Monday 7 April 2014



PERKEMBANGAN BERBICARA DAN SOSIAL ANAK




KATA PENGANTAR

Puju syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rakmat-Nyalah kami dapat menyusun sebuah makalah yang berjudul “Perkembangan Berbicara dan Sosial Anak”. Adapun maksud dan tujuan penulisan ini dalam rangka tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.
Sebagai seorang pemula, kami menyadari terdapat banyak kekurangan dan kelemahan dalam menyusun makalah ini. Semua ini dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Diakhir kata kami mengucapkan maaf, bila ada kata dan tulisan yang tidak berkenan di hati dan semoga makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa.


                                                                                  Denpasar, 21 Mei 2012


                                                                                                Penulis,




DAFTAR ISI

Kata pengantar………………………………………………………………………………..
2
Daftar isi…………………………………………………………………………………........
3
BAB I

Pendahuluan…………………………………………………………………………………...
4
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………….........
4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………
5
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………………….
5
1.4 Manfaat Penulisan………………………………………………………………………...
5
BAB II

Pembahasan……………………………………………………………………………….......
6
2.1 Perkembangan Berbicara (Bahasa) Pada Anak……………………………………….......
6
2.2 Keterlambatan dan bahaya (gangguan) di dalam perkembangan bicara pada anak............
10
2.3 Makna Perkembangan Sosial Anak ………………………………………………………
12
2.4 Bentuk – Bentuk Tingkah laku Sosial…………………………………………………….
13
2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak…………………………
14
2.6 Pengaruh Perkembangan Sosial terhadap Tingkah Laku…………………………………
15
BAB III

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………..
17
3.2 Saran………………………………………………………………………........................
17
DAFTAR REFERENSI……………………………………………………………………….
18




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Ciri-ciri perktumbuhan dan perkembangan anak antara lain, menimbulkan perubahan, berkolerasi dengan pertumbuhan, memiliki tahap yang beruutan dan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan berbicara dan menulis merupakan suatu proses yang menggunakan bahasa ekspresif dalam membentuk arti. Perkembangan berbicara pada awal dari anak yaitu menggumam maupun membeo.Menurut pendapat Dyson bahwa perkembangan berbicara terkadang individu dapat menyesuaikan dengan keinginannya sendiri, hal ini tidak sama dengan menulis.
Seorang bayi dari hari ke hari akan mengalami perkembangan bahasa dan kemampuan bicara, namun tentunya tiap anak tidak sama persis pencapaiannya, ada yang cepat berbicara ada pula yang membutuhkan waktu agak lama. Untuk membantu perkembangannya ibu dapat membantu memberikan stimulasi yang disesuaikan dengan keunikan masing-masing anak. Sejalan dengan perkembangan kemampuan serta kematangan jasmani tcrutama yang bertalian dengan proses bicara, komunikasi tersebut makin meningkat dan meluas, misalnya dengan orang di sekitarnya lingkungan dan berkembang dengan orang lain yang baru dikenal dan bersahabat dengannya.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengertian bahasa dan berbicara. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang’diutarakan dalam bentuk lisan. tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ckspresi wajah pantomim atau seni. Sedangkan bicara adalah bahasa lisan yang merupakan bentuk yang paling efektif untuk berkomunikasi, dan paling penting serta paling banyak dipergunakan. Perkembangan bahasa tersebut selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak. Hubungan sosial (sosialisasi) merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial mulai dari tingkat sederhana dan terbatas, yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang amat kompleks.
 Orang tua sebaiknya selalu memperhatikan perkernbangan tersebut, sebab pada masa ini, sangat menentukan proses belajar. Hal ini dapat. dilakukan dengan memberi contoh yang baik, memberikan motivasi pada anak untuk belajar dan sebagainya.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa maksud dari perkembangan berbicara paada anak?
2.      Apakah penyebab keterlambatan dan bahaya di dalam perkembangan bicara pada anak?
3.      Apa makna dari perkembangan sosial anak?

