Monday 7 April 2014



TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
“CIRI-CIRI DAN IMPLEMENTASAI PERKEMBANGAN ADOLESEN”



KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Puji syukur saya panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang telah memberikan kesempatan untuk membuat makalah ini guna menambah wawasan kami sebagai mahasiswa.
Dalam makalah sederhana ini, penulis hendak membahas mengenai Ciri-ciri dan Implementasi Perkembangan Adolesen yang tiada lain merupakan bagian dari ajaran Perkembangan Peserta Dididik,
Penulis  sangat berterima kasih jika kiranya para pembaca berkehendak memberikan saran atau kritik guna menyempurnakan makalah sederhana ini. Kesempurnaan makalah ini akan melebarkan terbukanya jendela pengetahuan mengenai ciri-ciri dan implementasi perkembangan adolesen bagi kita semua. Semoga makalah ini benar-benar dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Om Santih Santih Santih Om.

                                                                                               Denpasar, 23 Mei 2012


                                                                                                            Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………..  i      
DAFTAR ISI…………………………………………………………………  ii     
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………… 1
Latar Belakang………………………………………………………………..  1
Rumusan Masalah…………………………………………………………….  2
Tujuan ………………………………………………………………………..   2
Manfaat……………………………………………………………………….  2
BAB II
PENJELASAN KONSEP……………………………………………………. 3
BABII
PENUTUP……………………………………………………………………. 12
Kesimpulan dan Saran………………………………………………………... 12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...  13




BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang

Remaja atau adolesen adalah perkembangan selama  individu menalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan, biasanya antara usia 13-20 tahun. Iatilah adolesaen biasanya menunjukan maturasi psikologis individu, ketika pubertas menunjukan titik dimana reproduksi dapat terjadi. Perubahan hormonal pubertas mengakibatkan perubahan penampilan pada orang muda, dan perkemembangan mental mengakibatkan untuk menghipotesis dan berhadapan dengan abstraksi.
Remaja adalah masa transisi usia ketika seseorang belum dewasa tetapi juga sudah tidak anak-anak. Banyak yang mengangkat masa remaja adalah pusat perkembangan kepribadian. Perawatan jiwa memfokuskan perawatannya terhadap perpindahan mereka kearaah yang dewasa, aspek sosial, emosional, dan fisik dari keputusan mereka didalaam keluarga, sekolah dan kelompok (Stuart & Laraia, 2005).
Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Masa pematangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional yang cepat. Batas-batas yang cepat dari remaja sulit untuk didefinisikan, namun periode ini adalah lazim dipandang sebagaai dengan munculnya tahapan karakteristik seks sekunder pada usia 11 atau 12 tahun dan berakhir dengan penghentian pertumbuhan tubuh pada usia sekitar 18 sampai 20 tahun.
Masa remaja bisa disebut sebagai masa sosial karena sepanjang masa remaja hubungan sosial akan semakin tampak jelas dan sangat dominan.

1.2    Rumusan masalah
1.      Ciri-ciri perkembangan apa sajakah yang harusnya kita ketahui pada tingkat remaja?
2.      Secara teoritis ada berapa tokoh psikologi yang mengemukakan tentang batas-batas umur remaja ? tetapi dari sekian banyak tokoh yang mengemukakan tidak dapat secara pasti tentang batasan usia pada remaja.
3.      Bagaimanakah refrensi perkembangan adolesen selama lima tahun terakhir ?
1.3    Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari laporan ini adalah:
1.      Mengetahui ciri-ciri perkembangan pada remaja
2.      Mengetahui refrensi remaja lima tahun terakhir
1.4    Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah :
Untuk mengetahui ciri-ciri dari perkembangan adolesen dan refrensinya selama lima tahun terakhir.

