentrie
Speech
Terjadi pada anak berusia 2-3 tahun,
dimana anak berbicara pada dirinya sendiri pada saat main boneka.
2.
Socialized Speech
Terjadi ketika
anak sedang berinteraksi pada temannya dan didalam lingkungan. Hal ini
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan beradaptasi sosial anak.
Tujuan
Berbicara
Adapun tujuan dari
berbicara yaitu untuk memberitahu, menghibur, melapor, membujuk, dan
menyakinkan seseorang, ada beberapa faktor yang dapat dijadikan dalam aspek
kebahasan,
yaitu :
1. Ketepatan
ucapan (pelafalan)
2.
Penekanan atau penempatan nada dan durasi yang sesuai
3.
Pemilihan kata
4.
Ketepatan sasaran pembicaraan (tata krama)
Faktor aspek non kebahasaan yaitu :
1.
Sikap tubuh, pandangan, bahasa tubuh, mimik wajah yang tepat
2.
Kesediaan menghargai pembicaraan maupun gagasan orang lain.
3.
Kenyaringan suara dan kelancaran dalam berbicara
4.
Relevansi, penalaran, dan penguasaan terhadap topik.
Hurlock
mengemukakan 3 kriteria untuk mengukur kemampuan berbicara anak, apakah anak
berbicara secara benar atau sekadar berceloteh sebagai berikut :
1.
Anak mengetahui arti kata yang
digunakan dan mampu menghubungkan dengan objek yang diwakili.
2.
Anak mampu melafalkan kata-kata yang
dapat dipahami orang lain dengan mudah.
3.
Anak dapat memahami kata-kata
tersebut, bukan karena telah sering mendengar atau menduga-duga.
Beberapa ahli sepakat bahwa anak memiliki kemampuan untuk
menirukan bahasa orang tua yang dilakukan dengan 2 cara yaitu secara spontan
dan melalui penugasan dari orang dewasa untuk menirukan secara spontan bahasa
orang dewasa dan menggunakan tata bahasa anak sendiri secara bebas.
Adapun beberapa cara orang dewasa mengajarkan bahasa bayi
sebagai berikut :
1.
Motherese,
recasting (menyusun ulang).
Yaitu
berbicara pada bayi dengan suatu frekuensi dan hubungan yang lebih luas dan
menggunakan kalimat yang sederhana.
2.
Recasting
yaitu suatu pengucapan makna atau kalimat yang sama dengan menggunakan cara
yang berbeda contohnya : dengan mengubah suatu pertanyaan.
3.
Echoing
(menggemakan)
Adalah
mengulangi apa yang telah dikatakan anak, khususnya ungkapan atau bahasa anak
yang belum sempurna.
4.
Expanding
(memperluaskan)
Adalah
menyatakan ulang apa telah dikatakan anak dalam bahasa yang baik untuk suatu
kosa kata.
5.
Labeling
(memberi nama).
Adalah
mengidentifkasi nama-nama benda.
Menurut
Vygostky menjelaskan ada 3 tahap perkembangan bicara pada anak yang berhubungan
erat dengan perkembangan berpikir anak yaitu :
1.
Tahap
eksternal
Yaitu terjadi ketika anak berbicara
secara eksternal dimana sumber berpikir berasal dari luar diri anak yang
memberikan pengarahan, informasi dan melakukan suatu tanggung jawab dengan
anak.
2.
Tahap
egosentris
Yaitu dimana anak berbicara sesuai
dengan jalan pikirannya dan dari pola bicara orang dewasa.
3.
Tahap
Internal
Yaitu dimana dalam proses berpikir
anak telah memiliki suatu penghayatan kemampuan berbicara sepenuhnya.
Karakteristik
ini meliputi kemampuan anak untuk dapat berbicara dengan baik, contohnya
melaksanakan tiga perintah lisan secara berurutan dengan benar, mendengarkan
dan menceritakan kembali cerita sederhana dengan urutan yang mudah dipahami,
menyebutkan nama jenis kelamin dan umurnya, menggunakan kata sambung seperti :
dan, karena, tetapi.
