TUGAS
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
“CIRI-CIRI
DAN IMPLEMENTASAI PERKEMBANGAN ADOLESEN”
KATA
PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur saya panjatkan kepada
Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya penulis
bisa menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada
dosen mata kuliah yang telah memberikan kesempatan untuk membuat makalah ini
guna menambah wawasan kami sebagai mahasiswa.
Dalam makalah sederhana ini,
penulis hendak membahas mengenai Ciri-ciri dan Implementasi Perkembangan
Adolesen yang tiada lain merupakan bagian dari ajaran Perkembangan Peserta
Dididik,
Penulis sangat berterima kasih jika kiranya para
pembaca berkehendak memberikan saran atau kritik guna menyempurnakan makalah
sederhana ini. Kesempurnaan makalah ini akan melebarkan terbukanya jendela
pengetahuan mengenai ciri-ciri dan implementasi perkembangan adolesen bagi kita
semua. Semoga makalah ini benar-benar dapat bermanfaat bagi para pembaca
sekalian.
Om Santih Santih Santih Om.
Denpasar,
23 Mei 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………… ii
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………… 1
Latar Belakang……………………………………………………………….. 1
Rumusan Masalah……………………………………………………………. 2
Tujuan ……………………………………………………………………….. 2
Manfaat………………………………………………………………………. 2
BAB II
PENJELASAN KONSEP……………………………………………………. 3
BABII
PENUTUP……………………………………………………………………. 12
Kesimpulan dan Saran………………………………………………………... 12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Remaja
atau adolesen adalah perkembangan selama
individu menalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan,
biasanya antara usia 13-20 tahun. Iatilah adolesaen biasanya menunjukan
maturasi psikologis individu, ketika pubertas menunjukan titik dimana
reproduksi dapat terjadi. Perubahan hormonal pubertas mengakibatkan perubahan
penampilan pada orang muda, dan perkemembangan mental mengakibatkan untuk
menghipotesis dan berhadapan dengan abstraksi.
Remaja
adalah masa transisi usia ketika seseorang belum dewasa tetapi juga sudah tidak
anak-anak. Banyak yang mengangkat masa remaja adalah pusat perkembangan
kepribadian. Perawatan jiwa memfokuskan perawatannya terhadap perpindahan
mereka kearaah yang dewasa, aspek sosial, emosional, dan fisik dari keputusan
mereka didalaam keluarga, sekolah dan kelompok (Stuart & Laraia, 2005).
Masa
remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Masa
pematangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional yang cepat. Batas-batas yang
cepat dari remaja sulit untuk didefinisikan, namun periode ini adalah lazim
dipandang sebagaai dengan munculnya tahapan karakteristik seks sekunder pada
usia 11 atau 12 tahun dan berakhir dengan penghentian pertumbuhan tubuh pada
usia sekitar 18 sampai 20 tahun.
Masa
remaja bisa disebut sebagai masa sosial karena sepanjang masa remaja hubungan
sosial akan semakin tampak jelas dan sangat dominan.
1.2
Rumusan
masalah
1. Ciri-ciri
perkembangan apa sajakah yang harusnya kita ketahui pada tingkat remaja?
2. Secara teoritis ada berapa tokoh psikologi yang mengemukakan
tentang batas-batas umur remaja ? tetapi dari sekian banyak tokoh yang
mengemukakan tidak dapat secara pasti tentang batasan usia pada remaja.
3. Bagaimanakah refrensi perkembangan adolesen selama lima tahun
terakhir ?
1.3
Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari laporan ini
adalah:
1. Mengetahui
ciri-ciri perkembangan pada remaja
2. Mengetahui
refrensi remaja lima tahun terakhir
1.4
Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah :
Untuk mengetahui ciri-ciri dari perkembangan
adolesen dan refrensinya selama lima tahun terakhir.
BAB
II
PENJELASAN
KONSEP
2.1
Pembahasan
Menurut
Hasan Basri Adolesen atau remaja adalah kelompok manusia yang telah
meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh ketergantungan dan menuju masa
pembentukan tanggung jawab. Fase perkembangan remaja dikenal dengan masa strom
and stress, frustasi dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan
melamun tentang cinta, dan perasaan tereanilasi (tersisihkan) dari kehidupan
sosial budaya orang dewasa.
