Thursday, 10 April 2014

Fisiologi Pembentukan Urine menurut Syaifuddin (2001) :

Glomerolus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai bowman yang berguna untuk menampung hasil filtrasi dari glomerolus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan kembali zat-zat yang sudah disaring pada glomerolus dan sisa cairan aka diteruskan ke piala ginjal. Urine yang berasal dari darah dibawa oleh arteri renalis masuk ke dalam ginjal. Langkah pertama proses pembentukan urine adalah ultrafiltrasi darah/ plasma dalam kapiler glomerolus yang berupa air dan kristaloid. Selanjutnya, didalam tubuli akan disempurnakan dengan proses reabsorpsi zat-zat yang esensial dari cairan filtrasi untuk dikembalikan ke dalam darah. Selanjutnya, proses sekresi dikeluarkan melalui urine.

Terdapat 3 proses penting yang berhubungan dengan proses pembentukan urine:

1) Proses filtrasi (ultrafiltrasi)
Proses filtrasi terjadi pada glomerolus. Proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan eferen sehingga terjadi penyerapan darah setiap menit, kira-kira 1200 ml. Darah yang terdiri dari 450 ml sel darah dan 660 ml plasma masuk ke dalam kapiler-kapiler glomerolus. Untuk proses filtrasi diperlukan tekanan filtrasi untuk mendapatkan hasil akhir. Pembentukan urine dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan yang bebas protein dari kapiler glomerolus ke kapsula bowman. Cairan diubah oleh reabsorpsi air dan zat terlarut yang spesifik kembali ke dalam darah atau oleh zat lain disekresikan dari kapiler peritubulus kedalam tubulus.

2) Proses absorpsi
Proses absorpsi adalah terjadinya penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Proses ini terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi yang terjadi pada tubulus atas. Dalam tubulus ginjal, cairan filtrasi dipekatkan dan zat yang penting bagi tubuh direabsorpsi. Jumlah total air yang diabsorpsi lebih kurang 120 ml/menit, 70%-80% diabsorpsi oleh tubulus proksimal dan disebut juga reabsorpsi air obligatori, sisanya 20-30% diabsorpsi secara fakultatif dengan bantuan hormon vasoprevesin, yaitu ADH (antidiuretik hormon) di tubulus distal. Sebagian kecil sisanya diabsorpsi pada duktus koligen, yaitu saluran tempat bermuaranya tubulus distal.

3) Proses sekresi

Tubulus ginjal dapat mensekresi atau menambah zat-zat ke dalam cairan. Filtrasi selama metabolisme sel-sel membentuk asam dalam jumlah yang besar. Namun, pH darah dan cairan tubuh dapat dipertahankan sekitar 7,4 (alkalis). Sel tubuh membentuk amoniak yang bersenyawa dengan asam kemudian disekresi sebagai amonium supaya pH darah dan cairan tubuh tetap alkalis.
Menurut (Pearce, 2006 ) bila dibandingkan jumlah yang disaring oleh glomerulus setiap hari dengan jumlah yang dikeluarkan bersama kedalam urine maka dapat dilihat besar daya selektif sel tubula.

0 comments:

Post a Comment