Ada beberapa cara belajar berbicara
yang dapat dilakukan anak sebagai berikut :
1.
Persiapan fisik untuk berbicara pada
anak
Yaitu kemampuan
berbicara tergantung pada mekanisme bicara anak tersebut. Pada saat lahir anak
tersebut telah memiliki saluran kecil, langit-langit, mulut datar, dan lidah
terlalu besar untuk saluran suara sebelum semua sarana itu mencapai bentuk yang
lebih matang.
2.
Kesiapan mental untuk berbicara pada
anak
Yaitu kesiapan
mental untuk berbicara tergantung pada kematangan otak, khususnya pada
bagian-bagian asosiasi otak pada anak. Biasanya kesiapan tersebut berkembang
pada saat anak berusia 12 dan 18 bulan dipandang dari segi aspek perkembangan
bicara anak.
3.
Model yang baik untuk ditiru oleh anak
didalam proses bicara
Yaitu
mengucapkan kata dengan betul dan kemudian menggabungkannya menjadi satu
kalimat yang betul maka anak harus memiliki model bicara contohnya pada orang
dewasa untuk ditiru dari pelafasan yang benar dan baik.
4.
Kesempatan untuk berpraktek
Karena alasan
apapun kesempatan berbicara dihilangkan jika mereka tidak dapat membuat orang
lain mengerti dan mereka akan putus asa dan marah.
5.
Bimbingan
Cara yang
paling baik untuk membimbing belajar berbicara yaitu :
1)
Menyediakan model yang baik
2)
Mengatakan kata-kata dengan perlahan dan cukup jelas sehingga anak dapat
memahaminya
3)
Memberikan bantuan mengikuti model tersebut dengan membetulkan setiap
kesalahan yang
mungkin dibuat anak dalam meniru model
tersebut.
Langkah-langkah
untuk membantu perkembangan bahasa anak :
1.
Membaca. Kegiatan ini adalah kegiatan
yang paling penting yang dapat dilakukan bersama anak setiap hari. Ketika orang
tua membaca, tunjuklah gambar yang ada di buku dan sebutkan nama dari gambar
tersebut keras-keras. Mintalah anak untuk menunjuk gambar yang sama dengan yang
ada sebutkan tadi. Buatlah kegiatan membaca menjadi menyenangkan dan menarik
bagi anak dan lakukanlah setiap hari.
2.
Berbicaralah mengenai kegiatan sederhana
yang orang tua dan anak lakukan dengan menggunakan bahasa yang sederhana.
3.
Perkenalkan kata-kata baru pada anak
setiap hari, dapat berupa nama-nama tanaman, nama hewan ataupun nama makanan
yang disiapkan baginya.
4.
Cobalah untuk tidak menyelesaikan
kalimat anak. Berikan kesempatan baginya untuk menemukan sendiri kata yang tepat
yang ingin dia sampaikan.
5.
Berbicaralah pada anak setiap hari, dan
pandanglah mereka ketika berbicara atau mendengarkan mereka. Biarkan mereka
tahu bahwa mereka sangat penting.