BAB II
PENJELASAN KONSEP
2.1       Pembahasan
Menurut Hasan Basri Adolesen atau remaja adalah kelompok manusia yang telah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh ketergantungan dan menuju masa pembentukan tanggung jawab. Fase perkembangan remaja dikenal dengan masa strom and stress, frustasi dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta, dan perasaan tereanilasi (tersisihkan) dari kehidupan sosial budaya orang dewasa.
Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescent yang berarti to grow atau to grow maturity. Banyak tokoh yang memberikan definisi tentang remaja, seperti De Brum mendefinisikan remaja sebagai periode perrumbuhan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Remaja adalah masa transisi usia ketika seseorang belum dewasa tetapi juga sudah tidak anak-anak. Banyak yang mengangkat masa remaja adalah pusat perkembangan kepribadian. Perawatan jiwa memfokuskan perawatannya terhadap perpindahan mereka kearaah yang dewasa, aspek sosial, emosional, dan fisik dari keputusan mereka didalaam keluarga, sekolah dan kelompok (Stuart & Laraia, 2005).
Masa remaja adalah masa transisi  antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Masa pematangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional yang cepat. Batas-batas yang cepat dari remaja sulit untuk didefinisikan, namun periode ini adalah lazim dipandang sebagaai dengan munculnya tahapan karakteristik seks sekunder pada usia 11 atau 12 tahun dan berakhir dengan penghentian pertumbuhan tubuh pada usia sekitar 18 sampai 20 tahun.
Masa remaja bisa disebut sebagai masa sosial karena sepanjang masa remaja hubungan sosial akan semakin tampak jelas dan sangat dominan.
Beberapa istilah yang digunakan untuk merujuk pada tahap pertumbuhan dan perkembangan. Pubertas mengacu pada proses pematangan, hormonal, dan pertumbuhan yang terjadi ketika organ reproduksi mulai berfungsi dan karakteristik seks sekunder berkembang.

2.2       Tahap Perkembangan Remaja
Masa remaja membawa pergolakan fisik, emosional dan sosial. Sepanjang maturasi seksual, perasaan, peran, dan nilai baru harus diintegrasikan kedalam diri. Pertumbuhan yang cepat, yang diperhatikan oleh remaja dan orang lain adalah faktor penting dalam penerimaan dan perbaikan citra tubuh. Perkembangan konsep diri dan citra tubuh sangat berkaitan erat dengan pembentukan identitas.
Selama masa remaja awal, mulai timbul langkah tingkah laku implusif secara bertahap tanpa kemampuan kognitif untuk memahami penyebab tersebut masa remaja pertengahan (usia 14 hingga 16 tahun) ditandai dengan pertumbuhan kognitif yang cepat disertai dengan pemikiran operasional formal. Masa remaja akhir (usia 17 hingga 20 tahun) ditandai dengan terbentuknya identitas personal, Dimulainya dan dipertahankannya hubungan intim serta dimulainya perkembangan aturan fungsional didalam masyarakat.
Hubungan antara remaja dengan anggota keluarga cenderung merosot pada awal masa remaja meskipun hubungan-hubungan ini sering membaik menjelang berakhirnya masa remaja, terutama hubungan remaja-remaja putri terhadap anggota keluarganya. Meskipun sebagian besar remaja ingin sekali memperbaiki kepribadian dengan harapan meningkatkan status mereka didalam kelompok sosial, namun banyak kondisi yang mempengaruhi konsep diri berada diluar pengendalian mereka. Bahaya psikologis utama dari masa remaja berkisar disekitar keagagalan melaksanakan peralihan kearaah kematangan yang merupakan perkembangan terpenting dari masa remaja. Bidang-bidang dimana ketiakmatangan disebabkan kegagalan melakukan peralihan ke perilaku yang lebih matang yang paling umum adalah perilaku sosial, seksual dan moral, dan ketidakmatangan dalam hubungan keluarga.
            Remaja merupakan tahapan yang unik dari perkembangan yang terjadi antaraa usia 11-20 tahun, ketika bagian dalam pertumbuhan dan pembelajaran terjadi. Tugan perkembangan yang muncul dalam masaa remaja mengancam pertahanan diri. Mereka juga bisa menstimulus cara koping yang adaptif baru atau mengalami kemunduran dan respon koping maladaptive. Masalah lama mungkin pernah terjadi yang berkaitan dengan kemampuan koping remaja dan faktor lingkungan, mungkin dapat membantu atau menghalangi remaja yang berusaha untuk menyetujui dengan masalah itu.
            Kemampuan koping sebelumnya jika berhasil digunakan dengan baik dapat menunjukan adaptasi yang sehat dan fungsi remaja yang utuh. Yang paling utama, tetapi masih terlihat umum dari remaja menggambarkan itu sebagai masa konflik dan masalah yang besar yang dibutuhkan untuk kebutuhan personal nantinya. Banyak penelitian baru yang menganggap ini tidak benar, perubahan yang kompleks dalam perkembangan biologis, sosial dan emosional tidak dibutuhkan dalam konflik psikologis.
            Pada masa adolesen seorang remaja akhir akan mulai menentukan jalan hidupnya atau masa depannya dengan cara mulai memilih karir tertentu. Walaupun dalam pemilihan karir tersebut mereka masih mengalami kesulitan, ini wajar terjadi karena pada orang dewasa pun kerap kali masih terjadi perubahan orientasi karier dan kembali berusaha menyesuaikan diri dengan kerier barunya.
           