Kata
remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescent yang berarti to grow atau to
grow maturity. Banyak tokoh yang memberikan definisi tentang remaja, seperti De
Brum mendefinisikan remaja sebagai periode perrumbuhan antara masa kanak-kanak
dengan masa dewasa. Remaja adalah masa transisi usia ketika seseorang belum
dewasa tetapi juga sudah tidak anak-anak. Banyak yang mengangkat masa remaja
adalah pusat perkembangan kepribadian. Perawatan jiwa memfokuskan perawatannya
terhadap perpindahan mereka kearaah yang dewasa, aspek sosial, emosional, dan
fisik dari keputusan mereka didalaam keluarga, sekolah dan kelompok (Stuart
& Laraia, 2005).
Masa
remaja adalah masa transisi antara masa
kanak-kanak dengan masa dewasa. Masa pematangan fisik, kognitif, sosial, dan
emosional yang cepat. Batas-batas yang cepat dari remaja sulit untuk
didefinisikan, namun periode ini adalah lazim dipandang sebagaai dengan
munculnya tahapan karakteristik seks sekunder pada usia 11 atau 12 tahun dan
berakhir dengan penghentian pertumbuhan tubuh pada usia sekitar 18 sampai 20
tahun.
Masa remaja bisa disebut sebagai
masa sosial karena sepanjang masa remaja hubungan sosial akan semakin tampak
jelas dan sangat dominan.
Beberapa istilah yang digunakan
untuk merujuk pada tahap pertumbuhan dan perkembangan. Pubertas mengacu pada
proses pematangan, hormonal, dan pertumbuhan yang terjadi ketika organ
reproduksi mulai berfungsi dan karakteristik seks sekunder berkembang.
2.2
Tahap Perkembangan Remaja
Masa
remaja membawa pergolakan fisik, emosional dan sosial. Sepanjang maturasi
seksual, perasaan, peran, dan nilai baru harus diintegrasikan kedalam diri.
Pertumbuhan yang cepat, yang diperhatikan oleh remaja dan orang lain adalah
faktor penting dalam penerimaan dan perbaikan citra tubuh. Perkembangan konsep
diri dan citra tubuh sangat berkaitan erat dengan pembentukan identitas.
Selama
masa remaja awal, mulai timbul langkah tingkah laku implusif secara bertahap
tanpa kemampuan kognitif untuk memahami penyebab tersebut masa remaja
pertengahan (usia 14 hingga 16 tahun) ditandai dengan pertumbuhan kognitif yang
cepat disertai dengan pemikiran operasional formal. Masa remaja akhir (usia 17
hingga 20 tahun) ditandai dengan terbentuknya identitas personal, Dimulainya
dan dipertahankannya hubungan intim serta dimulainya perkembangan aturan
fungsional didalam masyarakat.
Hubungan
antara remaja dengan anggota keluarga cenderung merosot pada awal masa remaja
meskipun hubungan-hubungan ini sering membaik menjelang berakhirnya masa
remaja, terutama hubungan remaja-remaja putri terhadap anggota keluarganya.
Meskipun sebagian besar remaja ingin sekali memperbaiki kepribadian dengan
harapan meningkatkan status mereka didalam kelompok sosial, namun banyak
kondisi yang mempengaruhi konsep diri berada diluar pengendalian mereka. Bahaya
psikologis utama dari masa remaja berkisar disekitar keagagalan melaksanakan
peralihan kearaah kematangan yang merupakan perkembangan terpenting dari masa
remaja. Bidang-bidang dimana ketiakmatangan disebabkan kegagalan melakukan
peralihan ke perilaku yang lebih matang yang paling umum adalah perilaku
sosial, seksual dan moral, dan ketidakmatangan dalam hubungan keluarga.
Remaja merupakan tahapan yang unik
dari perkembangan yang terjadi antaraa usia 11-20 tahun, ketika bagian dalam
pertumbuhan dan pembelajaran terjadi. Tugan perkembangan yang muncul dalam
masaa remaja mengancam pertahanan diri. Mereka juga bisa menstimulus cara
koping yang adaptif baru atau mengalami kemunduran dan respon koping
maladaptive. Masalah lama mungkin pernah terjadi yang berkaitan dengan
kemampuan koping remaja dan faktor lingkungan, mungkin dapat membantu atau
menghalangi remaja yang berusaha untuk menyetujui dengan masalah itu.
Kemampuan koping sebelumnya jika
berhasil digunakan dengan baik dapat menunjukan adaptasi yang sehat dan fungsi
remaja yang utuh. Yang paling utama, tetapi masih terlihat umum dari remaja
menggambarkan itu sebagai masa konflik dan masalah yang besar yang dibutuhkan
untuk kebutuhan personal nantinya. Banyak penelitian baru yang menganggap ini tidak
benar, perubahan yang kompleks dalam perkembangan biologis, sosial dan
emosional tidak dibutuhkan dalam konflik psikologis.