1.3  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui apa itu perkembangan berbicara dan sosial anak.
2.      Untuk mengetahui bagaimana cara membimbing belajar berbicara dan sosial anak.

1.4  Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.      Dapat mengetahui tentang perkembangan berbicara dan sosial anak.
2.      Dapat mengetahui cara-cara untuk membimbing anak dalam belajar berbicara dan sosial.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Berbicara (Bahasa) pada Anak
Bicara adalah bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud. Karena bicara merupakan bentuk komunikasi paling efektif, penggunaanya paling luas dan paling penting. Bicara merupakan ketrampilan mental-motorik. Berbicara tidk hanya melibatkan koordinasi kumpulan otot mekanisme suara yang berbeda, tetapi juga mempunyai aspek mental yakni kemampuan mengaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan.
Ketika anak tumbuh dan berkembang terjadi peningkatan baik dalam hal kuantitas maupun kualitas. Produk bahasanya secara bertahap kemampuan anak meningkat bermula dari mengekpresikan mimik wajah dengan cara berkomunikasi. Alat komunikasi berbicara pada anak menggunakan gerakan dan tanda isyarat untuk menunjukkan keinginannya secara bertahap dan berkembang menjadi suatu komunikasi melalui ajaran yang tepat dan jelas. Perkembangan fonologi berkenaan dengan adanya pertumbuhan dan produksi sistem bunyi dalam bahasa bagian terkecil dari sistem bunyi tersebut dikenal dengan nama fonem yang dihasilkan sejak bayi lahir hingga 1 tahun. Sedangkan morfologi berkenaan dengan pertumbuhan dan produksi arti bahasa.
Ada dua tipe perkembangan anak didalam berbicara, yaitu :
1.      Egosentrie Speech
Terjadi pada anak berusia 2-3 tahun, dimana anak berbicara pada dirinya sendiri pada saat main boneka.
2.      Socialized Speech
Terjadi ketika anak sedang berinteraksi pada temannya dan didalam lingkungan. Hal ini berfungsi untuk mengembangkan kemampuan beradaptasi sosial anak.

Tujuan Berbicara
Adapun tujuan dari berbicara yaitu untuk memberitahu, menghibur, melapor, membujuk, dan menyakinkan seseorang, ada beberapa faktor yang dapat dijadikan dalam aspek kebahasan,
yaitu :
1. Ketepatan ucapan (pelafalan)
2.    Penekanan atau penempatan nada dan durasi yang sesuai
3.    Pemilihan kata
4.    Ketepatan sasaran pembicaraan (tata krama)

 Faktor aspek non kebahasaan yaitu :
1.     Sikap tubuh, pandangan, bahasa tubuh, mimik wajah yang tepat
2.    Kesediaan menghargai pembicaraan maupun gagasan orang lain.
3.    Kenyaringan suara dan kelancaran dalam berbicara
4.    Relevansi, penalaran, dan penguasaan terhadap topik.

Hurlock mengemukakan 3 kriteria untuk mengukur kemampuan berbicara anak, apakah anak berbicara secara benar atau sekadar berceloteh sebagai berikut :
1.      Anak mengetahui arti kata yang digunakan dan mampu menghubungkan dengan objek yang diwakili.
2.      Anak mampu melafalkan kata-kata yang dapat dipahami orang lain dengan mudah.
3.       Anak dapat memahami kata-kata tersebut, bukan karena telah sering mendengar atau menduga-duga.