2.2 Keterlambatan dan bahaya (gangguan)
di dalam perkembangan bicara pada anak
:
Apabila tingkat
perkembangan bicara berada dibawah tingkat kualitas perkembangan bicara anak
yang umumnya sama yang dapat diketahui dari ketepatan penggunaan di dalam kosa
kata (bahasa) anak tersebut pada saat bersama teman sebayanya berbicara
menggunakan kata-kata terus dianggap muda diajak bermain dengan kata-kata.Keterlambatan
berbicara tidak hanya mempengaruhi penyesuaian akademis dan pribadi anak
pengaruh yang paling serius adalah terhadap kemampuan membaca pada awal anak
masuk sekolah. Banyak penyebab keterlambatan bicara pada anak umumnya adalah
rendahnya tingkat kecerdasan yang membuat anak tidak mungkin belajar berbicara
sama baiknya seperti teman-teman sebayanya, yang kecerdasannya normal atau
tinggi kurang motivasi karena anak mengetahui bahwa mereka dapat berkomunikasi
secara memadai dengan bentuk prabicara dorongan orangtua, terbatasnya
kesempatan praktek berbicara karena ketatnya batasan tentang seberapa banyak
mereka diperbolehkan berbicara dirumah. Salah satu penyebab tidak diragukan
lagi paling umum dan paling serius adalah ketidakmampuan mendorong atau
memotivasi anak berbicara, bahkan pada saat anak mulai berceloteh. Apabila anak
tidak diberikan rangsangan didorong untuk berceloteh, hal ini akan menghambat
penggunaan didalam berbahasa atau kosa kata yang baik dan benar.
Kekurangan
dorongan tersebut merupakan penyebab serius keterlambatan berbicara anak
terlihat dari fakta bahwa apabila orang tua tidak hanya berbicara kepada anak
mereka tetapi juga menggunakan kosa kata yang lebih luas dan bervariasi, adapun
kemampuan anak didalam berbicara yang berkembang sangat pesat dan cepat yaitu
contohnya : anak-anak dari golongan yang lebih atau menengah yang orang tuanya
ingin sekali menyuruh mereka belajar berbicara lebih awal dan lebih baik.
Sangat kurang kemungkinannya mengalami keterlambatan berbicara pada anak.
Sedangkan anak
yang berasal dari golongan yang lebih rendah yang orang tuanya tidak mampu
memberikan dorongan tersebut bagi mereka, apakah kekurangan waktu atau karena
mereka tidak menyadari betapa pentingnya suatu perkembangan bicara pada anak
didik tersebut.
Gangguan atau bahaya didalam
perkembangan bicara pada anak yaitu :
a.
Kelemahan didalam berbicara (berbahasa)
kosa kata
b.
Lamban mengembangkan suatu bahasa atau
didalam berbicara
c.
Sering kali berbicara yang tidak
teratur
d.
Tidak konsentrasi didalam menerima
suatu kata (bahasa) dari orang tua atau guru.
Kesalahan yang
umum didalam pengucapan atau bahasa (berbicara) pada anak yaitu :
a.
Menghilangkan satu suku kata atau lebih
biasanya terletak ditengah-tengah kata contohnya : “buttfly” padahal
“butterfly”.
b.
Mengganti huruf atau suku kata seperti
“tolly” padahal “Dolly”
c.
Menghilangkan huruf mati yang
sulit untuk diucapkan oleh anak contohnya : z,w,s,d, dan g.
d.
Huruf-huruf hidup khususnya O yang
paling sulit dikatakan anak
e.
Singkatan gabungan huruf mati yang
sulit diucapkan oleh anak contohnya : “st, sk, dr, fl, str”.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi anak berbicara. Awal masa kanak-kanak terkena sebagai masa tukang
ngobrol, karena sering kali anak dapat berbicara dengan mudah tidak
terputus-putus bicaranya. Adapun faktor-faktor yang terpenting didalam anak
banyak bicara yaitu :
1.
Inteligensi
Yaitu semakin
cerdas anak, semakin cepat anak menguasai keterampilan berbicara.
2.
Jenis disiplin
Yaitu anak-anak
yang cenderung dibesarkan dengan cara disiplin lebih banyak bicaranya ketimbang
pada suatu kekerasan.
3.
Posisi urutan
Yaitu anak
sulung cenderung atau didorong orangtua untuk banyak berbicara daripada
adiknya.
4.
Besarnya keluarga
5.
Status sosial ekonomi
6.
Status ras
7.
Berbahasa dua
8.
Penggolongan peran seks
2.3 Makna Perkembangan Sosial Anak
Syamsu Yusuf (2007) menyatakan
bahwa Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan
sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi ; meleburkan
diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.