Pada masa adolesen seorang remaja
akhir akan mulai menentukan jalan hidupnya atau masa depannya dengan cara mulai
memilih karir tertentu. Walaupun dalam pemilihan karir tersebut mereka masih
mengalami kesulitan, ini wajar terjadi karena pada orang dewasa pun kerap kali
masih terjadi perubahan orientasi karier dan kembali berusaha menyesuaikan diri
dengan kerier barunya.
2.3
Ciri-ciri perkembangan Adolesen atau remaja
akhir
Ciri-ciri
remaja pada umumnya adalah
v Perubahan
Fisik Selama Remaja
1. Perubahan eksternal
·
Tinggi;
perempuan mencapai tinggi yang matang pada usia 17 dan 18 tahun, sedangkan
laki-laki setahun setelahnya. Tidak lengkapnya iminisasi pada waktu bayi juga
akan mempengaruhi pertumbuhan tinggi anak.
·
Berat;
pertubuhan berat badan mengikiti pertumbuhan pada tinggi badan, yang mana berat
badan itu menyebar keseluruh bagian tubung yang tadinya hanya mengandung sedikit
lamak.
·
Proporsi
tubuh; berbagai anggota tubuh lama-kelamaan mencapai perbandingan yang
seimbang
·
Organ
seks; oragan seks pada ermaja mencapai ukuran yang matang pada akhir madsa
remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai bebrapa tahun kemudian.
2. Perubahan internal
·
Sistem
pencernaan; perut manjadi lebih panjang dan tidak lagi mambentuk pipa, usus
bertanmbah panjang dan bertambah besar, otot-otot diperut dan dinding-dinding
usus menjadi lebih tebal dan kuat, hati bertambah beratdan kerongkongan
bertambah panjang.
·
Sisitem
peredaran darah; jantung tumbuh pesat pada usia 17 atau 18 tahun dengan berat
12 laki berat saat lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat
mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sedah matang.
·
Sistem
pernafasan; kapasitas paru-paru anak perempuan lebih matang pada usia 17 tahun,
sedangkan laki-laki beberapa tahun kemudian.
·
Sistem
endokrin; kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan
ketidakseimbangan semenatra dari seluruh system endokrin pada wal masa puber.
Kelenjer-klnjer seks berkembang pesat dan berfungsi, mesipun belum mencapai
ukuran matangsampai akhir masa remaja atau dewasa awal.
·
Jaringan
tubuh; perkembangan rangka berhenti apda usia 18 tahun, jaringan selain tulang
terus berkembang sampai tulang mencapai ukuran matang, khususnya perkembangan
jaringan otot pertumbuhan fisik
Emosinya tidak stabil (
masih labil )
Perkembangan Seksual sangat menonjol
Cara berfikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)
Terikat erat dengan kelompoknya
Secara
teoritis beberapa tokoh psikologi mengemukakan tentang batas-batas umur remaja,
tetapi dari sekian banyak tokoh yang mengemukakan tidak dapat menjelaskan
secara pasti tentang batasan usia remaja karena masa remaja ini adalah masa
peralihan. Masa remaja dapat dibagi menjadi dua periode yaitu :
1. Periode Masa Puber yaitu dari usia 12-18
tahun.
A. Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Cirinya:
- Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
- Anak mulai bersikap kritis
A. Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Cirinya:
- Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
- Anak mulai bersikap kritis
B. Masa
Pubertas yaitu dari usia 14-16 tahun: masa remaja awal. Cirinya:
- Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
- Memperhatikan penampilan
- Sikapnya tidak menentu/plin-plan
- Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib
- Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
- Memperhatikan penampilan
- Sikapnya tidak menentu/plin-plan
- Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib
C. Masa
Akhir Pubertas yaitu dari usia 17-18
tahun: peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen. Cirinya:
- Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya
- Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria
- Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya
- Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria
2. Periode Remaja
Adolesen yaitu dari usia 19-21 tahun.
Merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:
- Perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis
- Mulai menyadari akan realitas
- Sikapnya mulai jelas tentang hidup
- Mulai nampak bakat dan minatnya
Merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:
- Perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis
- Mulai menyadari akan realitas
- Sikapnya mulai jelas tentang hidup
- Mulai nampak bakat dan minatnya
2.4
Implementasi Perkembangan Adolesen Menutut
Erik H. Erikson
Tahap kelima merupakan tahap adolesen
(remaja), yang dimulai pada saat masa puber dan berakhir pada usia 18 atau 20
tahun. Masa Remaja (adolescence) ditandai adanya kecenderungan identity –
Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh
kemampuan dan kecakapan-kecakapan
yang dimilikinya, dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas
dari dirinya dan ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan
membentuk dan memperlihatkan identitas diri ini, pada para remaja sering sekali
sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh
lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan
identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan
dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya
mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap
peran yang diberikan kepada masing-masing anggota.