2.3       Ciri-ciri perkembangan Adolesen atau remaja akhir
Ciri-ciri remaja pada umumnya adalah
v  Perubahan Fisik Selama Remaja
      1. Perubahan eksternal 
·         Tinggi; perempuan mencapai tinggi yang matang pada usia 17 dan 18 tahun, sedangkan laki-laki setahun setelahnya. Tidak lengkapnya iminisasi pada waktu bayi juga akan mempengaruhi pertumbuhan tinggi anak. 
·         Berat; pertubuhan berat badan mengikiti pertumbuhan pada tinggi badan, yang mana berat badan itu menyebar keseluruh bagian tubung yang tadinya hanya mengandung sedikit lamak. 
·         Proporsi tubuh; berbagai anggota tubuh lama-kelamaan mencapai perbandingan yang seimbang 
·         Organ seks; oragan seks pada ermaja mencapai ukuran yang matang pada akhir madsa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai bebrapa tahun kemudian.
      2. Perubahan internal 
·         Sistem pencernaan; perut manjadi lebih panjang dan tidak lagi mambentuk pipa, usus bertanmbah panjang dan bertambah besar, otot-otot diperut dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan kuat, hati bertambah beratdan kerongkongan bertambah panjang. 
·         Sisitem peredaran darah; jantung tumbuh pesat pada usia 17 atau 18 tahun dengan berat 12 laki berat saat lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sedah matang. 
·         Sistem pernafasan; kapasitas paru-paru anak perempuan lebih matang pada usia 17 tahun, sedangkan laki-laki beberapa tahun kemudian. 
·         Sistem endokrin; kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan ketidakseimbangan semenatra dari seluruh system endokrin pada wal masa puber. Kelenjer-klnjer seks berkembang pesat dan berfungsi, mesipun belum mencapai ukuran matangsampai akhir masa remaja atau dewasa awal. 
·         Jaringan tubuh; perkembangan rangka berhenti apda usia 18 tahun, jaringan selain tulang terus berkembang sampai tulang mencapai ukuran matang, khususnya perkembangan jaringan otot pertumbuhan fisik
Emosinya tidak stabil ( masih labil )
Perkembangan Seksual sangat menonjol
Cara berfikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)
Terikat erat dengan kelompoknya
Secara teoritis beberapa tokoh psikologi mengemukakan tentang batas-batas umur remaja, tetapi dari sekian banyak tokoh yang mengemukakan tidak dapat menjelaskan secara pasti tentang batasan usia remaja karena masa remaja ini adalah masa peralihan. Masa remaja dapat dibagi menjadi dua periode yaitu :
1. Periode Masa Puber yaitu dari usia 12-18 tahun.
A. Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Cirinya:
- Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
- Anak mulai bersikap kritis
B. Masa Pubertas yaitu dari usia 14-16 tahun: masa remaja awal. Cirinya:
- Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
- Memperhatikan penampilan
- Sikapnya tidak menentu/plin-plan
- Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib
C. Masa Akhir Pubertas  yaitu dari usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen. Cirinya:
- Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya
- Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria
2. Periode Remaja Adolesen  yaitu dari usia 19-21 tahun.
Merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:
- Perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis
- Mulai menyadari akan realitas
- Sikapnya mulai jelas tentang hidup
- Mulai nampak bakat dan minatnya
2.4       Implementasi Perkembangan Adolesen Menutut Erik H. Erikson