Beberapa ahli sepakat bahwa anak memiliki kemampuan untuk menirukan bahasa orang tua yang dilakukan dengan 2 cara yaitu secara spontan dan melalui penugasan dari orang dewasa untuk menirukan secara spontan bahasa orang dewasa dan menggunakan tata bahasa anak sendiri secara bebas.
Adapun beberapa cara orang dewasa mengajarkan bahasa bayi sebagai berikut :
1.        Motherese, recasting (menyusun ulang).
Yaitu berbicara pada bayi dengan suatu frekuensi dan hubungan yang lebih luas dan menggunakan kalimat yang sederhana.
2.        Recasting yaitu suatu pengucapan makna atau kalimat yang sama dengan menggunakan cara yang berbeda contohnya : dengan mengubah suatu pertanyaan.
3.        Echoing (menggemakan)
Adalah mengulangi apa yang telah dikatakan anak, khususnya ungkapan atau bahasa anak yang belum sempurna.
4.        Expanding (memperluaskan)
Adalah menyatakan ulang apa telah dikatakan anak dalam bahasa yang baik untuk suatu kosa kata.
5.        Labeling (memberi nama).
Adalah mengidentifkasi nama-nama benda.
Menurut Vygostky menjelaskan ada 3 tahap perkembangan bicara pada anak yang berhubungan erat dengan perkembangan berpikir anak yaitu :
1.        Tahap eksternal
Yaitu terjadi ketika anak berbicara secara eksternal dimana sumber berpikir berasal dari luar diri anak yang memberikan pengarahan, informasi dan melakukan suatu tanggung jawab dengan anak.
2.        Tahap egosentris
Yaitu dimana anak berbicara sesuai dengan jalan pikirannya dan dari pola bicara orang dewasa.
3.        Tahap Internal
Yaitu dimana dalam proses berpikir anak telah memiliki suatu penghayatan kemampuan berbicara sepenuhnya.
Karakteristik ini meliputi kemampuan anak untuk dapat berbicara dengan baik, contohnya melaksanakan tiga perintah lisan secara berurutan dengan benar, mendengarkan dan menceritakan kembali cerita sederhana dengan urutan yang mudah dipahami, menyebutkan nama jenis kelamin dan umurnya, menggunakan kata sambung seperti : dan, karena, tetapi.
Ada beberapa cara belajar berbicara yang dapat dilakukan anak sebagai berikut :
1.        Persiapan fisik untuk berbicara pada anak
Yaitu kemampuan berbicara tergantung pada mekanisme bicara anak tersebut. Pada saat lahir anak tersebut telah memiliki saluran kecil, langit-langit, mulut datar, dan lidah terlalu besar untuk saluran suara sebelum semua sarana itu mencapai bentuk yang lebih matang.
2.        Kesiapan mental untuk berbicara pada anak
Yaitu kesiapan mental untuk berbicara tergantung pada kematangan otak, khususnya pada bagian-bagian asosiasi otak pada anak. Biasanya kesiapan tersebut berkembang pada saat anak berusia 12 dan 18 bulan dipandang dari segi aspek perkembangan bicara anak.
3.        Model yang baik untuk ditiru oleh anak didalam proses bicara
Yaitu mengucapkan kata dengan betul dan kemudian menggabungkannya menjadi satu kalimat yang betul maka anak harus memiliki model bicara contohnya pada orang dewasa untuk ditiru dari pelafasan yang benar dan baik.
4.        Kesempatan untuk berpraktek
Karena alasan apapun kesempatan berbicara dihilangkan jika mereka tidak dapat membuat orang lain mengerti dan mereka akan putus asa dan marah.
5.        Bimbingan
Cara yang paling baik untuk membimbing belajar berbicara yaitu :
1)    Menyediakan model yang baik
2)    Mengatakan kata-kata dengan perlahan dan cukup jelas sehingga anak dapat memahaminya
3)    Memberikan bantuan mengikuti model tersebut dengan membetulkan setiap kesalahan yang
       mungkin dibuat anak dalam meniru model tersebut.
Langkah-langkah untuk membantu perkembangan bahasa anak :
1.       Membaca. Kegiatan ini adalah kegiatan yang paling penting yang dapat dilakukan bersama anak setiap hari. Ketika orang tua membaca, tunjuklah gambar yang ada di buku dan sebutkan nama dari gambar tersebut keras-keras. Mintalah anak untuk menunjuk gambar yang sama dengan yang ada sebutkan tadi. Buatlah kegiatan membaca menjadi menyenangkan dan menarik bagi anak dan lakukanlah setiap hari.
2.       Berbicaralah mengenai kegiatan sederhana yang orang tua dan anak lakukan dengan menggunakan bahasa yang sederhana.
3.       Perkenalkan kata-kata baru pada anak setiap hari, dapat berupa nama-nama tanaman, nama hewan ataupun nama makanan yang disiapkan baginya.
4.       Cobalah untuk tidak menyelesaikan kalimat anak. Berikan kesempatan baginya untuk menemukan sendiri kata yang tepat yang ingin dia sampaikan.
5.       Berbicaralah pada anak setiap hari, dan pandanglah mereka ketika berbicara atau mendengarkan mereka. Biarkan mereka tahu bahwa mereka sangat penting.