Pencapaian identitas pribadi dan menghindari
peran ganda merupakan bagian dari tugas yang harus dilakukan dalam tahap ini.
Menurut Erikson masa ini merupakan masa yang mempunyai peranan penting, karena
melalui tahap ini orang harus mencapai tingkat identitas ego, dalam
pengertiannya identitas pribadi berarti mengetahui siapa dirinya dan bagaimana
cara seseorang terjun ke tengah masyarakat. Lingkungan dalam tahap ini semakin
luas tidak hanya berada dalam area keluarga, sekolah namun dengan masyarakat
yang ada dalam lingkungannya. Masa pubertas terjadi pada tahap ini, kalau pada
tahap sebelumnya seseorang dapat menapakinya dengan baik maka segenap
identifikasi di masa kanak-kanak diintrogasikan dengan peranan sosial secara
aku, sehingga pada tahap ini mereka sudah dapat melihat dan mengembangkan suatu
sikap yang baik dalam segi kecocokan antara isi dan dirinya bagi orang lain,
selain itu juga anak pada jenjang ini dapat merasakan bahwa mereka sudah
menjadi bagian dalam kehidupan orang lain. Semuanya itu terjadi karena mereka
sudah dapat menemukan siapakah dirinya. Identitas ego merupakan kulminasi
nilai-nilai ego sebelumnya yang merupakan ego sintesis. Dalam arti kata yang
lain
pencarian identitas ego telah dijalani sejak
berada dalam tahap pertama yaitu tahap bayi sampai seseorang berada pada tahap terakhir
yaitu tahap tua. Oleh karena
itu, salah satu point yang perlu diperhatikan yaitu apabila tahap-tahap
sebelumnya berjalan kurang lancar atau tidak berlangsung secara baik,
disebabkan anak tidak mengetahui dan memahami siapa dirinya yang sebenarnya
ditengah-tengah pergaulan dan struktur sosialnya, inilah yang disebut dengan
identity confusion atau kekacauan identitas.
Akan tetapi di sisi lain jika kecenderungan
identitas ego lebih kuat dibandingkan dengan kekacauan identitas, maka mereka
tidak menyisakan sedikit ruang toleransi terhadap masyarakat yang bersama hidup
dalam lingkungannya. Erikson menyebut maladaptif ini dengan sebutan
fanatisisme. Orang yang berada dalam sifat fanatisisme ini menganggap bahwa
pemikiran, cara maupun jalannyalah yang terbaik. Sebaliknya, jika kekacauan
identitas lebih kuat dibandingkan dengan identitas ego maka Erikson menyebut
malignansi ini dengan sebutan pengingkaran. Orang yang memiliki sifat ini
mengingkari keanggotaannya di dunia orang dewasa atau masyarakat akibatnya
mereka akan mencari identitas di tempat lain yang merupakan bagian dari
kelompok yang menyingkir dari tuntutan sosial yang mengikat serta mau menerima
dan mengakui mereka sebagai bagian dalam kelompoknya.
Kesetiaan akan diperoleh sebagi nilai positif
yang dapat dipetik dalam tahap ini, jikalau antara identitas ego dan kekacauan
identitas dapat berlangsung secara seimbang, yang mana kesetiaan memiliki makna
tersendiri yaitu kemampuan hidup berdasarkan standar yang berlaku di tengah
masyarakat terlepas dari segala kekurangan, kelemahan, dan ketidakkonsistennya. Ritualisasi yang nampak dalam tahap adolesen
ini dapat menumbuhkan ediologi dan totalisme Di
bawah ini merupakan beberapa perkembangan yanremaja dialami oleh seorang remaja
yaitu:
Perkembangan
kognitif :
Pase remaja
merupakan masa pertumbuahan otak mencapai kesempunaan sistem sarap dapat
memproses impormasi berkembang lebih cepat.
Mampu merencanakan dan mengerjakan
tingkat tinggimampu mempertmbangkan moral dan tingkat kesadaran yang baru. Yang
kemudian dengan kekuatan baru tersebut dalam penalaran yang dimilikinya
menjadikan remaja mampu berbuat pertimbangan dan melakukan perdebatan sekitar
topik-topik abstrak tentang manusia, kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan
keadilan.
Pengembangan
dalam pengambilan keputusan :
Dalam
pengambilan keputusan ini remaja tua lebih berkopenten dari pada remaja yang
lebih muda, sekaligus lebih kopenen dibanding dengan usia SD.