Tahap kelima merupakan tahap adolesen (remaja), yang dimulai pada saat masa puber dan berakhir pada usia 18 atau 20 tahun. Masa Remaja (adolescence) ditandai adanya kecenderungan identity – Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan-kecakapan yang dimilikinya, dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas dari dirinya dan ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitas diri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada masing-masing anggota.
Pencapaian identitas pribadi dan menghindari peran ganda merupakan bagian dari tugas yang harus dilakukan dalam tahap ini. Menurut Erikson masa ini merupakan masa yang mempunyai peranan penting, karena melalui tahap ini orang harus mencapai tingkat identitas ego, dalam pengertiannya identitas pribadi berarti mengetahui siapa dirinya dan bagaimana cara seseorang terjun ke tengah masyarakat. Lingkungan dalam tahap ini semakin luas tidak hanya berada dalam area keluarga, sekolah namun dengan masyarakat yang ada dalam lingkungannya. Masa pubertas terjadi pada tahap ini, kalau pada tahap sebelumnya seseorang dapat menapakinya dengan baik maka segenap identifikasi di masa kanak-kanak diintrogasikan dengan peranan sosial secara aku, sehingga pada tahap ini mereka sudah dapat melihat dan mengembangkan suatu sikap yang baik dalam segi kecocokan antara isi dan dirinya bagi orang lain, selain itu juga anak pada jenjang ini dapat merasakan bahwa mereka sudah menjadi bagian dalam kehidupan orang lain. Semuanya itu terjadi karena mereka sudah dapat menemukan siapakah dirinya. Identitas ego merupakan kulminasi nilai-nilai ego sebelumnya yang merupakan ego sintesis. Dalam arti kata yang lain pencarian identitas ego telah dijalani sejak berada dalam tahap pertama yaitu tahap bayi sampai seseorang berada pada tahap terakhir yaitu tahap tua. Oleh karena itu, salah satu point yang perlu diperhatikan yaitu apabila tahap-tahap sebelumnya berjalan kurang lancar atau tidak berlangsung secara baik, disebabkan anak tidak mengetahui dan memahami siapa dirinya yang sebenarnya ditengah-tengah pergaulan dan struktur sosialnya, inilah yang disebut dengan identity confusion atau kekacauan identitas.
Akan tetapi di sisi lain jika kecenderungan identitas ego lebih kuat dibandingkan dengan kekacauan identitas, maka mereka tidak menyisakan sedikit ruang toleransi terhadap masyarakat yang bersama hidup dalam lingkungannya. Erikson menyebut maladaptif ini dengan sebutan fanatisisme. Orang yang berada dalam sifat fanatisisme ini menganggap bahwa pemikiran, cara maupun jalannyalah yang terbaik. Sebaliknya, jika kekacauan identitas lebih kuat dibandingkan dengan identitas ego maka Erikson menyebut malignansi ini dengan sebutan pengingkaran. Orang yang memiliki sifat ini mengingkari keanggotaannya di dunia orang dewasa atau masyarakat akibatnya mereka akan mencari identitas di tempat lain yang merupakan bagian dari kelompok yang menyingkir dari tuntutan sosial yang mengikat serta mau menerima dan mengakui mereka sebagai bagian dalam kelompoknya.
Kesetiaan akan diperoleh sebagi nilai positif yang dapat dipetik dalam tahap ini, jikalau antara identitas ego dan kekacauan identitas dapat berlangsung secara seimbang, yang mana kesetiaan memiliki makna tersendiri yaitu kemampuan hidup berdasarkan standar yang berlaku di tengah masyarakat terlepas dari segala kekurangan, kelemahan, dan ketidakkonsistennya. Ritualisasi yang nampak dalam tahap adolesen ini dapat menumbuhkan ediologi dan totalisme Di bawah ini merupakan beberapa perkembangan yanremaja dialami oleh seorang remaja yaitu:

Perkembangan kognitif :
Pase remaja merupakan masa pertumbuahan otak mencapai kesempunaan sistem sarap dapat memproses impormasi berkembang lebih cepat.
Mampu merencanakan dan mengerjakan tingkat tinggimampu mempertmbangkan moral dan tingkat kesadaran yang baru. Yang kemudian dengan kekuatan baru tersebut dalam penalaran yang dimilikinya menjadikan remaja mampu berbuat pertimbangan dan melakukan perdebatan sekitar topik-topik abstrak tentang manusia, kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan keadilan.

Pengembangan dalam pengambilan keputusan :
Dalam pengambilan keputusan ini remaja tua lebih berkopenten dari pada remaja yang lebih muda, sekaligus lebih kopenen dibanding dengan usia SD.

Perkembangan pemahaman tentang agama :
Moral dan agama merupak hal kognitif yang harus dibangun karena merupakan yang kognitif dalam kajian psikologi. Karena agama merupakan sebuah kerangka moral sehingga membuat seseorang mampu membadingkan tingkah lakunya. Masa remaja akan semakin luas pemahan nya tentang agama sehingga dalam ulasan nya tentang kebebasan, pemahaman dan penghayatan, memliki sifat keabtrakan. Sehingga bisa mpertimbangkan dengan seksama melalui naluri dan intuisinya.
 2.5  Refrensi lima tahun terakhir
Refrensi mengenai remaja akhir dari tahun 2008 sampai 2012
           pada tahun ini kasus-kasus kenakalan remaja mulai bermunculan, dari kasus yang bersifat kekerasan sampai pelecehan seksual. Dari tahun ke tahun kasus-kasus kenakalan remaja mulai meningkat secara drastis sampai ada kasus pembunuhan yang salah satu pelakunya adalah seorang remaja yang masih duduk di bangku sekolah.  Semakin pesatnya perkembangan jaman dari tahun ke tahun semakin berbeda pula cara pergaulan dari  para remaja itu sendiri. Remaja jaman sekarang  cenderung mengikuti cara bergaul yang dianggap menjadi trend masa kini tanpa memikirkan dampak dari prilakunya tersebut. Pada tahun ini (2012) anak SD yang masih berumur sekitar 7-11 tahun sudah mulai belajar untuk memikat lawan jenisnya, apalagi anak SD jaman sekarang sudah mulai menggunakan bahasa yang sering digunakan oleh remaja jaman sekarang seperti : gue dan loe. Menurut kami anak-anak muda jaman sekarang mengalami masa pubertas lebih awal dari umurnya, hal ini diakibatkan oleh pergaulan anak muda jaman sekarang yang sudah meluas tanpa mengenal usia. Anak SD sekarang banyak bergaul dengan anak SMA hal inilah yang mengakibatkan terjadinya pendewasaan yang lebih awal atau terjadi lebih awal.
   Pearanan orang tua sangat diperlukan untuk membimbing anak remajanya untuk bisa menentukan mana hal yang patut dia lakukan dan yang pantas dia lakukan. Apalagi pada jaman sekarang orang tua harus benar-benar aktif dalam mengawasi pergaulan anaknya, bukan hanya dengan memberiakn anaknya uang tapi juga harus benar-benar mengawasi dengan siapa anaknya bergaul dan bagaimana pergaulan anaknya di laur sana.
 Remaja akhir atau seorang yang sudah mulai menuju kedewasaan atau yang sudah memikirkan masa depannya pada tahun ini remaja akhir masih fokus terhadap masa depannya dan belum memikirkan kesenangan yang  bersifat hanya sementara. Namun menurut kami masih banyak remaja yang tidak terlalu memikirkan ke depannya, mereka hanya memikirkan hidupnya yang sekarang yang sedang mereka jalani, mereka hanyaa mementingkan kesenangan yang hanya sesaat mereka rasakan tanpa memikirkan hasil daari perbuatan yang mereka lakukan, sekarang mereka memang tidak menyesal akan perbuatannya tapi nanti? 

BAB III
PENUTUP
3.1               Kesimpulan
Dari laporan ini kami dapat menyimpulkan bahwa perkembangan adolesen merupakan perkembangan dimana seseorang remaja mengalami akhir masa pubernya. Adolesen atau remaja adalah kelompok manusia yang telah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh ketergantungan dan menuju masa pembentukan tanggung jawab. Seorang remaja dikatakan sudah masuk kedalam tahapan perkembangan adolesen apabila seorang remaja sudah  mampu menentuakan jalan hidup kedepannya atau masa depannya dan mulai tau bakat serta minatnya.
3.2               Saran
Dari laporan ini kami dapat memberikan saran
Sebaiknya seorang remaja yang sudah memasuki masa adolesen lebih memperhatikan hal apa yang akan dia kerjakan, karena apa yang dia kerjakan akan menentukan kesuksesanya kedepan .

DAFTAR REFRENSI

Desmita, Psikologi Perkembangan, PT Remaja Rosda Karya, Bandung 2006.
http:/h2dy.wordpress.com
Sukmadinata, Nana S. (1995). Psikologi Pendidikan. Bandung.
Seifert l.K. & Hafftong, J. R. (1991). Child & Adolescent Development, Second Edition. Boston : Houghton Mifflin Co.
Yusuf. Syamsu. (2000). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda Karya

0 comments:

Post a Comment