2.2 Keterlambatan dan bahaya (gangguan) di dalam perkembangan bicara pada anak :
Apabila tingkat perkembangan bicara berada dibawah tingkat kualitas perkembangan bicara anak yang umumnya sama yang dapat diketahui dari ketepatan penggunaan di dalam kosa kata (bahasa) anak tersebut pada saat bersama teman sebayanya berbicara menggunakan kata-kata terus dianggap muda diajak bermain dengan kata-kata.Keterlambatan berbicara tidak hanya mempengaruhi penyesuaian akademis dan pribadi anak pengaruh yang paling serius adalah terhadap kemampuan membaca pada awal anak masuk sekolah. Banyak penyebab keterlambatan bicara pada anak umumnya adalah rendahnya tingkat kecerdasan yang membuat anak tidak mungkin belajar berbicara sama baiknya seperti teman-teman sebayanya, yang kecerdasannya normal atau tinggi kurang motivasi karena anak mengetahui bahwa mereka dapat berkomunikasi secara memadai dengan bentuk prabicara dorongan orangtua, terbatasnya kesempatan praktek berbicara karena ketatnya batasan tentang seberapa banyak mereka diperbolehkan berbicara dirumah. Salah satu penyebab tidak diragukan lagi paling umum dan paling serius adalah ketidakmampuan mendorong atau memotivasi anak berbicara, bahkan pada saat anak mulai berceloteh. Apabila anak tidak diberikan rangsangan didorong untuk berceloteh, hal ini akan menghambat penggunaan didalam berbahasa atau kosa kata yang baik dan benar.
Kekurangan dorongan tersebut merupakan penyebab serius keterlambatan berbicara anak terlihat dari fakta bahwa apabila orang tua tidak hanya berbicara kepada anak mereka tetapi juga menggunakan kosa kata yang lebih luas dan bervariasi, adapun kemampuan anak didalam berbicara yang berkembang sangat pesat dan cepat yaitu contohnya : anak-anak dari golongan yang lebih atau menengah yang orang tuanya ingin sekali menyuruh mereka belajar berbicara lebih awal dan lebih baik. Sangat kurang kemungkinannya mengalami keterlambatan berbicara pada anak.
Sedangkan anak yang berasal dari golongan yang lebih rendah yang orang tuanya tidak mampu memberikan dorongan tersebut bagi mereka, apakah kekurangan waktu atau karena mereka tidak menyadari betapa pentingnya suatu perkembangan bicara pada anak didik tersebut.
Gangguan atau bahaya didalam perkembangan bicara pada anak yaitu :
a.       Kelemahan didalam berbicara (berbahasa) kosa kata
b.      Lamban mengembangkan suatu bahasa atau didalam berbicara
c.       Sering kali berbicara yang tidak teratur
d.      Tidak konsentrasi didalam menerima suatu kata (bahasa) dari orang tua atau guru.