Perkembangan
pemahaman tentang agama :
Moral dan
agama merupak hal kognitif yang harus dibangun karena merupakan yang kognitif
dalam kajian psikologi. Karena agama merupakan sebuah kerangka moral sehingga
membuat seseorang mampu membadingkan tingkah lakunya. Masa remaja akan semakin
luas pemahan nya tentang agama sehingga dalam ulasan nya tentang kebebasan,
pemahaman dan penghayatan, memliki sifat keabtrakan. Sehingga bisa
mpertimbangkan dengan seksama melalui naluri dan intuisinya.
2.5
Refrensi lima tahun terakhir
Refrensi mengenai remaja akhir dari tahun 2008
sampai 2012
pada tahun ini kasus-kasus kenakalan
remaja mulai bermunculan, dari kasus yang bersifat kekerasan sampai pelecehan
seksual. Dari tahun ke tahun kasus-kasus kenakalan remaja mulai meningkat
secara drastis sampai ada kasus pembunuhan yang salah satu pelakunya adalah
seorang remaja yang masih duduk di bangku sekolah. Semakin pesatnya perkembangan jaman dari
tahun ke tahun semakin berbeda pula cara pergaulan dari para remaja itu sendiri. Remaja jaman
sekarang cenderung mengikuti cara
bergaul yang dianggap menjadi trend masa kini tanpa memikirkan dampak dari
prilakunya tersebut. Pada tahun ini (2012) anak SD yang masih berumur sekitar
7-11 tahun sudah mulai belajar untuk memikat lawan jenisnya, apalagi anak SD
jaman sekarang sudah mulai menggunakan bahasa yang sering digunakan oleh remaja
jaman sekarang seperti : gue dan loe. Menurut kami anak-anak muda jaman
sekarang mengalami masa pubertas lebih awal dari umurnya, hal ini diakibatkan
oleh pergaulan anak muda jaman sekarang yang sudah meluas tanpa mengenal usia.
Anak SD sekarang banyak bergaul dengan anak SMA hal inilah yang mengakibatkan
terjadinya pendewasaan yang lebih awal atau terjadi lebih awal.
Pearanan orang tua sangat diperlukan untuk
membimbing anak remajanya untuk bisa menentukan mana hal yang patut dia lakukan
dan yang pantas dia lakukan. Apalagi pada jaman sekarang orang tua harus
benar-benar aktif dalam mengawasi pergaulan anaknya, bukan hanya dengan
memberiakn anaknya uang tapi juga harus benar-benar mengawasi dengan siapa
anaknya bergaul dan bagaimana pergaulan anaknya di laur sana.
Remaja akhir atau seorang yang sudah mulai
menuju kedewasaan atau yang sudah memikirkan masa depannya pada tahun ini
remaja akhir masih fokus terhadap masa depannya dan belum memikirkan kesenangan
yang bersifat hanya sementara. Namun
menurut kami masih banyak remaja yang tidak terlalu memikirkan ke depannya,
mereka hanya memikirkan hidupnya yang sekarang yang sedang mereka jalani,
mereka hanyaa mementingkan kesenangan yang hanya sesaat mereka rasakan tanpa
memikirkan hasil daari perbuatan yang mereka lakukan, sekarang mereka memang
tidak menyesal akan perbuatannya tapi nanti?
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari laporan ini kami dapat
menyimpulkan bahwa perkembangan adolesen merupakan perkembangan dimana seseorang
remaja mengalami akhir masa pubernya. Adolesen atau remaja adalah kelompok
manusia yang telah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh ketergantungan dan
menuju masa pembentukan tanggung jawab. Seorang remaja dikatakan sudah masuk
kedalam tahapan perkembangan adolesen apabila seorang remaja sudah mampu menentuakan jalan hidup kedepannya atau
masa depannya dan mulai tau bakat serta minatnya.
3.2
Saran
Dari laporan ini kami dapat memberikan saran
Sebaiknya
seorang remaja yang sudah memasuki masa adolesen lebih memperhatikan hal apa
yang akan dia kerjakan, karena apa yang dia kerjakan akan menentukan
kesuksesanya kedepan .
DAFTAR
REFRENSI
Desmita, Psikologi Perkembangan, PT Remaja
Rosda Karya, Bandung 2006.
http:/h2dy.wordpress.com
Sukmadinata,
Nana S. (1995). Psikologi Pendidikan. Bandung.
Seifert l.K.
& Hafftong, J. R. (1991). Child & Adolescent Development, Second
Edition. Boston : Houghton Mifflin Co.
Yusuf.
Syamsu. (2000). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda Karya
0 comments:
Post a Comment