Pada awal manusia dilahirkan belum
bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi
dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan
pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya.
Kebutuhan berinteraksi dengan orang
lain telah dirsakan sejak usia enam bulan, disaat itu mereka telah mampu
mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu
membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang
mendengar suara keras) dan kasih sayang. Sunarto dan Hartono (1999) menyatakan
bahwa :
Hubungan sosial (sosialisasi)
merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial mulai
dari tingkat sederhana dan terbatas, yang didasari oleh kebutuhan yang
sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi
kompleks dan dengan demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang amat
kompleks.
Dari kutipan diatas dapatlah
dimengerti bahwa semakin bertambah usia anak maka semakin kompleks
perkembangan sosialnya, dalam arti mereka semakin membutuhkan orang lain. Tidak
dipungkiri lagi bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan mampu hidup
sendiri, mereka butuh interaksi dengan manusia lainnya, interaksi sosial
merupakan kebutuhan kodrati yang dimiliki oleh manusia.
2.4 Bentuk – Bentuk Tingkah laku
Sosial
Dalam perkembangan menuju kematangan
sosial, anak mewujudkan dalam bentuk-bentuk interkasi sosial diantarannya :
1. Pembangkangan (Negativisme)
Bentuk tingkah laku melawan. Tingkah
laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan orang
tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak. Tingkah laku ini
mulai muncul pada usia 18 bulan dan mencapai puncaknya pada usia tiga tahun dan
mulai menurun pada usia empat hingga enam tahun. Sikap orang tua terhadap anak
seyogyanya tidak memandang pertanda mereka anak yang nakal, keras kepala,
tolol atau sebutan negatif lainnya, sebaiknya orang tua mau memahami sebagai proses
perkembangan anak dari sikap dependent menuju kearah independent.
2. Agresi (Agression)
Yaitu perilaku menyerang balik
secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal). Agresi merupakan salah
bentuk reaksi terhadap rasa frustasi ( rasa kecewa karena tidak terpenuhi
kebutuhan atau keinginannya). Biasanya bentuk ini diwujudkan dengan menyerang
seperti ; mencubut, menggigit, menendang dan lain sebagainya. Sebaiknya orang
tua berusaha mereduksi, mengurangi agresifitas anak dengan cara mengalihkan
perhatian atau keinginan anak. Jika orang tua menghukum anak yang agresif maka
egretifitas anak akan semakin memingkat.
3. Berselisih (Bertengkar)
Sikap ini terjadi jika anak merasa
tersinggung atau terganggu oleh sikap atau perilaku anak lain.
4. Menggoda (Teasing)
Menggoda merupakan bentuk lain dari
sikap agresif, menggoda merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam
bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan) yang menimbulkan marah pada
orang yang digodanya.
5. Persaingan (Rivaly)
Yaitu keinginan untuk melebihi orang
lain dan selalu didorong oleh orang lain. Sikap ini mulai terlihat pada usia
empat tahun, yaitu persaingan prestice dan pada usia enam tahun semangat
bersaing ini akan semakin baik.
6. Kerja sama (Cooperation)
Yaitu sikap mau bekerja sama dengan
orang lain. Sikap ini mulai nampak pada usia tiga tahun atau awal empat tahun,
pada usia enam hingga tujuh tahun sikap ini semakin berkembang dengan baik.
7. Tingkah laku berkuasa (Ascendant
behavior)
Yaitu tingkah laku untuk menguasai
situasi sosial, mendominasi atau bersikap bossiness. Wujud dari sikap ini
adalah ; memaksa, meminta, menyuruh, mengancam dan sebagainya.
8. Mementingkan diri sendiri
(selffishness)
Yaitu sikap egosentris dalam
memenuhi interest atau keinginannya
9. Simpati (Sympaty)
Yaitu sikap emosional yang mendorong
individu untuk menaruh perhatian terhadap orang lain mau mendekati atau
bekerjasama dengan dirinya.
2.5 Faktor – faktor yang
Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak
Perkembangan sosial anak dipengaruhi
beberapa faktor yaitu :
1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan
pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak,
termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga
merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses pendidikan
yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh
keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak
ditentukan oleh keluarga.
2. Kematangan
Untuk dapat bersosilisasi dengan
baik diperlukan kematangan fisik dan psikis sehingga mampu mempertimbangkan
proses sosial, memberi dan menerima nasehat orang lain, memerlukan kematangan
intelektual dan emosional, disamping itu kematangan dalam berbahasa juga sangat
menentukan.
3. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi
oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dalam masyarakat. Perilaku anak akan
banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses
sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian
ilmu yang normatif, anak memberikan warna kehidupan sosial anak didalam
masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang akan datang.
5. Kapasitas Mental : Emosi dan
Intelegensi
Kemampuan berfikir dapat banyak
mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah,
dan berbahasa. Perkembangan emosi perpengaruh sekali terhadap perkembangan
sosial anak. Anak yang berkemampuan intelek tinggi akan berkemampuan berbahasa
dengan baik. Oleh karena itu jika perkembangan ketiganya seimbang maka akan
sangat menentukan keberhasilan perkembangan sosial anak.
2.6 Pengaruh Perkembangan Sosial
terhadap Tingkah Laku
Dalam perkembangan sosial anak,
mereka dapat memikirkan dirinya dan orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam
refleksi diri, yang sering mengarah kepenilaian diri dan kritik dari hasil
pergaulannya dengan orang lain. Hasil pemikiran dirinya tidak akan diketahui
oleh orang lain, bahkan sering ada yang menyembunyikannya atau
merahasiakannya.
Pikiran anak sering dipengaruhi oleh
ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap kritis terhadap situasi dan
orang lain, termasuk kepada orang tuanya. Kemampuan abstraksi anak sering
menimbulkan kemampuan mempersalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan
keadaan bagaimana yang semstinya menurut alam pikirannya.
Disamping itu pengaruh egoisentris
sering terlihat, diantaranya berupa :
1.
Cita-cita
dan idealism yangbaik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri, tanpa
memikirkan akibat labih jauh dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang
mungkin menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan.
2.
Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai
pendapat orang lain daalm penilaiannya.
Melalui banyak pengalaman dan
penghayatan kenyataan serta dalam menghadapi pendapat orang lain, maka
sikap ego semakin berkurang dan diakhir masa remaja sudah sangat kecil rasa
egonya sehingga mereka dapat bergaul dengan baik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun simpulan dari penulisan ini
adalah perkembangan berbicara dan sosial anak merupakan hal yang sangat
penting, dimana peran orang tua disini sangat penting dalam membimbing dan mengajarkan
mereka agar bisa berbicara dengan baik dan benar. Caranya dengan mengatakan
kata-kata dengan perlahan dan cukup jelas sehingga anak dapat memahaminya. Dan
pada perkembangan sosial dimana anak dibawah usia tiga tahun sering
menghabiskan waktunya untuk bermain dan mereka juga lebih egois atau memiliki
rasa ingin menang sendiri yang tinggi, seperti merebut mainan dengan teman
sebayanya, sedangkan anak yang berumur lebih dari tiga tahun mulai mengenal
teman dan memahami rasa berbagi.
3.2
Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan
dari penulisan ini adalah diharapkan para orang tua harus selalu memperhatikan
tumbuh kembang si anak, dengan mendorong atau memotivasi anak dalam
perkembangan berbicara dan sosialnya.
DAFTAR REFERENSI
Anonim.
2010. Perkembangan Bahasa Anak. http://bayibalita.com/2010/07/perkembangan-bahasa-anak/
Massofa.
Perkembangan Bahasa Anak. http://massofa.wordpress.com/2008/04/29/perkembangan-bahasa-anak/
http://h4md4ni.wordpress.com/perkembang-anak/
great
ReplyDelete