Kesalahan yang umum didalam pengucapan atau bahasa (berbicara) pada anak yaitu :
a.       Menghilangkan satu suku kata atau lebih biasanya terletak ditengah-tengah kata contohnya : “buttfly” padahal “butterfly”.
b.       Mengganti huruf atau suku kata seperti “tolly” padahal “Dolly”
c.        Menghilangkan huruf mati yang sulit untuk diucapkan oleh anak contohnya : z,w,s,d, dan g.
d.       Huruf-huruf hidup khususnya O yang paling sulit dikatakan anak
e.       Singkatan gabungan huruf mati yang sulit diucapkan oleh anak contohnya : “st, sk, dr, fl, str”.
Faktor-faktor yang mempengaruhi anak berbicara. Awal masa kanak-kanak terkena sebagai masa tukang ngobrol, karena sering kali anak dapat berbicara dengan mudah tidak terputus-putus bicaranya. Adapun faktor-faktor yang terpenting didalam anak banyak bicara yaitu :
1.        Inteligensi
Yaitu semakin cerdas anak, semakin cepat anak menguasai keterampilan berbicara.
2.        Jenis disiplin
Yaitu anak-anak yang cenderung dibesarkan dengan cara disiplin lebih banyak bicaranya ketimbang pada suatu kekerasan.
3.        Posisi urutan
Yaitu anak sulung cenderung atau didorong orangtua untuk banyak berbicara daripada adiknya.
4.    Besarnya keluarga
5.    Status sosial ekonomi
6.    Status ras
7.    Berbahasa dua
8.    Penggolongan peran seks

2.3 Makna Perkembangan Sosial Anak
Syamsu Yusuf (2007)  menyatakan bahwa Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi ; meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.
Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya.
Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirsakan sejak usia enam bulan, disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang. Sunarto dan Hartono (1999) menyatakan bahwa  :
Hubungan sosial (sosialisasi) merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial mulai dari tingkat sederhana dan terbatas, yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang amat kompleks.
Dari kutipan diatas dapatlah dimengerti bahwa semakin bertambah usia anak maka semakin kompleks  perkembangan sosialnya, dalam arti mereka semakin membutuhkan orang lain. Tidak dipungkiri lagi bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan mampu hidup sendiri, mereka butuh interaksi dengan manusia lainnya, interaksi sosial merupakan kebutuhan kodrati yang dimiliki oleh manusia. 

2.4 Bentuk – Bentuk Tingkah laku Sosial
Dalam perkembangan menuju kematangan sosial, anak mewujudkan dalam bentuk-bentuk interkasi sosial diantarannya :
1.       Pembangkangan (Negativisme)
Bentuk tingkah laku melawan. Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak. Tingkah laku ini mulai muncul pada usia 18 bulan dan mencapai puncaknya pada usia tiga tahun dan mulai menurun pada usia empat hingga enam tahun. Sikap orang tua terhadap anak seyogyanya tidak memandang  pertanda mereka anak yang nakal, keras kepala, tolol atau sebutan negatif lainnya, sebaiknya orang tua mau memahami sebagai proses perkembangan anak dari sikap dependent menuju kearah independent.
2.      Agresi (Agression)
Yaitu perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal). Agresi merupakan salah bentuk reaksi terhadap rasa frustasi ( rasa kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau keinginannya). Biasanya bentuk ini diwujudkan dengan menyerang seperti ; mencubut, menggigit, menendang dan lain sebagainya. Sebaiknya orang tua berusaha mereduksi, mengurangi agresifitas anak dengan cara mengalihkan perhatian atau keinginan anak. Jika orang tua menghukum anak yang agresif maka egretifitas anak akan semakin memingkat.
3.       Berselisih (Bertengkar)
Sikap ini terjadi jika anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap atau perilaku anak lain.
4.      Menggoda (Teasing)
Menggoda merupakan bentuk lain dari sikap agresif, menggoda merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan) yang menimbulkan marah pada orang yang digodanya.
5.       Persaingan (Rivaly)
Yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong oleh orang lain. Sikap ini mulai terlihat pada usia empat tahun, yaitu persaingan prestice dan pada usia enam tahun semangat bersaing ini akan semakin baik.
6.      Kerja sama (Cooperation)
Yaitu sikap mau bekerja sama dengan orang lain. Sikap ini mulai nampak pada usia tiga tahun atau awal empat tahun, pada usia enam hingga tujuh tahun sikap ini semakin berkembang dengan baik.
7.      Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior)
Yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi atau bersikap bossiness. Wujud dari sikap ini adalah ; memaksa, meminta, menyuruh, mengancam dan sebagainya.
8.      Mementingkan diri sendiri (selffishness)
Yaitu sikap egosentris dalam memenuhi interest atau keinginannya
9.      Simpati (Sympaty)
Yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap orang lain mau mendekati atau bekerjasama dengan dirinya. 

2.5 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak
Perkembangan sosial anak dipengaruhi beberapa faktor yaitu :
1.       Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak ditentukan oleh keluarga.
2.       Kematangan
Untuk dapat bersosilisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik dan psikis sehingga mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima nasehat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional, disamping itu kematangan dalam berbahasa juga sangat menentukan.
3.       Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dalam masyarakat. Perilaku anak akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya.
4.       Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, anak memberikan warna kehidupan sosial anak didalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang akan datang.
5.      Kapasitas Mental : Emosi dan Intelegensi
Kemampuan berfikir dapat banyak mempengaruhi banyak  hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Perkembangan emosi perpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial anak. Anak yang berkemampuan intelek tinggi akan berkemampuan berbahasa dengan baik. Oleh karena itu jika perkembangan ketiganya seimbang maka akan sangat menentukan keberhasilan perkembangan sosial anak.

2.6    Pengaruh Perkembangan Sosial terhadap Tingkah Laku
Dalam perkembangan sosial anak, mereka dapat memikirkan dirinya dan orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah kepenilaian diri dan kritik dari hasil pergaulannya dengan orang lain. Hasil pemikiran dirinya tidak akan diketahui oleh orang lain, bahkan sering ada yang menyembunyikannya atau  merahasiakannya.
Pikiran anak sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap kritis terhadap situasi dan orang lain, termasuk kepada orang tuanya. Kemampuan abstraksi anak sering menimbulkan kemampuan mempersalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana yang semstinya menurut alam  pikirannya.
Disamping itu pengaruh egoisentris sering terlihat, diantaranya berupa :
1.              Cita-cita dan idealism yangbaik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri, tanpa memikirkan akibat labih jauh dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan.
2.               Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat orang lain daalm penilaiannya.
Melalui banyak pengalaman dan penghayatan  kenyataan serta dalam menghadapi pendapat orang lain, maka sikap ego semakin berkurang dan diakhir masa remaja sudah sangat kecil rasa egonya sehingga mereka dapat bergaul dengan baik.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun simpulan dari penulisan ini adalah perkembangan berbicara dan sosial anak merupakan hal yang sangat penting, dimana peran orang tua disini sangat penting dalam membimbing dan mengajarkan mereka agar bisa berbicara dengan baik dan benar. Caranya dengan mengatakan kata-kata dengan perlahan dan cukup jelas sehingga anak dapat memahaminya. Dan pada perkembangan sosial dimana anak dibawah usia tiga tahun sering menghabiskan waktunya untuk bermain dan mereka juga lebih egois atau memiliki rasa ingin menang sendiri yang tinggi, seperti merebut mainan dengan teman sebayanya, sedangkan anak yang berumur lebih dari tiga tahun mulai mengenal teman dan memahami rasa berbagi.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan dari penulisan ini adalah diharapkan para orang tua harus selalu memperhatikan tumbuh kembang si anak, dengan mendorong atau memotivasi anak dalam perkembangan berbicara dan sosialnya.


DAFTAR REFERENSI

Anonim. 2010. Perkembangan Bahasa Anak. http://bayibalita.com/2010/07/perkembangan-bahasa-anak/
http://h4md4ni.wordpress.com/perkembang-anak/

1 comments: